WELCOME TO MY BLOG

Minggu, 18 November 2012

Many Obtacles in Life



Many Obstacles in Life

“Dennice.... ayo bangun... Kamu sudah kesiangan. Nanti kamu bisa terlambat...” Teriak  Bibi  Janice.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, tetapi Rizaldy Dennice Kurniawan  yang biasa dipanggil Dennice  atau cool boy  belum juga terbangun dari tidurnya. Ketika dibangunkan Dennice hanya menjawab
“ Hmmm... sebentar lagi Bi... Dennice masih mengantuk nih...”  Akhirnya M’bak  Janice memasang alaram milik Dennice tepat di telinga Dennice. Akhirnya Dennice pun terbangun. Ia masuk ke kamar mandi dengan malas.
Setelah mandi, ia menuju ke ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di ruang makan, ia sudah ditunggu oleh   ibu, ayah, dan adik perempuannya yang bernamaBriggita Fitriany Dellisa atau  yang biasa dipanggil Lisa atau Dellisa. Dennicepun segera menduduki kursi tempat biasa dia makan. Mereka semua segera memakan menu sarapan mereka masing-masing yang telah disiapkan oleh M’bak  Jennice.
Setelah mereka semua selesai sarapan, Dennice dan Dellisa segera berpamitan kepada ayah dan ibunya. Setelah mereka selesai berpamitan, mereka segera menuju ke garasi dimana Dennice menyimpan mobilnya. Maklum, Dennice sudah kelas 3 SMA. Ia bersekolah di SMA Al-Rossul.  Jadi dia sudah memiliki mobil. Meskipun gayanya keren dan lumayan cakep, namun dia tergolong anak yang sangat nakal dan sangat suka bikin ulah di sekolahnya. Merekapun segera berangkat. Jarak rumah mereka dengan sekolah tidak terlalu jauh. 20 menit kemudian, merekapun sampai di sekolahnya. Sekolah itu adalah milik kedua orang tuanya.
Sementara itu, di sebuah pedesaan yang sangat jauh dan terpencil, hiduplah seorang gadis bersama dengan ibunya yang sudah tua. Gadis itu bernama Jennette Amelia Lorainne. Mereka hidup miskin. Tetapi Jennette yang panggilannya Jenn itu adalah gadis yang sangat cantik dan setiap orang yang melihatnya, pasti mereka mengatakan Jenn bagaikan malaikat yang turun dari surga.
Perlakuannya sangat baik dan terpuji. Dia suka membantu ibunya yang sudah tua itu. Jenn memiliki tubuh tinggi, rambut bergelombang sebahu berwarna coklat keemasan. Bola  matanya berwarna biru laut. Dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Walaupun usianya yang masih remaja yakni 17 tahun. Tetapi dia belum mendapatkan pekerjaan.
Suatu hari, ada orang yang tergerak untuk memberi pekerjaan. Yang tak lain adalah mama Dennice. Lalu Jenn dipanggil olehnya ke cafe milik orang tua Dennice. Dan Jenn dipekerjakan sebagai waiter. Dia sudah boleh mulai bekerja besok.
Pada hari pertamanya bekerja, dia sangatlah bersemangat. Tanpa sengaja, di cafe itu juga terdapat Dennice yang sedang nonngkrong bersama teman-temannya. Dia sedang menyusun rencana untuk menjahili temannya yang bernama Victoria. Dia adalah gadis tercantik di sekolah Dennice. Namun dia sangatlah sombong sehingga Dennice dan teman-temannya ingin menjahilinya.
Karena haus, Dennice dan temannya William dan Andrew memesan minuman. Mereka memesan kopi. Ketika  kopinya sudah jadi, Jennlah yang bertugas menjadi pengantarnya. Saking bersemangatnya. Jennpun tersandung kakinya sendiri sehingga kopi yang akan dia antarkan jatuh tepat di atas kepala Dennice. Dennicepun sangat marah kepada Jenn. Jennpun sangat kaget dan gemetar ketika mengetahui kopi itu jatuh tepat di atas kepala bossnya sendiri. Dengan cepat ia mengambil kain pel dan segera membersihkan sisa tumpahan kopinya. Setelah ia selesai membersihkan kopinya ia segera meminta maaf kepada Dennice.
“Maaaaaffkan saya tuan. Saya benar-benar tidak sengaja.”
Dennicepun menjawab permohonan maaf Jenn dengan sangat ketus. Katanya
“Dasar tak tahu malu..”
Dengan marah Dennice pun segera menuju ke kamar kecil untuk membrsihkan bekas tumpahan kopi yang baru saja ditumpahkan Jenn. Dia segera mengganti bajunya dan membersihkan menyuruh Tiffany untuk membersihkan sisa kopi yang menempel pada bajunya. Setelah itu Dennice segera pulang dengan memasang mimik cemberut.
Sesampainya di rumah, mamanya terheran-heran melihat wajah Dennice yang kusut seperti pakaian yang belum distetrika. Mamanya pun bertanya kepada Dennice. Akhirnya Dennice pun menjelaskan kejadian di cafe tadi kepada mamanya. Mamanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
“Mengapa mama mempekerjakan seorang pelayan yang sangat ceroboh seperti dia?”
“Mama menemukan dia sedang mengangkut kayu bakar untuk dijual. Keluarganya pun sangat miskin. Dia sangat membutuhkan pekerjaan”.
Dennice yang semakin marah mendengar jawaban mamanya segera masuk ke kamarnya dan membanting pintunya sekeras-kerasnya. Mama yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tidak lama setelah kejadian itu, Bi Janice harus pulang kampung karena bapaknya sakit keras. Mau tidak  mau, mamanya Dennice harus mencari pengganti Bi Janice. Mamanya pun harus pergi ke cafe untuk mencari pengganti Bibi Janice. Diantara pekerja cafenya, tidak ada seorangpun yang memiliki keahlian dalam hal rumah tangga kecuali Jenn. Mau tidak mau, mamanya harus memilih Jenn sebagai pengganti Bibi Janice. Ketika mama membawa Jenn ke rumah, Dennice yang sedang menonton TV melihatnya.
Segera Dennice menuju ke tempat mamanya duduk untuk bersantai. Dennice segera memulai pembicaraan di antara mereka.
“Ma, kenapa harus dia yang menjadi pengganti Bibi Janice?”
Lalu mamanya segera menjawab pertannyaan Dennice
“Itu karena hanya Jennete yang memiliki keahlian dalam hal rumah tangga karena dia suka membantu ibunya di rumah, tidak seperti kamu yang tidak pernah membantu mama”.
Sindir mama.
“Uuuhhh mama aku bertanya serius, dan aku sedang tidak  mau diajak bercanda”.
“Iya iya mama minta maaf ya, anak mama tercinta..”
“Tapi ma, Jennete tidak akan lama kan bekerja di sini sebagai pengganti Bibi Janice?”
“Ya tergantung Bibi Janice pulang kampungnya lama atau tidak”. Jawab mama singkat.
Mendengar kata itu, Dennice segera memasuki kamarnya dengan mimik cemberut. Ia tertidur pulas saking lelahnya memikirkan Jenn. Hari siang berganti petang.
“Jenn, tolong bangunkan Dennice ya..” panggil mama
“Iya nyonya”. Jawab Jenn.
Dengan segera Jenn memasuki kamar Dennice untuk membangunkannya. “Tuan, ayo bangun sudah sore nih..” Panggil Jenn.
Seperti biasa, Dennice sangat sulit untuk dibangunkan. Sampai akhirnya Dennice terbangun juga.
“Iya iya kamu keluar dulu sana nanti aku menyusul”. Jawab Dennice yang sekarang sudah tidak terlalu kesal dengan Jenn yang menunjukkan kelembutan sikapnya.
Sebelum keluar kamar untuk makan malam, Dennice menyempatkan diri untuk merenungkan Jenn yang baik hati itu.
“Hmm.. ternyata Jenn cukup baik juga ya orang..”
Tiba-tiba mama datang memecahkan lamunan Dennice.
“Haay yyooo... anak mama ini sedang memikirkan apa sih?” Tanya mama sembari duduk di ranjang Dennice yang lebih tepatnya di sebelahnya.
Dennice pun yang kaget dengan kedatangan mamanya menjawabnya dengan gelagapan
“Engggggak koook maaa...” Katanya dengan suaranya yang gemetaran. “Hayyooo jangan bohong sama mama..”
Dennice pun menjawab lagi
“Eeehhh... sebenarnya aku lagi memikirkan Jenn ma. Ternyata dia itu orangnya baik ya... Sikapnya juga lembut dan penyayang.” Cerita Dennice.
“Tuh kan, mama bilang juga apa.. Jenn itu orangnya penyayang kan mama sudah bilang kalau Jenn itu di rumahnya suka membantu orang tuanya. Ayo cepat kita makan. Jenn sudah menyiapkan makanannya tuh..”
Dennice pun segera mencuci mukanya dan menuju meja makan untuk makan malam bersama mama dan papanya. Di meja makan tampak papa dan Dellisa adaiknya sudah menunggu kehadirannya. Setelah mereka berdoa bersama, mereka pun segera menyantap menu santap malam buatan Jenn. Untuk hari ini, Jenn memasak nasi goreng spesial yang dilengkapi dengan wortel yang dibentuk bunga.
“Waaaawww... it’s verry yummy.. I like to taste it...” Teriak Dennice.
“Yes it’s verry verry yummy”. Jawab  penuh Dellisa semangat. Mereka berempat sangat menyukai masakan Jenn. Setelah selesai makan malam, mereka kembali pada kesibukan masing-masing.
Setelah itu, Dennice dan Dellisa segera menuju ke kamarnya masing-masing untuk belajar dan mempersiapkan buku-buku pelajaran yang akan dibawa besok. Di dalam kamar, Dennice membandingkan sikapnya selama ini dengan sikap Jenn. Ia menyesali atas apa yang telah dia perbuat selama ini. Lalu dia mengerjakan PR nya yaitu PR bahasa indonesia. Denice kebingungan karena selama ini dia tidak pernah menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Maka, ia pun meminta bantuan Jenn untuk membantu mengerjakan PR nya. Jenn pun membantu Dennice mengerjakan PR nya hingga tuntas.
Keesokan harinya, Dennice tidak telat bangun lagi. Setelah sarapan, ia bersama Dellisa berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Dennice dan Dellisa segera masuk ke kelas meraka masing-masing untuk menyimpan tas. Saat Dennice tiba di dalam kelas, semua mata tertuju padanya. Dennice terheran-heran. Dalam hati Dennice berfikir 
“Apa ada yang salah dengan diriku? Mengpa mereka semua memandangiku dengan tatapan yang aneh seperti  itu?”
Akhirnya Andrew memberanikan diri untuk bertanya kepada Dennice.
“Dennice, tumben hari ini kamu datang sangat pagi..”
Dennice yang mendengar perkataan itu segera melirik jam tangannya yang berwarna biru muda. Ternyata jam tangannya masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dennice pun angkat bicara
“Oooohhh  jadi dari tadi kalian memperhatikanku karena itu?”
Dennice ber-oh ria. Teman-temannya pun mengangguk.
Teeeeettttt.... bel pun berbunyi nyaring tanda pelajaran pertama akan dimulai. Dennice dan teman-temannya segera menduduki  tempat duduk mereka masing-masing. Hari ini Dennice duduk dengan Violette. Dia anak yang paling pendiam sekaligus anak yang paling rajin.
Tidak lama kemudian, Ms. Sandra pun memasuko kelas. Ms. Sandra adalah guru bahasa indonesia di sekolah Dennice. Ms. Sandra menyuruh semua anak mengeluarkan PR nya. Ketika Dennice mengeluarkan PR nya, kembali semua mata tertuju padanya. Kali ini Dennice mengetahui mengapa teman-temannya melihat padanya. Itu karena biasanya Dennice tidak mengerjakan PR. Sahabat-sahabatnya pun tidak mengetahui apa penyebab perubahan sikap pada diri Dennice.
Beralih pada Ms. Sandra. Tiga menit setelah Ms. Sandra menyuruh semua murid mengeluarkan PR nya masing-masing, Ms. Sandra pun bertanya
“Siapa yang hari ini tidak mengerjakan PR bahasa indoesia yang kemarin ibu berikan, dipersilahkan untuk maju ke depan kelas. Seperti biasa, yang maju ke depan kelas adalah murid-murid yang sama. Tetapi kali ini tidak dengan Dennice. Setelah Ms. Sandra memperhatikan murid-murid yang berada di depan satu persatu, Ms Sandra pun berbicara
“Dimana Dennice? Apa dia tidak mask? Mengapa dia tidak ada di depan?”
Kembali semua mata tertuju kepada Dennice. Tetapi kali ini Dennice hanya tersenyum manis melihatnya.
Ms.Sandra menghampiri meja Dennice. Dia membuka buku Dennice dan kembali ke depan kelas. Kemudian ia meminta agar seluruh murid mengumpulkan PR nya masing-masing di meja Ms. Sandra. Dengan segera, anak-anak mengumpulkan PR nya masing-masing di meja Ms. Sandra. Lalu Ms. Sandra memerintahkan anak-anak yang tidak mengerjakan PR untuk hormat pada bendera sampai jam istirahat setelah itu mereka diminta membersihkan seluruh WC yang ada di sekolah itu. Setelah memberi hukuman kepada yang tidak mengerjakan PR, Ms. Sandra mengoreksi semua buku PR yang ada di meja Ms. Sandra dengan sangat teliti.
Setelah sepuluh  menit memeriksa PR murid-muridnya, ia membacakan hasilnya kepada para muridnya. Yang mendapatkan nilai sempurna hanyalah dua orang yaitu Violette dan Dennice. Yang mendapatkan nilai sembilan hanya ada satu orang yaitu Sunny. Yang mendapat nilai delapan...... Akhirnya semua nilai sudah dibacakan. Mereka lalu diberi tugas untuk mengerjakan latihan dari buku paket halaman 79 sampai halaman 90. Dennice mengerjakannya lancar karena tadi malam ia sudah belajar.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Dennice pun pulang bersama sahabat-sahabatnya yaitu William dan Andrew. Dennice tidak pulang bersama Dellisa karena Dellisa sudah pulang pada pukul dua belas siang.
Sesampainya di rumah, ia segera mengganti bajunya dengan baju rumah. Tidak seperti biasanya ia baru akan mengganti bajunya setelah disuruh oleh mama atau papanya. Kehadiran Jenn di rumah keluarga Dennice telah merubah sikap Dennice tiga ratus enam puluh derajat.
Setelah mengganti pakaiannya, Dennice langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat kursusnya yang bernama Smart Organitation. Ketika hendak berangkat, Dennice bertemu dengan papanya di ruang tengah. Papa berbicara padanya
“Tumben anak papa yang satu ini pergi ke kursus tanpa harus di suruh.. Kalau kamu ingin berangkat, papa minta tolong antarkan Dellisa sekalian ya... Dellisa kursus di GAMA”.
“OKE papaku yang tercinta..”
Tak lama kemudian, Dellisa pun turun dengan memakai seragam GAMA. Mereka pun berangkat bersama Jenn dengan menggunakan mobil Dennice.  Jenn ikut karena hari ini adalah hari les Dellisa sekalian hari pengambilan raport untuk semester lalu. Tak lama kemudian, mereka sampai di tempat kursus Dellisa. Dellisa dan Jenn pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam GAMA. Setelah itu, Dennice pun segera menuju ke tempat kursusnya. Setelah sampai di tempat kursusnya, Dennice segera turun dari mobilnya dan segera memasuki tempat kursusnya. Setelah sampai di dalam, ia memasuki kelasnya yaitu kelas 12C. Sebelum masuk ke dalam kelasnya, ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
Pelajaran pertama adalah pelajaran matematika. Dennice diberi latihan dan PR. Setelah kurang lebih dua jam ia di dalam Smart Organitation, ia dan teman-temannya yang lain diperbolehkan untuk pulang. Ia  segera menaiki mobilnya dan menjemput Dellisa di GAMA. Mereka pun melakukan perjalanan meuju rumah. Di sepanjang jalan, Dellisa terus bercerita tentang Jenn. Setelah kurang lebih lima belas menit, mereka pun sampai di rumah.
Dennice, Dellisa, dan Jenn turun dari mobil. Setelah masuk ke rumah, Dennice dan Dellisa pun mengganti pakaian mereka dengan pakaian rumah. Lalu mereka mengerjakan PR dari tempat kursus dan PR sekolah. Mereka mengerjakan PR dengan dibantu oleh Jenn. Meskipun Jenn adalah rakyat kecil, tetapi dia memiliki wawasan yang cukup luas. Jenn membantu Dennice dan Dellisa mengerjakan PR dan tentunya belajar untuk sekolah besok.
“M’bak Jenn, besok aku ada ulangan IPA nih.. tolong ajarin aku dong...” teriak Dellisa.
“Iya sebentar lagi ya Del M’bak lagi membuatkan kopi untuk bapa.” Jawab Jenn. Setelah membuat kopi, Jenn segera mengajarkan Dellisa pelajaran IPA untuk bahan ulangan besok. Dellisa mengangguk-angguk ketika dijelaskan oleh Jenn. Satu setengah jam kemudian, Dellisa selesai belajar. Dellisa mengucapkan terima kasih kepada Jenn. Setelah mengucapkan terima kasih kepada Jenn, Dellisa segera berteriak
“Ma, Isa sudah selesai belajar IPA untuk ulangan besok..”
Mama pun segera mengetes Dellisa. Setelah itu mama berkata
“Hebat sekali kamu Isa.. Kamu sudah berhasil menghafalkan bahan untuk ulangan besok.. Lebih baik sekarang kamu beristirahat kemudian nanti malam kamu baca-baca lagi ya..”
“Iya dong ma.. Pasti nanti malam Isa baca lagi.” Janji Lisa.
Tidak lama setelah Dellisa dites mama, terdengar teriakan Dennice yang baru terbangun dari tidur siangnya
“Jenn.. tolong ajarkan aku Matematika tentang deret angka dong.. Besok aku ada ulangan”.
 Jenn pun segera menuju ruang tengah untuk mengajarkan Denice matematika. Dennice sangat menikmati pelajarannya. Setelah kurang lebih dua jam, Dennice selesai belajar mengenai deret angka. Sama halnya dengan yang dilakukan Dellisa, Dennice pun berteriak
“Pa.. Dennice sudah selesai belajar matematika mengenai deret angka. Tolong tes dong pa..” Papa yang mendengar teriakan Dennice segera menghampirinya dan bertanya
“Oh ya?? Apa kamu tidak berbohong?”
“Tidak pa, Dennice tidak berbohong..”
“Oke kalau begitu, sekarang papa tes ya..”
Papa pun memberikan dua puluh soal untuk Dennice. Dennice mengerjakannya dengan sangat cepat. Ketika diperiksa papa ternyata hasilnya benar semua. Dennice melonjak kegirangan.
“Ya sudah sekarang kamu mandi dulu sana sehabis itu kita semua makan malam”.
Dennice segera mandi kemudian ia menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama orang tua dan juga Dellisa. Kali ini Jenn memasak mie ayam jamur. Mereka semua makan dengan lahap.
Setelah itu Dennice dan Dellisa membereskan buku untuk besok bersekolah. Setelah mereka membereskan bukunya masing-masin, Dennice dan Dellisa mengulang kembali pelajarannya. Sebelum mereka berdua tidur malam, mereka berdua mengecek kembali buku-buku yang telah mereka bereskan untuk besok sekolah. Mereka berdua tidak mau sampai ada satu buku pun  yang tertinggal di rumah. Setelah memastikan tidak ada buku yang tertinggal, mereka berdua masuk ke kamar masing-masing untuk tidur malam. Di dalam kamar, Dennice memasang jam beker miliknya tepat pukul lima pagi.
Keesokan harinya, jam beker milik Dennice berbunyi pukul lima pagi Krrrrriiiiiiinnnnnnggggg....... bunyinya begitu nyaring hingga terdengar ke kamar Dellisa. Dellisa yang mendengar  itu segera terbangun dari tidurnya.Begitu juga dengan Dennice.
Setelah mereka berdua terbangun dari tidurnya, mereka berdua segera menuju ke kamar mandi yang terdapat di kamar tidurnya masing-masing untuk mandi pagi. Setelah selesai mandi, Dennice dan Dellisa mengenakan baju seragamnya masing-masing yang tertera di dalam jadwal. Dennice memakai seragam olah raga berwarna light blue. Sedangkan Dellisa memakai seragam kotak-kotak berwarna light green. Setelah itu, mereka sarapan pagi. Menu sarapan pagi kali ini adalah bolu gulung yang dibuat oleh Jenn. Setelah itu, Dennice dan Dellisa pergi ke sekolah sedangkan papanya pergi ke kantor untuk bekerja.

Dennice dan Dellisa pun segera berangkat menuju sekolah dengan menggunakan mobil Dennice. Setelah belajar cukup lama di sekolah, Dennice dan Dellisa pun pulang ke rumahnya. Setelah sampai di rumah, Dennice dan Dellisa segera meletakkan tas milik mereka di ruang belajar. Setelah itu mengganti baju seragam menjadi maju rumah.
Tralalalilili Trilili Tidak lama setelah Dennice dan Dellisa mengganti baju, handphone Dennice berbunyi. Dennice segera masuk ke kamarnya untuk mengambil handphonenya yang tadi berbunyi. Ternyata SMS itu dari William.
Denn, kita online di Facebook yu.. Sudah lama nih kita tidak bermain Facebook. Apalagi kamu Denn. Kok sekarang kamu sudah tidak pernah online lagi di Facebook mu sih??? Karena ada guru les mu yang bernama Jenn itu ya?? Hahahahaha :D Cepattt ya buka Facebook mu.. Kami sudah menunggu...
          Dengan segera Dennice meminta ijin kepada mamanya untuk membuka Facebook miliknya.
“Iya.. tapi jangan lama-lama ya..” Jawab mama.
“Iya ma sebentar saja kok.” Dennice pun segera berlari menuju kamarnya dan segera mengaktifkan laptop miliknya yang berwarna silver. Begitu laptopnya aktif, Dennice segera menyalakan modem dan menuju halaman Facebook miliknya yang bernama Dennice_95. Di halaman Facebooknya, ternyata teman-temannya sudah menunggu.
 William                         :Hai Denn... kok kamu lama sekali sih membalasnya...
Andrew JHS                   :Iya nih... Lama sekali membalas pesan kita...
Rifqie                             :Mungkin karena ada si Jenn
Dennice_95                     :@Rifqie: Hehhh... kamu jangan asal nuduh Jenn    kayak gitu donk!!
          Bukan Jenn penyebabnya. Tapi kemarin laptopku rusak.
William                          : Haahh??? Rusak??? Bohong kali ya.. @Dennice: Trus kemaren kamu ngerjain tugas power point gimana caranya???
Dennice_95                    :@William: Aku ngerjain tugas pake laptop Dellisa. Emang kenapa??
Marthien                        :Hai kawan... kalian penggemar berat SNSD kan?? Sekarang SNSD lagi tampil tuh di TV di chanel RCTI.
William                          :Oh... OK thanks ya Thien... Aku mau sign out dulu.
Andrew HJS                   :Aku juga ahh... Byeee....
         Mereka semua langsung menuju ke ruang keluarga untuk meonton acara SNSD girl band dari Korea itu lhooo.... Hari ini, SNSD sedang membawakan lagu yang berjudul Oh!, The Boys  dan dilanjutkan dengan lagu Visual Dream. Setelah acara SNSD selesai, Dennice segera menuju ke kamarnya untuk tidur siang.
         Setelah tidur siang, Dennice memanggil Jenn untuk mengajari pelajaran Biologi karena besok Dennice ada ulangan. Jenn pun mengajarkan Dennice dengan senang hati.
         Keesokkan harinya, Dennice dan Dellisa segera menuju ke sekolah. Di sekolah, Dennice dibagikan ulangan matematika tentang deret yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu. “Ibu sangat kecewa. Semua remedial.” Hati Dennice terasa seperti diinjak-injak hingga remuk. “Kecuali dua orang yaitu.. Ivana dan Dennice. Nilai tertinggi ulangan kali ini diraih oleh Dennice dengan nilai sempurna atau seratus dan Ivana dengan nilai delapan puluh atau salah empat.” Hati Dennice yang tadinya terasa sangat hancur tiba-tiba melonjak gembira. Ia tidak menyangka bahwa dirinya mendapat nilai sempurna sekaligus nilai tertinggi.
         Saat pulang sekolah, Dennice dan Dellisa tersenyum-senyum sendiri sampai teman-temannya mengira mereka gila. Sesampainya di rumah,  Dennice dan Dellisa segera memanggil mamanya
         “Maaaaaaaa......”
Mama yang mendengar teriakan semangat dari anak-anaknya segera menghampiri  Dennice dan Dellisa.
         “Ada apa sayang?? Tumben pulang sekolah wajah kalian tampak sangat bersemangat??”
Dennice dan Dellisa segera berlari menuju ruang belajar secepat mungkin dan membawa hasil ulangan mereka utuk ditunjukkan kepada mama.
         “Ma, mama lihat deh hasil ulangan kita berdua.” Kata Dennice sembari memberikan hasil ulangannya kepada mamanya yang diikuti oleh Dellisa.
         “Wooowwww.... kalian hebat...” Kata mama sembari tersenyum kepada Dennice dan Dellisa. Dennice dan Dellisa pun membalas senyuman mama.
         Karena mendapat nilai sempurna, Dennice dan Dellisa pun semakin rajin belajar. Hingga beberapa kali mendapatkan nilai sempurna. Dennice dan Dellisa menjadi sangat senang diajarkan oleh Jenn. Mama dan papa yang melihat perkembangan dari anak-anaknya pun merasa sangat senang dan bangga.
         Hingggaaaa.... 
         “Ma, besok adalah hari penngambilan raport Dennice dan Dellisa. Mama datang ya.. Waktunya dari pukul tujuh pagi hingga pukul sepuluh pagi. Jadi besok  mama harus datang sebelum pukul sepuluh pagi ya...” Teriak Dennice dan Dellisa bersamaan setelah pulang sekolah.
         “Iya sayang mama pasti datang kok. Kali ini ada pementasan gak di sekolah?” Tanya mama.
         “Pasti ada lah ma.. Dennice terpilih menjadi pemain drama yang judulnya Anak yang Berusaha Untuk Berubah Menjadi lebih baik. Sedangkan Dellisa terpilih menjadi kelompok nari yapong lho ma..”
         “Waaaahhhh kalian hebat sekali bisa terpilih mengikuti pementasan besok. Sekarang kalian ganti baju kemudian makan siang. Setelah itu ada yang ingin mama bicarakan kepada kalian.”
         Dennice dan Dellisa pun segera mengganti baju dan makan siang. Setelah mereka semua selesai makan siang, mama mengajaknya ke ruang keluarga untuk membicarakan sesuatu.
         Dennice dan Dellisa pun mengikuti mamanya menuju ke ruang keluarga.
         “Den Lis, mama ingin membicarakan sesuatu. Tapi kalian jangan kecewa ya..” Kata mama.
         “ Memangnya apa yang ingin mama bicarakan kepada kami? Ada apa ma?? Ayo katakan,, kami berjanji tidak akan kecewa Iya kan Dell???” Kata Dennice
         “Iya ma.. Lisa dan Kak Dennice tidak akan kecewa.” Jawab Dellisa.
         “Jadi, setelah bagi raport besok, kalian akan pindah sekolah ke SMP dan SMA At-Taubah. Maafin mama dan papa ya karena tidak memberi tahu kalian lebih dulu. Kalian harus pindah sekolah karena om kalian, Om Benny telah meninggal dunia kurang lebih satu jam setelah kalian pergi ke sekolah. Kalian harus menemani Kak Rezqia dan Zazqia sepupu kalian. Mereka berdua tidak mau pindah dari rumahnya karena di sana benyak sekali kenangan bersama Om Benny dan Tante Raissya papa dan mama mereka.”
         “Iya gak apa-apa kok ma.. Dennice dan Dellisa bisa mengerti. Kasihan Zazqia”
         Kriiiinnnnnnggggg.... beker Dennice berbunyi tepat pukul lima pagi. Ya, hari ini Dennice sangat bersemangat sekali untuk menampilkan pementasan dramanya. Ia segera mandi dan memakai seragam. Ia memakai seragam kemeja putih dan celana ungu kotak-kotak. Itu adalah salah satu seragam sekolahnya. Setelah itu ia merapikan dirinya. Setelah menyelesaikan semuanya, ia berlatih kembali untuk pementasan drama nanti.
         Kemudian pukul tujuh pagi Dennice dan Dellisa berangkat menuju sekolah. Mereka tampak bersemangat sekali. Setelah sampai di sekolah, mereka segera berlatih bersama teman-teman mereka untuk pementasan nanti. Mereka tidak mau melihat mama mereka kecewa.
         Kriiinnnnggg.. Bel tanda masuk pun berbnyi. Murid-murid Al-Rossul pun segera berhamburan menuju ke lapangan untuk menunggu gilirannya dipanggil. Kelompok drama Dennice mendapat giliran tampil ke dua. Sedangkan kelompok yapong Dellisa mendapat urutan tampil ke dua puluh lima dari enam puluh delapan kelompok peserta yang akan tampil. Waaaaahhhhh.... banyak sekali ya kelompok peserta yang akan tampil... Ckckckck.....
         Setelah MC membuka acara itu dengan kata sambutan, MC pun memanggil giliran pertama yaitu dance dari kelas 6C dengan lagu SNSD Kissing You. Setelah itu, tibalah giliran kelompok drama Dennice yang tampil. Dennice dan kelompok dramanya membawakannya dengan sangat baik. Sampai-sampai semua penonton yang menontonnya memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Dennice sangat bangga karena telah menampilkan yang terbaik di depan mama dan orang banyak. Setelah beberapa penampilan, sekarang tibalah giliran kelompok Dellisa yang menampilkan tarian yapongnya.
         Dellisa, Amanda, Fitry, Angela, dan Margareth segera menaiki panggung untuk menari. Setelah setengah tarian diselesaikan, tiba-tiba saja kaki Fitry tersandung dan Fitry pun terjatuh. Dellisa, Amanda, Angela, dan Margareth terheran-heran mengapa Fitry bisa terjatuh. Padahal semua kabel sudah disingkirkan dan pakaian mereka hanya selutut. Mereka pun melanjutkan tariannya hingga selesai. Setelah tariannya selesai, mereka berlima berkumpul di tempat berdandan jika ada pementasan yang mereka gunakan tadi pagi.
         “Kayaknya ini semua ulahnya Riany deh. Dia kan iri karena tidak terpilih untuk menari yapong..  Buktinya setelah melihat Fitry jatuh, ia langsung tertawa puas.” Kata Angela.
         “Kita tidak boleh menuduh orang sembarangan karena itu namanya fitnah..” Jawab Margareth.
         “Iya... Pokoknya aku akan cari tahu siapa yang membuat kita dan Fitry malu di atas panggung tadi.” Kata Amanda. Mereka pun berjalan kembali menuju lapangan.
         Ketika sedang berjalan menuju lapangan, tiba-tiba Riany, Marry, dan Jenny datang menghampiri mereka berlima.
         “Jen, siapa ya yang tadi jatuh di atas panggung ketika sedang menari? Sungguh memalukan. Kalau aku yang terpilih, aku tidak akan melakukan hal yang sangat bodoh seperti yang dilakukan Fitry tadi.”
Kata Riany. Marry dan Jenny segera tertawa dengan puansnya.
         “Heh.. jangan mengejek Fitry dong.. Aku tahu ini pasti ulah kalian kan??” Kata Angela.
         “Kalau memang iya kenapa??” Jawab Riany. Mereka kembali tertawa bersama.
         “Ayo kita pergi saja. Daripada mendengar omongan yang tidak berguna” Kata Amanda mencegah Fitry menangis di depan  Riany.
         “Sudah Try, jangan menangis lagi. Omongan mereka tidak usah kamu dengarkan..” Kata Margareth.
         “Iya Try jangan menangis lagi ya..” Kata Dellisa.
         “Maafkan aku ya kawan-kawan. Aku telah membuat malu kalian semua.” Isak Fitry.
         “Tidak Try. Ini semua bukan salahmu. Oh ya kawan, aku ingin memberitahu kalian semua bahwa mulai besok aku sudah tidak bersekolah lagi di sini. Aku harus menemani sepupuku Kak Rezqia dan Zazqia karena mama dan papanya sudah tiada. Oleh karena itu aku mau hari terakhir aku bersekolah di sini sahabatku tidak ada yang menangis melainkan tertawa semua.” Kata Dellisa panjang lebar.
Belum sempat mereka berbincang-bincang lebih lama, Mama Dellisa telah menjemput Dellisa untuk segera pulang.
         “Bye kawan-kawan...” Kata Dellisa.
         “BYE...” Jawab Amanda, Fitry, Angela, dan Margareth.
         “Dennice... Dellisa... Kalian sudah siap? Kita akan berangkat sebentar lagi ke rumah Kak Rezqia dan Zazqia.” Teriak mama.
         “Sebentar lagi ma...” Jawab Dellisa dan Dennice bersama.
Tidak lama kemudian, Dennice dan Dellisa pun keluar dari kamarnya masing-masing. LETS GO... Teriak Dellisa. Mama dan papa berangkat menggunakan mobil papa. Sedangkan Dennice, Dellisa, dan Jenn berangkat menggunakan mobil pribadi Dennice.
         Perjalanan berlangsung selama kurang lebih  dua setengah jam, akhirnya mereka pun sampai di rumah Kak Rezqia dan Zazqia. Mereka semua turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah Om Benny. Tidak lama kemudian, Kak Rezqia dan Zazqia keluar dari rumah tersebut.
         “Hai Lisa... Sudah lama nih kita tidak bertemu. Aku kangen sama kamu sa..” Kata Zazqia.
Zazqia memang sangat akrab dengan Dellisa.
         “Hai juga Zaz..”
Sementara Zazqia dan Dellisa melepas rindu, Kak Rezqia mengajak mama, papa dan Dennice masuk ke dalam rumahnya. Mama, papa dan Dennice pun masuk ke dalam rumah Om Benny.
         Sementara mama, papa dan Dennice membereskan barang bawaan masing-masing, Zazqia dan Dellisa masih asik bermain di taman milik Tante Raissya yang sekarang dirawat oleh Kak Rezqia dan Zazqia. Mereka memetik beberapa tangkai bunga yang kemudian akan dirangkai dan nantinya akan dijual di toko bunga. Setelah kurang lebih satu jam mereka berada di taman milik Tante Raissya, mereka pun akhirnya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Ketika mereka berdua masuk ke ruang keluarga, di sana sudah ada mama, papa, Dennice dan juga Kak Rezqia. Mereka semua lagi mengobrol dengan asyiknya.
         “Del Zaz, kalian sudah selesai bermainnya? Kalian mandi dulu sana.. Bergantian ya mandinya..” Kata mama.
         “Iya tante. Del, kamu mandi duluan sana, nanti aku bantuin beresin barang-barang kamu di kamar kamu.” Kata Zazqia.
         “Ya sudah aku mandi duluan ya.....” Jawab Dellisa.
         “Iya. Tapi jangan lama-lama ya mandinya.. Aku juga mau mandi nih...” Jawab Zazqia.
         “Iya. Aku gak bakalan lama kok mandinya..”
        
         Dellisa pun masuk ke dalam kamar mandi. Kurang lebih 5 menit, Dellisa sudah selesai mandi. Dilihatnya Zazqia yang sudah menunggu di luar kamar mandi. Setelah Dellisa keluar dari kamar mandi, Zazqia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi pastinya. Kurang lebih 10 menit, Zazqia keluar dari kamar mandi.
        
         “Huffffttttt..... lama sekali sih mandinya... Menasihati orang untuk tidak lama-lama tetapi sendirinya yang lama.. Gimana sih???” Sindir Dellisa.
         “Iya iya maaf deh. Ayo sekarang aku bantu kamu membereskan barang-barangmu.”
         “Emangnya kamarku dimana?”
         “Kamar kamu ada di lantai 2. Lebih tepatnya di antara kamarku dan kamar Kak Rezqia. Ayo aku antar..”
         “Ohhhhh...... ayo...”

          Zazqia danDellisa pun berjalan menuju kamar yang akan ditempati Dellisa nantinya.
         “Wowwww.... Za, aku gak salah lihat nih?? Keren banget kamarnya.. Temboknya di cat warna ungu dan pink lagi. Itu kan warna kesukaan aku..”
         “Hehehehe... Iya donk... Siapa dulu yang buat... Zazqia gitu lho... (ge-er)”
         “Huffftttt... Dari pada ngomongin yang kayak gitu lebih baik kita segera membereskan barang-barangnya. Ayo....”
         “Iya deh... Narsis dikit aja gak boleh... Apalagi kalau aku kasih yang berlebihan.”

         Tidak lama kemudian mereka berdua selesai membereskan kamar Dellisa.
         Malam ini hujan turun sangat deras.
         “Zazqia Dellisa, ayo turun. Semua sudah menunggu kalian nih. Cepat sedikit ya beres-beresnya. Sesudah itu kita makan malam.
         “Iya ma, ini juga sudah selesai kok. Sebentar lagi kami akan turun...” Jawab Dellisa.

         Tidak lama kemudian, Zazqia dan Dellisa pun turun dari lantai 2. Mereka semua segera memulai makan malamnya. Makan malam kali ini di masak oleh Bi Aliza dan Jenn. Bi Aliza dan Jenn sama-sama jago masak. Apalagi kalau masakan keduanya dipadukan. Rasanya........ Woooooowwwwww..... Nikmat......... Malam itu, menu makan malamnya adalah nasi liwet ala Bi Jenal. Hihihi.... Jenal adalah singkatan dari Jenn dan Aliza. Unik ya...
         Mereka semua sangat menikmati makan malam itu. Setelah mereka semua selesai makan malam, Mama mengajak Dennice, Dellisa dan Zazqia untuk berbicara di ruang keluarga sebentar. Mereka bertiga pun mengikuti Mama ke ruang keluarga.
         “Lis, mulai besok kamu dan Kak Dennice akan mulai bersekolah di SMP dan SMA At-Taubah. Kamu akan sekelas dengan Zazqia. Jadi kamu tidak akan kesepian dan kesulitan untuk mencari teman di sana. Kalau kamu Nic, kamu harus pandai-pandai mencari teman di sana. Bersikaplah yang baik. Jangan bikin berbagai macam ulah lagi seperti yang pernah kamu lakukan di SMA Al-Rossil dulu.”
         “Oke mamaku yang tercinta.. Dennice berjanji tidak akan berbuat berbagai macam ulah di sekolah Dennice yang baru nanti. Tapi masalahnya besok Dennice dan Dellisa pakai seragam apa dong Ma?”
         “Soal itu kalian tenang saja. Di meja belajar kalian sudah di tempelkan jadwal pemakaian seragam setiap harinya oleh Bi Aliza ketika kita makan tadi. Untuk baju seragamnya sudah tersedia di lemari kalian masing-masing. Jadi kalian tidak usah kawatir untuk masalah itu.”
         “OKE deh mamaku yang sangaaaaaaaaatttttttttttttt kucintai. Dennice pamit pergi ke kamar Dennice dulu ya untuk melihat seragam dan jaddwal pemakaian seragamnya. Bye mama....”
        
         “Dellisa juga ingin melihat seragamnya dan juga jadwalnya ya ma... Zaz, temani aku melihatnya yu....”
         “Oke. Tante, Zazqia pamit menemani Dellisa ya..”
         Dennice dan Dellisa pun masuk ke dalam kamarnya masing-masing untuk mekihat-lihat seraagamnya dan jadwal seragam mereka. Inilah jadwal seragam Dellisa:
Senin dan Jumat: Seragam pramuka bewarna coklat
Selasa                 : Seragam menari bewarna pink dan biru
Rabu                : Seragam olah raga bewarna light blue
Kamis               : Seragam wajib SD bewarna putih merah
Setelah puas melihat-lihat seragam dan jadwal pemakaian seragam milik mereka, mereka pun memutuskan untuk tidur karena tidak ingin terlambat keesokan harinya.
         Baru saja Dellisa menutup matanya, pintu kamar Dellisa diketuk oleh seseorang. Dellisa pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya yang belum lama diketuk oleh seseorang.
         “Oh, Kak Rezqia. Dikirain siapa kak. Ada apa malam-malam begini datang ke kamarku?”
         “Kamu kira kakak ini hantu apa?” Kata Kak Rezqia sembari mecubit pipi Dellisa dengan gemas.
         Zazqia yang mendengar keributan di depan kamarnya segera keluar dari kamarnya.
         “Ada apa sih? Kenapa malam-malam seperti ini ribut? Ganggu orang tidur saja.” Kata Zazqia yang berpura-pura marah dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
         “Maaf ya adikku sayang...” Kata Kak Rezqia sembari tertawa melihat tingkah adiknya yang lucu itu.
         “Langsung to the point saja ya Lis, tadinya kakak ingin mengajak kamu tidur bareng kakak di kamar kamu karena atap kamar kakak bocor. Akibatnya, kakak basah karena kena air hujan. Boleh kan Lis? PLEASE...”
         “Boleh saja kok kak.”
         “Eh Lis, kamu tidur bersamaku aja ya... PLEASE...” Kata Zazqia memohon.
         “Aku jadi bingung nih mau tidur dengan yang mana. Kalau tidur dengan Zazqia apakah Kak Rezqia mengijinkan?”
         “Bagi kakak kamu mau tidur dengan siapa pun tidak masalah kok.”
         “Benar kak? Ya sudah kalau bergitu Lisa tidur dengan Zazqia saja ya kak. Kakak tidur saja di kamarku.”
         “Oke deh. Tapi kalian jangan bercanda terus ya nanti bisa-bisa besok kalian telat bangun lagi. Kalau barang-barang kita besok saja dipindahkannya ya Lis. Ini sudah malam. Nanti kalian kecapekan lagi.”
         “SIP KAK....”
         Malam itu, mereka semua tidur sangat nyenyak hingga...........
Krrrriiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnngggggggggg....... Beker milik keempat anak itu berbunyi bersamaan hingga menghasilkan bunyi yang sangat nyaring. Saking nyaringnya bunyi beker keempat anak dari kamarnya masing-masing, semua penghuni rumah itu terbangun. Mama dan Papa yang mendengar bunyi itu segera naik menuju ke kamar keempat anak itu. Ketika sampai di lantai 2, Papa melihat keempat anak itu sudah berdiri di depan kamarnya masing-masing.
         “Lho, kok Kak Rezqia jadi tidur di kamar Dellisa dan Dellisa tidur bersama Zazqia? Ada apa ini?” Tanya Papa penasaran.
         “Tadi malam langit-langit kamar kak Rezqia bocor sehingga kak Rezqia menjadi basah kuyup oleh karena itu, kak Rezqia mengajakku untuk tidur bersamanya. Tetapi ternyata Zazqia mendengar semuanya dan mengajakku untuk tidur bersamanya saja. Akhirnya kami bertiga sepakat bahwa aku tidur bersama Zazqia dan kak Rezqia tidur sendiri di kamarku. Iya kan kak, Zaz?
         “Iya om benar yang dikatakan Lisa. Maafkan Rezqia  ya om.”
         “Gak apa-apa kok Rez. Om sama sekali tidak marah sama kamu. Bukannya rumah ini adalah rumah asli kamu? Jadi harusnya itu semua adalah hak kamu dan Zazqia. Ya sudah kalian siap-siap agar nanti kalian tidak terlambat ke sekolah. Nanti kalian akan diantar Dennice menggunakan mobil pribadinya”.
         “Ya sudah aku mandi duluan ya...” Kata Dellisa.
         “Aku mandi di kamar mandi bawah saja ya..” Kata Zazqia.
         Sementara Dellisa dan Zazqia mandi, Kak Rezqia dan Dennice mengantre di depan kamar mandi. Setelah kurang lebih 25 menit, mereka berempat telah selesai mandi dan memakai  seragam masing-masing. Dellisa dan Zazqia memakai seragam dengan motif ombak berwarna light blue Dennice memakai seragam kaos berwarna hijau dan Kak Rezqia memakai seragam bermotif kotak-kotak berwarna ligt green
         Tidak lama kemudian, mereka semua berangkat ke sekolah At-Taubah sementara Kak Rezqia berangkat ke Universitas Amerika. Mereka pun segera berangkat menggunakan mobil pribadi Dennice. Kebetulan sekolah mereka semua searah. Setelah mereka mengantarkan Kak Rezqia ki Universitas Indonesia, mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke SMP dan SMA At-Taubah. Kurang lebih lima menit, mereka bertiga sudah sampai di sekolah At-Taubah. Mereka bertiga pun turun dari mobil pribadi Dennice.
         Ketika mereka bertiga turun dari mobil Dennice, semua pandangan tertuju pada Dellisa. Maklum, Dellisa kan merupakan murid baru di sekolah At-Taubah. Dengan cekatan, Zazqia segera mengenalkan Dellisa kepada sahabat-sahabatnya yakni Marsya, Cinthia, Cindy, dan Sabryna. Mereka semua menerima kehadiran Dellisa dengan senang hati.
         Setelah memperkenalkan Dellisa kepada sahabat-sahabatnya, Zazqia mengantarkan Dellisa menuju ke kelas mereka. Setelah itu, Dellisa, Zazqia, dan keempat sahabatnya itu asyik bercanda hingga tak terasa bel masuk telah berbunyi. Mereka berenam segera masuk ke kelas 8 Rainbow. Murid di sekolah At-Taubah memang memberi nama kelas mereka masing-masing. Dellisa sangat menikmati suasana baru di sekolah ini.
         Tetapi, tampaknya ada beberapa murid di kelas 8 Rainbow yang kurang suka terhadap Dellisa. Mereka adalah Stacia, Sheeren,dan Vinka. Mereka adalah sahabat yang memang tidak pernah bisa untuk di ceraikan. Banyak sekali persamaan di antara mereka. Hingga mereka membuat sebuah group yang bernama 2SV. Mereka memang senang sekali menjahili orang lain sehingga mereka bertiga mendapat julukan dari seisi kelas yaitu Trouble Marker.
         Karena adanya julukan Trouble Marker, kelas Dellisa memiliki  julukan yang sangat lengkap yakni  Trouble Marker, Miss Math Lover yakni Marsya, Miss Sastra Lover  yakni Zazqia, Detektif gadungan yakni Akbar dan si Super Hero yakni George.
         Hari itu Dellisa dapat mengerti semua mata pelajaran yang diberikan kepadanya dan kawan-kawannya. Kini bel pulang berbunyi. Semua anak keluar dari kelas untuk pulang maupun bermain ke rumah teman mereka. Dellisa, Zazqia, dan keempat sahabatnya ingin segera pulang ke rumah masing-masing. Rencananya mereka akan pulang bersama.
         “Eh kawan-kawan... Aku ingin ke kantin sebentar untuk membeli makanan ringan. Kalian ada yang ingin ikut bersamaku? Kata Dellisa
         “Kami tunggu di sini saja deh..” Jawab yang lainnya.
         “Ya sudah.. aku ke kantin dulu ya..”
Ketika Dellisa sampai di kantin, ternyata Trouble Marker telah menunggunya.
         “Eh teman-teman.. Kalian lihat tuh.. Di sini rupanya ada anak baru yang sangat tak tahu diri. Mau kita apakan nih anak baru ini?” Tanya Sheeren ketua dari Trouble Marker itu.
         “Hmmm.... Bagaimana kalau kita beri perhitungan saja dia?” Jawab Stacia.
         “Maaf, maksud kalian apa ya?” Kata Dellisa.
         “Aduh.. Ini anak masih polos banget ya..” kata Vinka
         “Hahahaha... Maksud kami adalah.. Kami ingin membuat perhitungan kepada kamu...” Jawab Sheeren.
         “Memangnya aku salah apa sama kalian?” Tanya Dellisa
         “Masih nanya lagi. Gak usah jadi orang yang sok polos deh...”
         “Maksud kami adalah, kehadiran kamu di sekolah ini telah membuat kepopuleran kami memudar.” Jawab Vinka.
         “Ya.. Tepat sekali...”Kata Sheeren
         “Apa yang kalian akan lakukan? Aku sedang ditunggu oleh teman-temanku.” Jawab Dellisa.
Tak lama kemudian, Zazqia masuk ke dalam kantin untuk menjemput Dellisa. Melihat itu, kelompok Trouble Marker segera pergi meninggalkan Dellisa.
         “Dell, beli makanan saja kok lamanya setengah mati sih... Kita sudah bosan menunggumu tahu....”
         “Iya.. Maafkan aku ya Zaz... Tadi aku sedang melihat-lihat menu yang akan aku pilih.”
         “Oh.. Ya sudah cepat pilih.”
         Setelah Dellisa selesai  membeli makanan di kantin, ia bersama Zazqia dan keempat sahabatnya segera pulang ke rumah mereka masing-masing. Selama di perjalanan, Dellisa terus terfikir tentang kejadian di sekolahnya yang baru saja menimpanya. Ia heran, mengapa bersekolah dimanapun juga harus mendapatkan teman yang seperti itu.
         Sesampainya di rumah Zazqia, Dellisa segera menuju ke kamarnya dan mengganti baju seragamnya dengan baju rumah. Setelah itu, Dellisa mengambil ponselnya yang bewarna pin ke biru-biruan dan menelepon Margareth, sahabat dekatnya sejak kelas satu SD. Dellisa menceritakan semua yang ia alami di sekolah barunya. Ternyata sekolah barunya itu tidak seindah yang diimpi-impikannya semalam. Mendengar itu, Margareth sahabatnya tidak terima akan peristiwa yang baru saja dialami oleh sahabatnya itu.
         Setelah Dellisa menceritakan semua keluh kesahnya terhadap Margareth, Dellisa segera menuju ke meja belajar miliknya untuk mengerjakan PR-nya yang diberikan oleh Pak Gunawan guru sains sekaligus wali kelasnya. Selama Dellisa mengerjakan PR-nya, ia sama sekali tidak  mengalami kesulitan karena ia memang sejak dahulu menyukai pelajaran IPA. Oleh karenanya, ia sudah tidak perlu repot lagi jika diberikan PR IPA oleh gurunya. Ia menyelesaikan PR nya cukup dengan waktu sepuluh menit saja. Setelah selesai mengerjakan PR IPAnya, Dellisa segera menuju ke lemari pakaiannya untuk mengambil baju guna untuk ia pakai setelah selesai mandi sore. Setelah Dennice sslesai mandi sore, Dellisa segera masuk ke kamar mandi untuk mandi sore juga.
         Setelah mereka berempat selesai mandi sore, mereka berempat belajar untuk besook sekolah. Mereka berempat didampingi oleh Jenn. Setelah 1 jam mereka belajar untuk besok, mereka pun masuk ke kamar masing-masing untuk membereskan buku dan peralatan sekolah mereka masing-masing. Setelah selesai melaksanakan itu semua, mereka semua beranjak ke ruang keluarga untuk menonton TV bersama. Setelah makan malam siap, mereka segera menyantap makan malam mereka masing-masing.
         Belum selesai mereka menghabiskan santap malam mereka, terdengar telepon rumah berdering. Zazqia segera beranjak dari kursinya dan mengangkat telepon yang letaknya di ruang keluarga. Ternyata telepon itu dari kantor ayah Dellisa. Dari pihak kantor ayah menyampaikan bahwa ayah mendapatkan 8 tiket gratis untuk pergi ke Jepang. Mereka semua melonjak bahagia. Tetapi, mereka semua bingung kepada siapa dua tiket yang lebih itu akan mereka berikan. Akhirnya mereka semua sepakat untuk diberikan kepada Bi Alisa dan juga Dellisa. Mereka berdua akan diajak pergi bersama mereka ke Jepang. Rencananya mereka berdua akan pergi ke Jepang pada akhir sekolah agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah yang tak lain hanya tinggal 3 hari lagi. Mereka semua sudah tidak sabar lagi untuk berlibur ke Jepang. Dellisa dan Dennice sudah bersiap-siap dan berkemas untuk pergi ke Jepang nanti. Mereka tidak ingin ada satupun barang yang tertinggal karena akan mengganggu berlibur mereka.
         Akhirnya, tibalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Dennice, Dellisa, Zazqia, dan juga Rezqia. Mereka memilih pakaian yang sangat rapi untuk pergi ke Jepang Pakaian yang mereka kenakan antara lain:
Dennice       :kemeja biru tua dengan motif kotak-kotak serta celana jeans biru
Dellisa :      :kerudung pink muda dihiasi pin bermotif bunga mawar bewarna     pink dan juga baju panjang selengan dengan warna biru tanpa  motif serta celana jeans biru muda dihiasi motif bunga.
Zazqia        :kerudung biru ocean dihiasi pin bertuliskan “Zazqia” dan juga baju panjang selengan dengan warna kuning tanpa motif serta celana jeans warna hitam dihiasi sedikit renda
Rezqia         :kerudung ungu muda dihiasi pin bermotif bunga pink dan juga baju panjang selengan dengan warna pink tanpa motif serta rok panjang bewarna ungu muda.
         Setelah bersiap-siap, mereka semua memeriksa kembali barang bawaan mereka agar tidak ada yang tertinggal. Di bawah, mereka bertemu dengan papa dan mama yang juga berpakaian sangat rapi.
         “Kalian sudah siap?” Tanya papa
         “Sudah” jawab mereka berempat serempak
         “Ya sudah kalau begitu. Sekarang kita panggil Jenn dan Bi Allisa.” Jawab mama
         Mereka pun memanggil Jenn dan Bi Allisa yang sedang berada di taman.
Setelah itu, mereka diantar oleh Pak Rizald ke bandara. Sesampainya di bandara, mereka membeli sedikit minuman untuk diminum sambil menunggu pesawat mereka.
         Tak lama kemudian terdengar sebuah suara melalui speaker
         “Pesawat dengan nomor 45 jurusan Jepang harap segera memasuki pesawat.”
         Mendengar itu, mereka berenam beserta Jenn dan Bi Allisa berjalan memasuki  pesawat. Sebelum pesawat yang mereka tumpangi berangkat, mereka semua berdoa terlebih dahulu agar selamat sampai di Jepang nanti.         
         Setelah itu mereka semua bersiap-siap untuk berangkat ke Jepang.
         “Miss, can I have some tea and pancake?” Tanya Dennice
         “Yes of course honey.... Wait for a minute oke...” Jawab pramugari itu
         “Oke thank you Miss”
         “Your welcome”
         Tak lama kemudian, datanglah Tea dan pancake yang barusan Dennice pesan.
         “Baby, this is tea and pancake.” Kata pramugari yang berbeda dari yang tadi
         “Thank you miss.” Jawab Dennice
         “Your welcome...” Jawab pramugari itu lagi
         Tak lama kemudian setelah pesanan datang, Dennice memesan makanan lagi...
         “Excuse me miss... Can I have some coffee and tenderloind steak???” Tanya Dennice
         “Yes of course baby doll...”
         “Thanks”
         
         Mama dan papa yang melihat anaknya makan terus menerus hanya geleng-geleng kepala. Sedangkan Dellisa yang melihat itu langsung protes pada kakaknya yakni Dennice.
         “Kak, jangan makan terus dong.... Nanti gendut loh... Lagian baru aja tadi pagi sarapan...”
         “Biarin lah... Yang gendut aku ini bukan kamu kan???” Jawab Dennice lagi
         “Ya udah lah terserah kakak saja... Capek aku menasihati kakak.... Gak laku loh nanti....” Ejek Dellisa
         “Biarin... Emang kamu pikir kamu bakalan laku?”
         Pramugari kembali datang untuk mengantarkan pesanan Dennice
Tanpa basa-basi Dennice langsung memakannya. Sesudah selesai, ia lalu tertidur pulas.
         Dennice tertidur lama sekali. Melihat kakaknya tertidur pulas, Dellisa, Zazqia dan juga Rezqia ikut tidur untuk menyimpan stamina. Begitu pun yang dilakukan oleh papa dan juga mama.
         Akhirnya mereka berdua sampai di Singapura untuk transit. Semua penumpang diperbolehkan untuk turun dan berjalan-jalan selama 1 jam. Dennice, Dellisa, Zazqia dan Rezqia memutuskan untuk membeli Sovenir Singapura.
         Tak terasa 1 jam pun berlalu. Semua penumpang diminta kembali ke pesawat. Kira-kira 8 jam lagi mereka akan sampai di Jepang. Waktu yang cukup lama itu dimanfaatkan dengan kegiatan yang berbeda-beda oleh setiap orang.
         8 Jam kemudian mereka sudah sampai di Jepang....
Dennice yang sangat girang berterian dengan lantang “Welcome to Japan”
         Mereka segera menuju hotel yang telah dipesan papa sebelumnya. Rencananya mereka baru akan berjalan-jalan keesokan harinya. Hari ini mereka akan beristirahat di hotel terlebih dahulu karena baru saja melakukan perjalanan yang cukup jauh.
         Tetapi sebelumnya mereka membagi kamar terleih dahulu. Dellisa sekamar dengan Rezqia dan Zazqia. Dennice sekamar dengan papa dan mama. Sedangkan Jenn sekamar dengan Bi Allisa.
         Mereka semua langsung masuk ke kamar masing-masing dan tertidur pulas. Dellisa, Rezqia dan Zazqia terbangun ketika jam menunjukan pukul 5 sore. Mereka bertiga memutuskan untuk berenang di kolam renang yang sudah disediakan oleh hotel.
         Setelah puas bermain air, mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk mengganti pakaian mereka. Rencananya hari ini mereka akan makan malam di hotel.
         Ternyata ketika mereka selesai mengganti pakaian dan mandi, Dennice, mama, papa, Jenn dan Bi Allisa telah menunggunya di ruang makan yang sudah tersedia di setiap kamar. Hari ini mereka makan malam di kamar  papa dan mama. Terkecuali Jenn dan Bi Allisa. Mereka berdua makan di kamar mereka sendiri.
          Setelah selesai makan mereka semua melihat acara televisi sebentar karena sudah mengantuk akhirnya mereka tidur. Tetapi sebelum tidur, Dellisa, Zazqia dan Rezqia memasang beker agar besok tidak bangun kesiangan.
         Mereka semua tertidur dengan sangat pulas. Keesokan harinya, mereka bangun pagi-pagi dan langsung sarapan. Tetapi untuk kali ini mereka tidak sarapan bersama. Karena Dennice belum terbangun dari tidurnya. Jadi papa dan mama memutuskan untuk sarapan bersama Dennice nanti.
         Tak lama kemudian Dennice bangun dan segera sarapan bersama papa dan mama. Setelah itu mereka semua bersiap-siap untuk memulai liburan mereka di hari pertama ini.
         Hari ini rencananya mereka akan pergi ke Flower Store Forefer. Itu adalah tempat di mana kita bisa berlibur dengan menikmati keindahan alam yang luar biasa indah. Rencananya papa akan mengadakan piknik di Flower Store Forever.
         Tetapi sebelum sampai di sana, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh yaitu sekitar 2 kilo.
         Tetapi demi piknik di Flower Store Forever, mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh. Selama perjalanan, kelihatannya Dennice sangat borring. Dennice memang paling malas kalau harus menempuh perjalan yang jauh. Apalagi ditempuh dengan mobil. Karena di mobil hanya bisa duduk diam.
         Setelah kurang lebih dua setengah jam mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di Flower Store Forever. Papa memarkir mobil dan membeli tiket terlebih dahulu.
         “Excuse me, can I buy eight ticket??” Tanya papa
         “Yes of course mr. Mmmm..... The price is also high... not problem?”
         “Yeah I now. Its oke....” jawab papa kembali
         “Oke the price is eighty thousand rupiah. You are from Indonesia right?”
         “Yes. We are from Indonesia.. This is the money.”
         “Thank you sir.”
         “Your welcome.”
         Setelah membeli tiket, papa dan yang lainnya segera masuk ke dalam untuk segera berpiknik. Bi Allisa segera menggelar karpet di atas rumput yang kira-kira pemandangannya cukup bagus.
         Mereka sangt menikmati piknik mereka. Terutama Dellisa. Dia sangat senang dengan pemandangan yang indah.
         Tetapi tiba-tiba ketika mereka sedang menikmati piknik mereka, mereka mendengar teriakan orang banyak
         “Quake quake quake........”
         Tak lama kemudian setelah mereka mendengar teriakan itu, datanglah penjaga Flower Store Forefer.
         “Sorry sir, Japan has quake today..”
         Papa yang mendengar itu kaget. Mereka langsung lari. Karena ternyata gempa kali ini juga diikuti tsunami yang sangat besar. Orang-orang berlari ke segala arah. Sampai-sampai papa dan yang lainnya pun terpisah.
         Dellisa bingung harus berlari kemana. Apalagi dia melihat ada anak kecil yang kehilangan orang tuanya. Jadi Dellisa membawa anak kecil itu berlari untuk menyelamatkan diri dari tsunami dan gempa yang melanda.
         Hingga akhirnya Dellisa memutuskan untuk menaiki sebuah gedung yang terdapat tangga untuk naik ke atas. Dan sepertinya gedung itu memang sengaja dibuat anti gempa karena gedung itu tetap berdiri kokoh sedangkan gedung yang lainnya sudah ada yang hancur parah.
         Sesampainya di atas gedung itu, Dellisa langsung tidak sadarkan diri karena sangat lelah telah berlari cukup jauh dengan perasaan takut.
         “Where I am?” Tanya Dellisa ketika ia sadarkan diri
         “You are in Japan Hospital” Jawab seorang wanita cantik yang tak lain adalah perawat yang bertugas di kamarnya.
         “Okay. Thank you miss....”
         “Your welcome.”
         “Where are Zazqia , Dennice, Rezqia, my father and my mother miss??”
         “Who are they?”
         “They are my cousin.”
         “Oh.. I am sorry. I don’t see they.”
         “I want to see they. Please help me miss......”
         “Okay. I want to help you....”
          Mereka berdua pun mencari Rezqia, Zazqia, Dennice, papa, dan mama.
Tapi apa daya, Dellisa mendapat kabar yang sangat menyedihkan. Papa dan mama serta Rezqia telah tiada. Dellisa menangis sejadi-jadinya. Ia tidak bisa menerima kenyataan itu semua.
         Tetapi ia masih menyimpan harapan. Ia masih belum menemukan Dennice dan Zazqia. Ia dan suster rumah sakit yang ternyata bernama Selvy itu kembali mencari Dennice dan Zazqia.
         Setelah mencari ke setiap sudut ruangan, mereka tetap tidak menemukan Dennice dan Zazqia. Akhirnya Dellisa memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia pun menyalakan televisi. Di televisi itu disiarkan bahwa korban tsunami bernama Zazqia hanyut terbawa ombak yang sangat besar.
         Mendengar itu, mengucurlah air mata Dellisa. Ia sangatlah sedih. Hari ini ia telah kehilangan orang-orang yang sangat amat ia cintai. Ia tidak mau kehilangan Dennice. Untuk itu, ia segera mencari Dennice kemabali. Tetapi kali ini tidak dibantu Selvy karena ia sedang tidak ada di dalam ruangan.
         Ia tidak memikirkan lagi resiko yang akan ia terima. Karena kondisinya yang msih lemah, ia harus menggunakan kursi roda. Setelah keluar dari kamarnya, ia harus menyusuri tangga terlebih  dahulu.
         Karena tidak hati-hati, ia terjatuh di tangga itu. Banyak orang yang melihatnya ikut membantu. Mereka menanyakan tujuan Dellisa dan menyuruh Dellisa untuk mengurungkan niatnya karena kondisinya yang masih lemah. Tetapi ia tidak mau. Ia ingin bertemu dengan kakaknya Dennice.
         Ia kembali mencari Dennice. Akhirnya ia menemukan Dennice di ruangan dekat gudang. Dellisa segera memanggil perawat. Tetapi ternyata rumah sakit itu kehabisan kamar rawat. Akhirnya Dellisa meminta agar Dennice dirawat di kamarnya.
         Setelah melakukan perawatan terhadap Dennice, Dokter memanggil Dellisa.
         “Your sister have to amputation... Because his arm rotten.... Left and right.”
         “Yes... Do the best for my brother.” Jawab Dellisa sambil menangis.
         “Okay. We will do the best for your brother.”
         Dokter pun melakukan amputasi untuk tangan kanan dan kiri Dennice. 5 jam kemudian Dennice pun telah sadarkan diri. Dellisa kemudian memulai obrolan dengan Dennice.
         “Kak, maafkan Dellisa ya tidak bisa menjaga kakak dengan baik. Tangan kanan dan kiri kakak terpaksa harus di amputasi.”
         “Tidak apa-apa Lis, yang terpenting adalah sekarang kamu selamat dan telah berada di samping kakak. Terima kasih juga karena kamu telah merawat kakak hingga kakak sadar.”
         “Tapi kak, ada kabar buruk lain yang kakak harus tau.” Ucap Dellisa sambil menangis.
         “Apa?” Jawab Dennice.
         “Papa, mama, Kak Rezqia telah meninggal. Sedangkan Zazqia hanyut terbawa ombak besar.”
         “Astaga.....” Jawab Dennice sambil ikut menangis.
         Dennice lalu memeluk Dellisa.
         “Jangan tinggalkan kakak sendirian ya Lis...”
         “Lisa tidak akan meninggalkan kakak. Tapi kakak juga harus janji jangan tinggalkan Lisa. Kita jalani hidup ini bersama-sama dalam suka dan duka ya kak...”
         “Pastinya Lis..”
         Dennice dan Dellisa pun merencanakan jadwal kapan mereka akan pulang ke rumah mereka. Rencananya mereka akan pulang besok lusa. Karena Dennice hari ini belum diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya yang sangat lemah.
         Hari ini adalah hari dimana Dennice dan Dellisa akan pulang. Mereka sangat senang sekaligus sedih. Senang karena mereka bisa kembali ke negara mereka tercinta. Sedih karena mereka kehilangan orang-orang yang sangat mereka cintai.
         Mereka pun melakukan perjalanan dengan pesawat. Kira-kira mereka akan sampai pukul 4 sore. 10 jam harus mereka lalui di dalam pesawat.
         Hingga akhirnya mereka sampai di negera mereka tercinta. Mereka pun memasuki rumah mereka tercinta. Ternyata di dalam sudah ada nenek dan kakek mereka. Mereka tak sabar ingin melihat keadaan anak cucu mereka.
         Kakek dan nenek sangat terkejut dan sedih mendengar berita itu. Sejak saat itu kakek dan nenek sepakat untuk tinggal di rumah bersama Dennice dan Dellisa untuk merawat mereka berdua.
         Sejak kejadian itu, Dennice dan Dellisa tak pernah bertengar sekalipun dan hidup saling membantu.
         Hingga saat ini Dellisa telah menjadi perawat di rumah sakit. Sedangkan Dennice menjadi Dokter. Hebat ya????

2 komentar: