WELCOME TO MY BLOG

Rabu, 21 November 2012

THE BEST FRIEND




THE BEST FRIEND


“Chanyeol, aku punya kabar buruk untukmu hari ini. Seohyun jatuh sakit dan harus di opname.” Kata Kris. Chanyeol dan Kris adalah dua orang yang bersahabat sejak kelas 1 SD. Kini mereka berdua bersekolah di SMPK BPK Penabur Bandung.
          “Bagaimana kalau hari ini kita semua menjenguk Seohyun?” Ajak Chanyeol kepada seluruh temannya di kelas. Yakni kelas 7I. Anak-anak di kelas 7I menyebut kelas mereka sendiri sebagai 7 Idiontzzz.  
          “Kami semua setuju.” Jawab seluruh murid 7I serempak. Mereka semua setuju karena mereka semua menyayangi Seohyun karena Seohyun adalah anak yang baik, rendah hati, pintar, juga cantik.
          Mereka semua berjanji akan bertemu di halaman sekolah sepulang sekolah nanti. Baru setelah itu mereka bersama-sama akan menuju ke rumah sakit. Sejak tadi, mereka semua sudah tidak sabar menanti bel pulang sekolah berdering. Tetapi sebelum bel sekolah berbunyi, mereka semua harus melewati pelajaran Biologi yang tidak mereka senangi. Hari ini, materi pelajaran Biologi adalah membedah katak.
          Di kelas 7I, tidak ada seorang muridpun yang menyukai pelajaran Biologi kecuali Seohyun. Gadis perempuan itu adalah satu-satunya orang di kelas 7I yang menyukai pelajaran Biologi.
          Pelajaran Biologi hari ini akan berlangsung selama dua setengah jam. Anak-anak tidak ada yang bisa membayangkan melihat bagian-bagian dalam tubuh katak. Karena melihat luarnya saja mereka semua sudah bergidik ngeri. Terutama Lay. Lay adalah anak kelas 7I yang paling jijik jika melihat katak. Berbeda sekali dengan Seohyun yang pecinta binatang terutama katak. Ia akan sangat senang jika bertemu dengan katak.
          Akhirnya tibalah saatnya pelajaran Biologi tersebut. Sebelum membedah katak, banyak anak-anak kelas 7I yang berpura-pura untuk ke belakang karena kebelet. Untunglah guru pelajaran Biologi, Pak Dio adalah seorang guru yang sangat baik hati. Setelah semua murid 7I kehabisan akal untuk mencari-cari alasan, Pak Dio segera memulai pelajaran Biologi.
          Sebelumnya, mereka setiap anak sudah ditugasi untuk membawa seekor katak hidup dari rumah mereka masing-masing. Setelah semua anak mengeluarkan katak yang mereka bawa dari rumah masing-masing, Pak Dio mulai membagikan jarum suntik yang sudah diisi dengan obat pembius dengan dosis yang sudah ditentukan. Pak Dio menyuruh semua murid untuk membius kataknya masing-masing dengan jarum suntik yang sudah diberi oleh Pak Dio melalui celah plastik.
          Setelah semua murid membius kataknya masing-masing dan memastikan katak milik mereka sudah terbius, semua murid disuruh untuk mengeluarkan katak milik mereka masing-masing dari plastik dan ditaruh di atas meja yang sudah diberi alas. Semua murid pun menuruti perintah dari Pak Dio. Setelah itu, mereka semua disuruh untuk membelek katak mereka masing-masing menggunakan pisau yang sudah disediakan dari sekolah.
          Baru saja melakukan tahap pertama itu, semua murid kelas 7I sudah bergidik ngeri.


 Terutama Lay si anti katak itu. Pak Dio yang melihat tingkah murid-muridnya itu hanya geleng-geleng kepala. Mereka belajar mengenai bagian dalam dari tubuh katak.
          Setelah pelajaran Biologi berjalan kurang lebih satu detengah jam, tiba-tiba dari belakang terdengar suara teriakan yang tak lain adalah suara Lay. Spontan semua orang yang ada di kelas itu melihat ke belakang. Lay masih tetap berteriak histeris. Semua orang yang melihat ke belakang ikut bergidik kecuali Pak Dio.
Katak milik Lay kembali tersadar dari biusan yang telah diberikan dan bersiap untuk loncat melarikan diri dari meja milik Lay. Dengan sigap Pak Dio berjalan ke belakang dengan membawa jarum suntik bekas membius tadi dan menusukkan jarum suntik tersebut langsung ke bagian jantungnya.
Setelah Pak Dio menusukkan jarum suntik ke bagian jantungnya, katak itu pun tidur dengan tenang untuk selama-lamanya. Anak-anak kelas 7I menangis tersedu-sedu melihat kejadian itu. Tapi ya mau tidak mau. Tidak ada cara lain selain menusuk jantungnya karena jika katak itu dibiarkan meloncat, kejadiannya akan lebih menakutkan lagi karena seluruh bagian dari katak itu akan keluar saat katak itu meloncat dan pada akhirnya katak itu juga akan mati seperti keadaanya saat ini.
Tak lama setelah itu, bel pulang sekolah pun berbunyi. Anak-anak langsung berhamburan ke luar kelas. Sesuai dengan perjanjian yang telah mereka buat saat istirahat tadi, mereka semua berkumpul di lapangan sekolah. Setelah sang ketua kelas yakni Sehun mengabsen mereka semua dan memastikan tidak ada yang tertinggal, mereka semua berangkat menuju rumah sakit Hasan Sadikin dengan menggunakan mobil Chanyeol dan Kris sebagai alat transportasi. Perjalanan dari SMPK BPK Penabur menuju rumah sakit Hasan Sadikin tidak terlalau jauh. Hanya sekitar 4 kilometer saja.
Saat melewati toko buah, mereka semua sepakat untuk turun sebentar membeli buah untuk diberikan kepada Seohyun saat tiba di rumah sakit nanti. Setelah membeli berbagai macam buah untuk Seohyun, mereka semua membayar di kasir menggunakan uang Sunny sahabat Seohyun dari TK. Setelah selesai membayar di kasir, mereka kembali naik mobil Chanyeol dan Kris untuk melanjutkan perjalanan.
Akhirnya saat yang mereka nantikan tiba. Di hadapan mereka, berdirilah gedung tinggi yang tak lain adalah rumah sakit Hasan Sadikin. Mereka segera memasuki gedung itu dan bertanya kepada suster letak ruangan dimana Seohyun dirawat. Ternyata Seohyun dirawat di ruang nomor 303. Ruangan 303 terletak di lantai 3.
Mereka semua naik lift untuk samai di lantai 3. Setelah sampai di lantai 3, mereka semua mencari ruangan nomor 303. Setelah menemukan ruangan nomor 303, Sunny mengetuk pintu kamudian membukanya. Terlihat di dalam ruangan tersebut ada Yuri dan Yoona yakni adik kembar dari Seohyun. Sedangkan ayah dan ibu dari Seohyun sedang keluar untuk membeli makanan guna makan mereka berlima. Yuri dan Yoona yang melihat kedatangan teman-teman dari kakaknya segera mempersilahkan mereka semua untuk masuk ke dalam ruangan tempat Seohyun dirawat.
Setelah dipersilahkan untuk masuk oleh Yuri dan Yoona, Sunny segera masuk ke dalam ruangan dimana sahabat terkasihnya dirawat. Ia segera berlari dan memeluk sahabatnya itu. Seohyun yang sedang berbaring di atas kasur rumah sakit, tersenyum melihat teman-teman yang dicintainya datang untuk menjenguknya. Ia segera bangkit dari tidurnya kemudian beranjak mengambil posisi duduk. Hyoyeon, teman sebangku Seohyun mewakili teman-temannya memberikan buah-buahan yang dalam perjalanan tadi mereka beli dengan uang Sunny. Seohyun mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada teman-temannya.
Teman-temannya, terutama Sunny sangat senang bisa membuat Seohyun tersenyum. Ternyata menurut hasil pemeriksaan dokter yang dilakukan kemarin lusa, Seohyun menderita penyakit demam berdarah dan typus. Mereka semua bercanda ria bersama Seohyun dengan maksud menghibur sekaligus memotivasi Seohyun agar cepat sembuh.
Ketika sedang bercanda ria bersama teman-temannya dan adik-adiknya, Seohyun terlihat sesak nafas sambil memegang dadanya. Dengan sigap Yoona berlari ke luar dan memanggil dokter. Sementara Yuri menjaga Seohyun di ruangannya. Tak lama kemudian Yoona kembali diikuti dokter dan suster di belakangnya. Dengan segera dokter memeriksa keadaan Seohyun.
Setelah dokter memeriksa keadaan Seohyun, tak lama kemudian dokter memberi instruksi kepada suster untuk memberi obat kepada Seohyun. Setelah selesai memberi instruksi kepada suster, dokter terlihat memanggil Yuri dan Yoona untuk ikut keluar dari ruangan bersamanya.
Setelah kurang lebih setengah jam bersama dokter, Yuri dan Yoona kembali ke dalam ruangan dengan wajah murung. Sunny, Taeyon, Tiffany dan Hyoyeon spontan bertanya tentang keadaan Seohyun kepada Yuri dan Yoona. Mereka berdua segera menjawab pertanyaan Sunny, Taeyon, Tiffany dan Hyoyeon dengan wajah yang masih murung.
“Kata dokter, penyakit asma Kak Seohyun mulai kambuh karena penyakit DBD dan typus yang terus menyerang tubuh Kak Seohyun” kata Yuri dan Yoona
“Memangnya Seohyun punya penyakit asma? Kok dia tidak pernah cerita kepada kami?” Jawab Sunny
“Kak Seohyun menderita asma sejak kelas 4 SD. Saat itu Kak Seohyun sedang berada di jalan raya dimana tiba-tiba ada motor berkecepatan tinggi lewat di hadapan Kak Seohyun. Saat itu Kak Seohyun sedang menunggu angkot untuk pulang ke rumah. Saat tiba di rumah, Kak Seohyun langsung memegang dadanya dan batuk-batuk. Segera oleh ayah dan ibu dibawa ke klinik Sentosa Sehat. Ketika Kak Seohyun selesai di periksa, dokter memberikan resep untuk ditebus di Apotik dan berkata bahwa Kak Seohyun menderita penyakit asma.” Kali ini Yoona yang menjawab pertanyaan Sunny.
“Kenapa kamu tidak pernah cerita sama kami semua Yun?” Tanya Hyoyeon kepada Seohyun.
“Aku tidak ingin membuat kalian semua kawatir karena aku menyayangi kalian semua melebihi aku menyayangi diriku sendiri.” Jawab Seohyun
“Kita semua kan sahabat. Jadi sudah seharusnya kita semua saling memberi tahu jika terjadi sesuatu pada diri kita.” Kata Tiffany
“Ya, aku tahu teman-teman. Maafkan aku ya... Aku berjanji, aku tidak akan mengulanginya lagi mulai sekarang.” Jawab Seohyun
Tak lama ketika mereka semua selesai ngobrol, ayah dan ibu Seohyun yakni Pak Baek Hyun dan Ibu Min-Ah  datang membawa makan siang.
“Siang Pa, Bu.” Sapa Sunny mewakili teman-temannya.
“Oh siang anak-anak. Ternyata ada kalian di sini. Sudah lama? Mengapa tidak bilang pada ibu kalau kalian ingin ke sini? Tahu begitu kan Ibu dan Bapak bisa membelikan makan siang untuk kalian. Iya kan Pak?”
“Iya. Mengapa kalian tidak bilang kepada kami?” Tanya Pak Baek Hyun.
“Sudah Bu, kami sudah agak lama di sini. Gak usah repot-repot kok Bu, Pa. Sebentar lagi juga kami akan pulang. Kasihan Seohyun. Dia juga perlu istirahat.” Jawab Tiffany mewakili teman-temannya.
“Ya sudah Bu, Pak, kami pulang dulu ya... Kapan-kapan kami pasti ke sini lagi kok..”  Janji Kai kepada Ibu dan Bapa Seohyun
“Ya sudah. Hati-hati di jalan ya anak-anak... Maaf dari tadi kami belum bisa menemani kalian di sini.” Jawab Ibu Min-Ah
“Tidak apa-apa kok Bu. Kami di sini kan hanya ingin menjenguk sahabat kami yang sedang sakit. Bukan untuk menuntut banyak hal kepada keluarga Bapak Baek Hyun dan Ibu Min-Ah.” Jawab Xiu Min mewakili teman-temannya.”
“Ya sudah. Kami pulang dulu ya Pak, Bu” Kata Luhan dan Sunny
“Cepat sembuh ya Yun.......” Kata teman-temannya serempak
“Makasih ya teman-teman. Kalian sudah menyempatkan waktu kalian untuk menjengukku.” Kata Seohyun
“Kami pulang dulu ya Yun... Kalau sempat kami pasti akan kembali ke sini.. Tapi jangan berharap kami akan kembali ke sini ya... Karena jika kamu menunggu kehadiran kami berarti kamu gak berharap untuk sembuh donkk... hahahaha.... Just Kidding... Dont be angry ya...” Kata Chen mengajak Seohyun bercanda
“Hahahaha.... Iya... Sekali lagi makasih ya teman-teman...”
“Iya... Sama-sama. God Bless You allways ya..” Kata Tao, Chen, dan Luhan.
“Bye...” Kata Sunny
“Bye...” Jawab Seohyun
Setelah mereka semua selesai menjenguk Seohyun, mereka semua kembali menaiki mobil Chanyeol dan Kris sebagai alat transportasi. Mereka berpisah di perempatan jalan dan kembali ke rumah masing-masing. Saat itu jam menunjukkan pukul 12.30 siang.
Setelah sampai di rumah, Tao segera mencari mamanya karena saat ia masuk memberi salam mamanya tidak menjawab. Padahal biasanya ketika Tao memberi salam, mamanya tidak pernah tidak menjawab salamnya.
Ia mencari mamanya ke dalam kamar mamanya tetapi tidak ada. Kemudian ia juga menanyakan kepada Bi So Jin tentang keberadaan mamanya karena biasanya jika mamanya pergi, mamanya akan selalu memberi kabar padanya tetapi kali ini tidak. Tao semakin panik karena masalah mamanya ini. Ternyata Bi So Jin juga tidak mengetahui keberadaan mamanya.
“Setahu Bibi, Nyonya Ji-Hae hari ini belum keluar rumah karena mobilnya sedang digunakan oleh Tuan.” Jawab Bi So Jin
Tao melanjutkan pencariannya terhadap mamanya di rumahnya dengan bertanya kepada Pak Junsu supir pribadi keluarganya.
Tetapi jawaban dari Pak Junsu mirip dengan jawaban Bi So-Jin
“Hari ini Nyonya Ji-Hae belum keluar dari rumah. Karena mobil yang satu sedang di service di bengkel Kawasaki tadi pagi dan yang satu sedang digunakan oleh Tuan.” Jawab Pak Junsu.
“Terima kasih atas keterangannya ya Pak” Kata Tao
“Sama-sama Tuan...” Jawab Pak Junsu
Setelah mendapat penjelasan dari Bi So Jin dan Pak Junsu, Tao menuju ke kamarnya dan segera merogoh kantung celananya untuk mengambil HP. Sesudah itu ia segera mencari nomor Chen sahabat sejatinya sejak kelas 2 untuk meminta bantuan.
Setelah menemukan nomor Chen, ia segera memencet tombol hijau bergambar telepon untuk menelepon Chen.
“Halo selamat siang. Benarkah ini dengan Chen?”
“Siang. Iya ini Chen. Ini Tao ya??”
“iya ini aku Tao. Aku ingin meminta bantuan kepadamu. Kamu lagi sibuk gak sekarang.”
“Gak kok aku gak lagi sibuk. Memangnya apa yang bisa aku bantu???”
“Kamu ke rumah aku aja sekarang. Biar aku jelasin di sini. Masalahnya panjang dan rumit. Jadi kalau aku beri tahu di sini akan sulit untuk di mengerti.”
“Oke. Aku ajak Chanyeol, Kris, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min dan Luhan.
“Iya. Cepat ya.. Ini sangat penting”
“Iya. Gak lama kok....”
Tak lama kemudian, Chen, Chanyeol, Kris, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min dan Luhan tiba di rumah Tao. Tao dengan tergesa-gesa segera menuju ke depan dan membukakan pintu untuk sahabat-sahabatnya kemudian mengajak mereka semua ke kamarnya.
“Tadi saat aku pulang, aku mengucapkan salam. Tapi ibu tidak menjawab salamku padahal biasanya ibu selalu menjawab salamku. Dan jikalau ibu pergi, ia selalu pamit dahulu kepadaku melalui cara apapun. Tapi kali ini Ibu sama sekali tidak memberi jejak sedikit pun.” Jelas Tao kepada teman-temannya.
“Kamu sudah tanyakan kepada Bi So Jin dan Pak Junsu?” Kata Chanyeol
“Sudah. Tapi mereka berdua sama-sama memberi keterangan bahwa hari ini Ibu belum keluar rumah.”
“Kamu sudah mencari di sini??” Jawab Kris
“Aku sudah mencari ke tempat di mana biasanya ibu berada. Seperti di kamarnya, di ruang keluarga, dan lain-lain.”
“Ya sudah. Bagaimana kalau sekarang kita cari lagi bersama-sama dengan tidak berpencar. Agar kita bisa saling mengingatkan jika ada satu sudut ruangan yang tidak sengaja terlewat” Usul Kai
“Oke. Kita mulai dari sana ya..”
“Oke”
Mereka bersama-sama mencari Ibu Ji-Hae yakni Ibu Tao mulai dari pintu masuk hingga ke lantai 5.
Saat mereka sampai di lantai 3 di mana di lantai 3 tersebut terletak kamar Ibu Ji-Hae, mereka semua tidak sadar bahwa ada 1 ruangan yakni kamar mandi yang mereka lewatkan tanpa di lihat.
Saat mereka semua sudah sampai di lantai 4, Sehun teringat dengan kamar mandi di mana jika mereka bermain ke rumah Tao dan ingin ke kamar mandi, selalu kamar mandi itu yang mereka gunakan. Sehun segera mengingatkan teman-temannya dengan kamar mandi yang sedang ada di benaknya.
Tao dan teman-temannya segera berlari menuju lantai 3 di mana kamar mandi itu terletak. Saat di buka, kamar mandi itu terkunci dari dalam dan tidak bisa dibuka oleh mereka semua. Itu artinya, Ibu Ji-Hae berada di dalam kamar mandi dan terjadi seduatu dengannya. Saking paniknya, Tao segera membuka paksa pintu kamar mandi itu.
Betapa kagetnya ia dan teman-temannya setelah Tao berhasil membuka paksa pintu kamar mandi itu. Mereka semua menyaksikan kejadian yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka semua melihat Ibu Ji-Hae tergeletak di lantai kamar mandi dengan mulut terbuka dan mengeluarkan busa.
Dengan segera Tao dan teman-temannya membawa Ibu Ji-Hae ke mobil Chanyeol dan segera membawanya ke rumah sakit Hasan Sadikin tempat Seohyun dirawat.
Setelah diperiksa dokter, ternyata Ibu Ji-Hae oferdosis obat penahan sakit di kepalanya sehingga Ibu Ji-Hae harus diopname di ruangan 304. Tao tak henti-hentinya menangis di samping ibunya. Tetapi untunglah Tao mempunyai teman-teman yang sangat setia kepadanya. Sehingga ia sudah tak terlalu sedih lagi karena ada sahabat-sahabatnya yang siap memberikan hiburan dan motivasi kepada Tao.
Ketika hari semakin sore, teman-temannya pamit untuk pulang karena takut ibu mereka kawatir dengan keadaan mereka dan berjanji besok mereka semua akan kembali ke sini. Tak lama setelah teman-temannya pulang, terdengar pintu diketuk. Ternyata Seohyun.
“Tao, jangan bersedih terus ya... Aku yakin, ibumu pasti sebentar lagi akan sadarkan diri dan akan cepat sembuh dari sakitnya.”
“Makasih ya.. Kamu memang sahabat yang baik. Padahal kamu lagi sakit. Tapi kamu masih bisa menyempatkan waktu istirahatmu untuk menjenguk ibuku.”
“Sebagai sahabat, kita harus saling membantu. Tadi siang juga kamu sudah menyempatkan waktumu untuk menjengukku kan??? Sekarang biarkan aku untuk membalas budi padamu.”
Ketika mereka berdua sedang  bercakap-cakap, tiba-tiba tangan Tao ada yang menggenggam. Ternyata yang menggenggam tangan Tao adalah Ibu Ji-Hae. Ibu Ji-Hae telah sadarkan diri. Tao yang melihat itu sangat senang. Ia lalu memeluk dan mencium ibunya. Seohyun yang melihat itu juga ikut senang. Ia segera memberi salam pada Ibu Ji-Hae. Ibu Ji-Hae yang melihat kedatangan Seohyun segera menjawab salam Seohyun kemudian berterima kasih karena walaupun sedang sakit Seohyun bersedia untuk datang menjenguknya.
          Karena merasa hari sudah malam, Seohyun berpamitan kepada Ibu Ji-Hae dan Tao untuk kembali ke ruangannya. Setelah berpamitan kepada Ibu Ji-Hae dan Tao, Seohyun pun kembali ke ruangan tempat ia dirawat. Setelah Seohyun meninggalkan ruangan tempat Ibu Ji-Hae dirawat, Tao pamit keluar untuk membeli makanan untuk ia dan ibunya.
          Setelah Tao keluar dari ruangan tempat ibunya dirawat, tak lama kemudian terdengar pintu diketuk. Ibu Ji-Hae mempersilahkan orang yang ada di balik pintu tersebut untuk masuk ke dalam ruangannya. Ternyata yang mengetuk pintu barusan adalah suster rumah sakit. Ia ingin memberi obat kepada Ibu Ji-Hae. Obat itu harus diminum setelah selesai makan malam.
          Tak lama setelah suster itu memberikan obat kepada Ibu Ji-Hae,Tao kembali ke ruangan membawa keresek yang berisi makanan untuk ia dan ibunya. Setelah suster yang tadi memberi obat keluar dari ruangan, Tao membuka keresek itu dan mengeluarkan isinya. Ternyata Tao membelikan makanan kesukaan ibunya yang tak lain adalah sayur asam. Dengan semangat Ibu Ji-Hae melahap habis makanan yang diberikan oleh Tao.
          Setelah selesai menyantap makanan yang diberikan oleh Tao, Ibu Ji-Hae mandi malam. Tak lama setelah Ibu Ji-Hae selesai mandi, ia dan Tao beristirahat agar esoknya bisa bangun dengan segar. Tetapi sebelumnya mereka berdua tidak lupa berdoa sebelum tidur agar Tuhan YME melindungi mereka hingga mereka bangun di keesokkan hari yang akan datang.
          Karena tidak disediakan tempat tidur untuk yang menunggu, Tao tidur di sofa yang ada di kamar Ibu Ji-Hae.

          Keesokan harinya, ketika Tao terbangun dari tidur nyenyaknya semalam, ia melihat HP nya. Ternyata, saking nyenyak tidurnya, ia tidak mendengar bunyi SMS dari teman-temannya yang ternyata semuanya berjumlah 10 SMS. Ternyata, 3 dari Kai, 2 dari Kris, 4 dari Chanyeol, dan 1 dari Luhan. Mereka semua ingin menjenguk Ibu Ji-Hae sekalian menjenguk Seohyun makanya mereka semua menanyakan apakah Tao dan Ibu Ji-Hae sudah belum ataukah belum terbangun dari tidurnya.
          Menyadari hal itu, ia segera beranjak dari sofa dan menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Kemudian ia meminta kepada pihak rumah sakit agar dibuatkan sarapan untuk ia dan ibunya. Sementara menunggu sarapan untuknya dan ibunya jadi, Tao menggunakan kesempatan itu untuk mandi agar ketika teman-temannya datang ia sudah tidak terlihat baru bangun tidur. Rencananya teman-temannya akan datang menjenguk ibunya pukul sembilan karena hari ini adalah hari Minggu.
          Setelah selesai mandi, Tao menggunakan baju oleh-oleh yang diberikan oleh Tiffany sewaktu berlibur ke Bali. Tak lama setelah Tao keluar dari kamar mandi, terdengar pintu diketuk. Tao segera membukakan pintu dan mempersilahkan orang yang berada di luar untuk masuk. Ternyata orang tersebut adalah suster yang ingin mengantarkan sarapan yang belum lama dipesan oleh Tao.
“Permisi Tuan, ini sarapan yang barusan dipesan oleh Tuan.”
“Iya. Terima kasih. Apa menu sarapan untuk hari ini?”
“Menu sarapan untuk hari ini adalah nasi goreng spesial Tuan. Setelah Ibu Ji-Hae selesai sarapan, tolong hubungi kami agar pihak rumah sakit bisa memberikan obat untuk Ibu Ji-Hae.”
“Ya sudah. Terima kasih.”
“Sama-sama Tuan.”
Setelah suster rumah sakit yang mengantarkan sarapan untuk Tao dan Ibu Ji-Hae keluar dari ruangan Ibu Ji-Hae, Tao segera membangunkan Ibunya untuk menyantap menu sarapan hari ini bersamanya.
Ibunya segera bangun dan mencuci mukanya di kamar mandi agar terlihat lebih fresh. Setelah mencuci muka, Ibu Ji-Hae segera menyantap menu sarapannya bersama Tao. Mereka selesai menyantap menu sarapan mereka pada pukul setengah sembilan. Tao segera menyuruh ibunya utuk mandi terlebih dahulu karena sebentar lagi teman-temannya akan datang menjenguk ibunya.
Tak lama setelah ibunya selesai mandi, terdengar suara pintu diketuk. Tao segera membukakan pintu. Ternyata teman-temannya sudah datang. Tetapi Tao merasa ada yang kurang di antara sahabat-sahabatnya yang datang hari ini.
“Kok aku merasa ada yang tidak hadir ya di antara kalian semua.”
“Iya. Kamu benar Tao. Sunny hari ini tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga mendadak di Jakarta.” Jawab Chanyeol
“Ohhhh....”
“Kamu tidak marah terhadap Sunny karena ia tidak bisa hadir saat ini kan??” Tanya Kris
“Tidak kok. Aku bisa memakluminya.”
“Baguslah kalau begitu”
Ketika mereka semua sedang asyik berbicara, tiba-tiba terdengar suara deringan HP. Ternyata HP Tao berdering. Ada yang menelepon. Tao bergegas meraih HP nya dan melihat siapa yang menelepon dirinya. Ternyata yang menelepon dirinya adalah Sunny.
“Halo Tao, maaf ya aku tidak bisa datang untuk menjenguk ibumu karena aku ada urusan keluarga mendadak di Jakarta.”
          “Gak apa-apa kok. Aku bisa mengerti kondisimu.”
“Tapi kamu tidak marah kepadaku kan?”
“Tidak. Buat apa aku marah terhadap kamu? Itu kan juga bukan salahmu. Kamu kan tidak mengetahui bahwa ini semua akan terjadi. Jadi apa yang harus dipersalahkan?”
          “Terima kasih ya Tao. Kamu bisa mengerti kondisiku."
“Kita kan sahabat. Jadi kita semua harus saling mengerti keadaan satu sama lain. Kejadian ini kan terjadi tanpa disengaja.”
“Ya sudah. Sudah dulu ya... Aku ingin ke rumah nenekku dulu.”
“Bye...”
“Bye...”
Sahabat-sahabat Tao menjenguk Ibu Ji-Hae selama kurang lebih dua setengah jam. Setelah mereka berpamitan kepada Ibu Ji-Hae, mereka semua menjenguk Seohyun di ruangan 303. Ternyata Seohyun sedang buang air di kamar mandi. Sambil menunggu Seohyun keluar dari kamar mandi, mereka semua termasuk Tao mengobrol.
“Tao, besok kan di sekolah ada test menyanyi. Kamu masuk sekolah gak?” Tanya Suho
“Inginnya sih begitu. Tapi siapa yang akan menjaga mamaku di rumah sakit?”
“Tenang Tuan. Hari ini Ibu Ji-Hae sudah bisa pulang ke rumah karena keadaannya sudah membaik. Hanya saja Ibu Ji-Hae masih membutuhkan banyak istirahat di rumah. Jadi Tuan tidak perlu kawatir lagi.” Tiba-tiba  suster dari pihak rumah sakit yang ternyata bernama Jessica muncul membawa kabar gembira itu.
“Makasih ya sus atas kabar gembira ini.”
“Sama-sama.”
“Kapan ibu saya bisa dibawa pulang dari sini?”
“Setelah Tuan menyelesaikan biaya administrasi dan Ibu Ji-Hae meminum obatnya.”
Tak lama satelah mereka berbincang-bincang tentang kabar gembira ini, Seohyun keluar dari kamar mandi. Seohyun ternyata mendengar semua pembicaraan mereka semua dari kamar mandi. Ia pun memberikan selamat kepada Tao dan mengucapkan terima kasih kepada semuanya karena telah mau menjenguk dirinya kembali padahal esoknya mereka semua akan ada test menyanyi di sekolah.
Tak lama, terdengar bunyi SMS di HP Seohyun. Dengan segera, Seohyun segera meraih HP nya yang ia simpan di meja kecil yang ada di sebelah tempat tidurnya. Ternyata SMS itu dari Sunny.
“Maaf ya Yun. Hari ini aku tidak bisa datang menjengukmu. Apakah kamu marah kepadaku? Kok sejak tadi aku meneleponmu tetapi tidak ada jawaban darimu. Ini adalah usaha terakhirku untuk mengucapkan maaf kepadamu. Tidak ada cara lain lagi untuk aku meminta maaf kepadamu. Aku harap kamu akan menjawab usaha terakhirku ini. Sekali lagi aku minta maaf karena aku ada urusan keluarga mendadak di Jakarta. Nenekku pukul 8 pagi tadi telah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu aku tidak sempat mampir dan mengucapkan maaf kepada kalian. Aku harap kamu mau memaafkanku”
Setelah membaca SMS dari Sunny, Seohyun sangat menyesal karena sejak tadi ia tidak mendengar bunyi telepon dari Sunny hingga ia merasa sangat bersalah kepadanya. Padahal ia baru saja tertimpa musibah. Oleh karena itu, ia segera membalas SMS dari Sunny.
“Justru seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu. Sebenarnya aku tidak mendengar suara handphoneku karena aku sedang di kamar mandi untuk buang air. Tetapi mengapa kamu tidak memberi tahu kami tentang kabar buruk itu? Kita kan sahabatmu. Kita pasti akan berusaha untuk menghiburmu bahkan siapa tahu kami semua bisa datang untuk melayat nenekmu. Karena sebenarnya aku dan Ibu Ji-Hae telah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Maaf karena kami baru bisa menyampaikan kabar ini kepadamu. Jadi, bolehkah kami ikut  melayat nenekmu? Aku mohon agar kamu mengijinkannya.”
Setelah membalas SMS Sunny, Seohyun segera menyampaikan kabar duka itu kepada sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabatnya berharap agar Sunny mengijinkan mereka semua untuk ikut melayat neneknya.
Tidak lama, terdengar kembali deringan HP Seohyun. Ia segera meraih kembali HP nya yang tadi telah ia simpan di meja kecil di sebelah tempat tidurnya.
“Ohh... Jadi kamu dan Ibu Ji-Hae sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit? Selamat ya... Aku tidak melarang kalau kalian ingin ikut melayat nenekku. Tapi bukannya kamu masih perlu banyak istirahat? Terima kasih ya... Kalian memang sahabat sejati. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidupku tanpa kalian semua. Mungkin sekarang aku sudah terlalu larut dalam kesedihan ini. Kalian tahu sendiri kan... Aku sangat dekat dengan nenekku. Apalagi ketika ayahku sudah tiada dan ibuku sedang ada di China saat itu. Nenekkulah yang menghiburku dan mendengarkan semua isak tangisku selama beberapa hari itu. Sejak saat itu lah aku menjadi sangat dekat dengan nenekku. Ia adala segalanya bagiku. Hari ini aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai.”
Setelah membaca SMS dari Sunny, mata Seohyun dan sahabat-sahabatnya merasakan cairan hangat yang keluar dari mata mereka. Mereka semua berencana untuk segera menuju Jakarta ketika Sohyun dan Ibu Ji-Hae diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Rencananya mereka semua akan pergi ke Jakarta menggunakan mobil Kai, Kris, dan Chanyeol sebagai alat transportasi. Setelah membicarakan semua keperluan yang akan diperlukan selama perjalanan, Seohyun kembali mengetik SMS di HP nya untuk Sunny.
“Tidak kok. Aku sudah tidak apa-apa. Besok juga aku sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah oleh dokter. Oh iya, kami semua akan berangkat dari sini kurang lebih pukul setengah dua siang. Setelah aku dan Ibu Ji-Hae keluar dari rumah sakit. Teteapi sebelumnya aku ingin bertanya, dimana alamat pasti tempat nenekmu dirawat? Jadi kami tidak perlu repot ketika kami sudah samapai di Jakarta nanti. Maaf jika sejak tadi SMS ku mengusik pikiranmu. Tapi aku mohon, kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan ini. Kami di sini berjanji untuk selalu ada untukmu dalam suka maupun duka yang kamu alami.”
Setelah itu, mereka semua bersiap-siap untuk melayat nenek dari Sunny nanti. Rencana mereka akan ikut membantu biaya pemakaman nenek dari Sunny dengan uang jajan mereka. Mereka semua rela untuk memberikan semua uang jajan mereka hanya untuk sahabat sejatinya yakni Sunny.
Tak lama kemudian, terdengar kembali suara pintu diketuk. Seohyun segera membukanya. Ternyata yang mengetuk pintu barusan adalah Jessica yakni suster rumah sakit. Ia menyatakan  bahwa Seohyun dan Ibu Ji-Hae sudah diijinkan untuk keluar dari rumah sakit.
Mereka semua sangat senang mendengarnya. Seohyun dan teman-temannya segera pulang ke rumah masing-masing dengan terburu-buru. Mereka ingin cepat-cepat sampai di Jakarta untuk bertemu dengan Sunny sahabat mereka.
Selama perjalanan pulang, Seohyun sangat kawatir karena sejak tadi SMS yang ia kirimkan untuk Sunny belum juga dibalas. Maka ia pun  mengetik kembali SMS untuk Sunny. Seohyun sangat kawatir terjadi sesuatu dengan Sunny.
Tak lama setelah Seohyun mengetik SMS untuk Sunny, Sunny pun segera membalasnya.
“Maaf ya Yun. Tadi aku sedang sembayang nenekku. Nanti malam ada sekali lagi. Aku membuat kalian kawatir ya? Alamatnya di Jalan Jendral Sudirman dekat Bandara Sukarno Hatta. Kamu sudah keluar dari rumah sakit? Kalau sudah syukur. Kalian berangkat dengan siapa saja? Tapi nanti aku lihat sendiri saja. Karena sesudah ini aku harus mengurus pemakaman nenekku. Jadi SMS yang kali ini tidak usah dibalas. Sampai ketemu di sini ya.... Bye...”
Setelah membaca SMS dari Sunny, Sohyun lega sekali karena ternyata shabatnya itu baik-baik saja.
Sesampainya di rumah, Sohyun bersiap-siap untuk pergi ke Jakarta nanti. Ia menyiapkan segala barang-barang yang akan dibutuhkan selama di perjalanan nanti.
Lalu dia menelpon Chanyeol.
“Yoboseyo...” kata Chanyeol.
“Yeolliee...kau sudah siaaappp...???” kata Seohyun memanjangkan perkataannya.
“Udaaaaahhh....” balas Chanyeol tak kalah panjang.
“Bagus..sekarang telpon si kebo!”
“Kebo siapa ya? Baru denger tuh...! lagian, masa kebo ditelpon, emang kebo gaul banget ya, jadi punya handphone?” tanya Chanyeol.
“Ish bukan, maksud aku itu si Kris. Dia kan tukang tidur...siapa tahu aja dia belum bangun...nanti kamu ama Kris jemput aku ke rumahku aja, Ok?”
“Siap bosss...!” kata Chanyeol lalu mengakhiri perkataannya dengan Seohyun.
Lalu giliran Chanyeol yang menelpon si Kris.
“Yoboseyoo...” kata Kris.
“Kriiss...kamu udah bangun? Udah siap?”
“Udah kali...sampai-sampai kau saja tidak sadar aku udah di belakangmu!”
Chanyeol menengok ke belakangnya.
“Emaaaaakkk....! dosa apa yang kulakukan sehingga aku jadi jantungaaan!!!” kata Chanyeol latah.
“Hahaha...makanya! jadi orang tuuh..kamu gak nyadar ya dari tadi aku ngedengerin pembicaraan kamu sama si Seororo itu!”
“Pantesan feeling aku kayak ada orang di belakang aku! Kamu masuk dari mana?” tanya Chanyeol.
“Dari jendela kamu, aku manjat!”
“Mwoooo....!”
“Hihihi ya enggaklah,  aku udah dapet ijin dari mama kamu!”
Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me~
Handphone Chanyeol berbunyi dan Chanyeol langsung mengangkatnya.
“Yobo...” sebelum Chanyeol meneruskan perkataannya, orang yang menelponnya sudah teriak-teriak.
“Park Chanyeol...KENAPA LAMA SEKALIII.......!” bentak Seohyun.
“Ehehehe...sorry...aku ke sana ama si Wu Fan!”
“Hah? Wu Fan siapa Nyo?”
“Kriiiissssss........! udah ah...aku mau jemput kamu.”
“Si Seororo nelpon terus marah-marah gaje, udah yuk, pergi jemput dia!” kata Chanyeol sambil menarik-narik tangan sobatnya.
Akhirnya mereka berdua pergi ke rumah Seohyun dengan bajaj *eh salah, mobil sedan ketang*
Tampak di depan rumah Seohyun, si Seohyun sudah menunggu sambil melipat tangannya.
“Kris...kamu aja yang jemput dia! Aku takut kena amarahnya lagiii!” kata Chanyeol yang duduk di sebelah supir langsung bersembunyi.
“Ih, embung teuing! Gimana kalau Pak Seung-Ri aja yang jemput dia!” usul Kris.
Pak Seung-Ri yang menjadi supir keluarga Park hanya geleng-geleng kepala.
Akhirnya Pak Seung-Ri sendiri yang langsung keluar menjemput Seohyun.
“Nona, saya diperintahkan Tuan muda Chanyeol untuk menjemput anda.”
“Lho? Chanyeol dan Kris kemana?”
“Mereka tidak berani keluar, Nona.”
“Oh..” Seohyun langsung masuk ke dalam mobil.
Seohyun melirik ke arah Kris yang di sebelahnya.
“Eeng...siang Seo..apa kabar?” tanya Kris takut-takut.
“Baik banget, kamu sendiri?” balas Seo ramah.
Lha, ini anak salah makan obat kali ya? Pikir Kris.
“Kok gak dijawab?” tanya Seo.
“Eh? Ba..baik...” jawab Kris gegelapan.
“Baik, ayo berangkat!” kata Seohyun pada Pak Seung-Ri.
Akhirnya Pak Seung-Ri memajukan mobilnya dan langsung menuju DJakarta.
Perjalanan dari Bandung sampai Jakarta memakan waktu hanya 1 jam. Selama di perjalanan, mereka semua melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Mau tahu?
Seohyun    : dengarkan lagu di Ipod, SNSD-Kissing You
Chanyeol   : main game di Ipadnya.
Kris            : tertidur lelap J
Seung-Ri   : fokus menyetir (yaiyalah namanya juga supir)
          Tak terasa mereka sudah sampai di Jakarta. Mereka pun langsung menuju ke rumah kakek-nenek Sunny. Di sana, banyak sekali sahabat-sahabat mereka yakni:Chen, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min, Luhan, Tao, dan Hyo Yeon.
“Annyeong...kalian ternyata sudah sampai lebih dulu dari kita!” kata Chanyeol yang duluan menginjakkan kaki (?) di rumah kakek-nenek Sunny.
“Huh, kalian lama sekali sih! Kami tungguin dari tadi sampai si Kai sudah menghabisi setoples chocolate cookies yang seharusnya untuk bersama!” omel Luhan.
“Yeh...kalau lama itu wajar...orang kita berangkat dari Bandung ke Jakarta. 1 jam kan?” kata Kris.
“Katanya mau berangkat jam setengah 3, mestinya udah nyampe jam setengah 4. Liat udah jam berapaaa!!!” keluh Sehun.
Kris, Chanyeol, dan Seohyun melihat jam tangannya. Jam setengah  limaaa!
“Kalau mau nyalahin, nyalahin aja tuh si Chanyeol dan Kris! Mereka yang lama ke rumah akuu...” kata Seohyun sambil menunjukkan puppy eyesnya.
“Hah? Jadi nyalahin aku, mestinya nyalahin si  keb...eh, Kris!” elak Chanyeol.
“Huh, kamu yang lama. Aku udah nungguin dari tadi di rumah kamu, malah sibuk teleponan!”
Chanyeol, Kris, dan Seohyun terus meributkan siapa yang bersalah.  Teman-temannya menepuk dahi mereka. Haduh...mereka niat ngejenguk gak sih, pikir mereka.
“Udah guys...jangan bertengkar terus..kalian mau ngejenguk Sunny kan? Malah bertengkar, deh!” lerai Xiu Min yang sudah bosan dengan pertengkaran mereka.
“Eh..iya...KAMI LUPAAA!!! MANA SUNNY???” sadar ketiga ekor orang itu.
“Ck...ya di rumahnya lah..udah sana! Sunny udah nyariin terus. Terutama si Seo!” suruh Hyo Yeon.
Akhirnya mereka bertiga langsung masuk ke rumah Sunny dan bertemu dengan Sunny.
Mata Sunny terlihat sembab dan bengkak karena menangis terus. Chanyeol, Kris, terutama Seohyun merasa kasihan pada Sunny.
“Udah Sunny, relakan saja nenekmu....beliau sudah damai di Surga. Dan beliau tidak ingin melihat cucunya ini bersedih terus...mana Sunny yang dulu? Sunny yang selalu ceria, baik hati, dan imut?” kata Chanyeol sambil menepuk pundak Sunny.
“Iya Sunny...jangan nangis lagi yaa...nanti aku beliin balon sama es krim deh, asal Sunny gak nangis lagi!” tenang Seohyun.
Sunny yang mendengarnya ingin tertawa.
“Emang aku anak kecil apa, masih dibeliin balon dan es krim?” tanya Sunny.
“Ya jelas, orang kamu nangis terus. Ya satu-satunya cara buat nenangin anak kecil adalah dengan dibelikan es krim dan balon tentunyaaa!” kata Kris tertawa.
Sunny langsung menjitak kepala Kris. Kris langsung mengeluarkan lidahnya.
“Nah...senang ngelihat kamu kembali!” kata Tao
Sunny yang mendengar perkataan Tao tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar