Many
Obstacles in Life
“Dennice.... ayo bangun...
Kamu sudah kesiangan. Nanti kamu bisa terlambat...” Teriak Bibi
Janice.
Jam sudah menunjukkan pukul
06.30, tetapi Rizaldy Dennice Kurniawan
yang biasa dipanggil Dennice atau
cool boy belum juga terbangun dari
tidurnya. Ketika dibangunkan Dennice hanya menjawab
“ Hmmm... sebentar lagi Bi... Dennice
masih mengantuk nih...” Akhirnya
M’bak Janice memasang alaram milik Dennice
tepat di telinga Dennice. Akhirnya Dennice pun terbangun. Ia masuk ke kamar
mandi dengan malas.
Setelah mandi, ia menuju ke
ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di ruang makan, ia sudah ditunggu oleh ibu, ayah, dan adik perempuannya yang bernamaBriggita
Fitriany Dellisa atau yang biasa
dipanggil Lisa atau Dellisa. Dennicepun segera menduduki kursi tempat biasa dia
makan. Mereka semua segera memakan menu sarapan mereka masing-masing yang telah
disiapkan oleh M’bak Jennice.
Setelah mereka semua selesai
sarapan, Dennice dan Dellisa segera berpamitan kepada ayah dan ibunya. Setelah
mereka selesai berpamitan, mereka segera menuju ke garasi dimana Dennice
menyimpan mobilnya. Maklum, Dennice sudah kelas 3 SMA. Ia bersekolah di SMA
Al-Rossul. Jadi dia sudah memiliki
mobil. Meskipun gayanya keren dan lumayan cakep, namun dia tergolong anak yang
sangat nakal dan sangat suka bikin ulah di sekolahnya. Merekapun segera
berangkat. Jarak rumah mereka dengan sekolah tidak terlalu jauh. 20 menit
kemudian, merekapun sampai di sekolahnya. Sekolah itu adalah milik kedua orang
tuanya.
Sementara itu, di sebuah
pedesaan yang sangat jauh dan terpencil, hiduplah seorang gadis bersama dengan
ibunya yang sudah tua. Gadis itu bernama Jennette Amelia Lorainne. Mereka hidup
miskin. Tetapi Jennette yang panggilannya Jenn itu adalah gadis yang sangat
cantik dan setiap orang yang melihatnya, pasti mereka mengatakan Jenn bagaikan
malaikat yang turun dari surga.
Perlakuannya sangat baik dan
terpuji. Dia suka membantu ibunya yang sudah tua itu. Jenn memiliki tubuh
tinggi, rambut bergelombang sebahu berwarna coklat keemasan. Bola matanya berwarna biru laut. Dia berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Walaupun usianya yang masih
remaja yakni 17 tahun. Tetapi dia belum mendapatkan pekerjaan.
Suatu hari, ada orang yang
tergerak untuk memberi pekerjaan. Yang tak lain adalah mama Dennice. Lalu Jenn
dipanggil olehnya ke cafe milik orang tua Dennice. Dan Jenn dipekerjakan sebagai
waiter. Dia sudah boleh mulai bekerja besok.
Pada hari pertamanya bekerja,
dia sangatlah bersemangat. Tanpa sengaja, di cafe itu juga terdapat Dennice
yang sedang nonngkrong bersama teman-temannya. Dia sedang menyusun rencana
untuk menjahili temannya yang bernama Victoria. Dia adalah gadis tercantik di
sekolah Dennice. Namun dia sangatlah sombong sehingga Dennice dan
teman-temannya ingin menjahilinya.
Karena haus, Dennice dan
temannya William dan Andrew memesan minuman. Mereka memesan kopi. Ketika kopinya sudah jadi, Jennlah yang bertugas
menjadi pengantarnya. Saking bersemangatnya. Jennpun tersandung kakinya sendiri
sehingga kopi yang akan dia antarkan jatuh tepat di atas kepala Dennice.
Dennicepun sangat marah kepada Jenn. Jennpun sangat kaget dan gemetar ketika
mengetahui kopi itu jatuh tepat di atas kepala bossnya sendiri. Dengan cepat ia
mengambil kain pel dan segera membersihkan sisa tumpahan kopinya. Setelah ia
selesai membersihkan kopinya ia segera meminta maaf kepada Dennice.
“Maaaaaffkan saya tuan. Saya
benar-benar tidak sengaja.”
Dennicepun menjawab permohonan
maaf Jenn dengan sangat ketus. Katanya
“Dasar tak tahu malu..”
Dengan marah Dennice pun
segera menuju ke kamar kecil untuk membrsihkan bekas tumpahan kopi yang baru
saja ditumpahkan Jenn. Dia segera mengganti bajunya dan membersihkan menyuruh
Tiffany untuk membersihkan sisa kopi yang menempel pada bajunya. Setelah itu
Dennice segera pulang dengan memasang mimik cemberut.
Sesampainya di rumah, mamanya
terheran-heran melihat wajah Dennice yang kusut seperti pakaian yang belum
distetrika. Mamanya pun bertanya kepada Dennice. Akhirnya Dennice pun
menjelaskan kejadian di cafe tadi kepada mamanya. Mamanya mengangguk-angguk
tanda mengerti.
“Mengapa mama mempekerjakan
seorang pelayan yang sangat ceroboh seperti dia?”
“Mama menemukan dia sedang
mengangkut kayu bakar untuk dijual. Keluarganya pun sangat miskin. Dia sangat
membutuhkan pekerjaan”.
Dennice yang semakin marah
mendengar jawaban mamanya segera masuk ke kamarnya dan membanting pintunya
sekeras-kerasnya. Mama yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tidak lama setelah kejadian
itu, Bi Janice harus pulang kampung karena bapaknya sakit keras. Mau tidak mau, mamanya Dennice harus mencari pengganti
Bi Janice. Mamanya pun harus pergi ke cafe untuk mencari pengganti Bibi Janice.
Diantara pekerja cafenya, tidak ada seorangpun yang memiliki keahlian dalam hal
rumah tangga kecuali Jenn. Mau tidak mau, mamanya harus memilih Jenn sebagai
pengganti Bibi Janice. Ketika mama membawa Jenn ke rumah, Dennice yang sedang
menonton TV melihatnya.
Segera Dennice menuju ke
tempat mamanya duduk untuk bersantai. Dennice segera memulai pembicaraan di
antara mereka.
“Ma, kenapa harus dia yang
menjadi pengganti Bibi Janice?”
Lalu mamanya segera menjawab
pertannyaan Dennice
“Itu karena hanya Jennete yang
memiliki keahlian dalam hal rumah tangga karena dia suka membantu ibunya di
rumah, tidak seperti kamu yang tidak pernah membantu mama”.
Sindir mama.
“Uuuhhh mama aku bertanya
serius, dan aku sedang tidak mau diajak
bercanda”.
“Iya iya mama minta maaf ya, anak
mama tercinta..”
“Tapi ma, Jennete tidak akan
lama kan bekerja di sini sebagai pengganti Bibi Janice?”
“Ya tergantung Bibi Janice
pulang kampungnya lama atau tidak”. Jawab mama singkat.
Mendengar kata itu, Dennice
segera memasuki kamarnya dengan mimik cemberut. Ia tertidur pulas saking
lelahnya memikirkan Jenn. Hari siang berganti petang.
“Jenn, tolong bangunkan
Dennice ya..” panggil mama
“Iya nyonya”. Jawab Jenn.
Dengan segera Jenn memasuki
kamar Dennice untuk membangunkannya. “Tuan, ayo bangun sudah sore nih..”
Panggil Jenn.
Seperti biasa, Dennice sangat
sulit untuk dibangunkan. Sampai akhirnya Dennice terbangun juga.
“Iya iya kamu keluar dulu sana
nanti aku menyusul”. Jawab Dennice yang sekarang sudah tidak terlalu kesal
dengan Jenn yang menunjukkan kelembutan sikapnya.
Sebelum keluar kamar untuk
makan malam, Dennice menyempatkan diri untuk merenungkan Jenn yang baik hati
itu.
“Hmm.. ternyata Jenn cukup
baik juga ya orang..”
Tiba-tiba mama datang
memecahkan lamunan Dennice.
“Haay yyooo... anak mama ini
sedang memikirkan apa sih?” Tanya mama sembari duduk di ranjang Dennice yang
lebih tepatnya di sebelahnya.
Dennice pun yang kaget dengan
kedatangan mamanya menjawabnya dengan gelagapan
“Engggggak koook maaa...”
Katanya dengan suaranya yang gemetaran. “Hayyooo jangan bohong sama mama..”
Dennice pun menjawab lagi
“Eeehhh... sebenarnya aku lagi
memikirkan Jenn ma. Ternyata dia itu orangnya baik ya... Sikapnya juga lembut
dan penyayang.” Cerita Dennice.
“Tuh kan, mama bilang juga
apa.. Jenn itu orangnya penyayang kan mama sudah bilang kalau Jenn itu di
rumahnya suka membantu orang tuanya. Ayo cepat kita makan. Jenn sudah
menyiapkan makanannya tuh..”
Dennice pun segera mencuci
mukanya dan menuju meja makan untuk makan malam bersama mama dan papanya. Di
meja makan tampak papa dan Dellisa adaiknya sudah menunggu kehadirannya.
Setelah mereka berdoa bersama, mereka pun segera menyantap menu santap malam
buatan Jenn. Untuk hari ini, Jenn memasak nasi goreng spesial yang dilengkapi
dengan wortel yang dibentuk bunga.
“Waaaawww... it’s verry
yummy.. I like to taste it...” Teriak Dennice.
“Yes it’s verry verry yummy”.
Jawab penuh Dellisa semangat. Mereka
berempat sangat menyukai masakan Jenn. Setelah selesai makan malam, mereka
kembali pada kesibukan masing-masing.
Setelah itu, Dennice dan
Dellisa segera menuju ke kamarnya masing-masing untuk belajar dan mempersiapkan
buku-buku pelajaran yang akan dibawa besok. Di dalam kamar, Dennice
membandingkan sikapnya selama ini dengan sikap Jenn. Ia menyesali atas apa yang
telah dia perbuat selama ini. Lalu dia mengerjakan PR nya yaitu PR bahasa
indonesia. Denice kebingungan karena selama ini dia tidak pernah menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Maka, ia pun meminta bantuan Jenn untuk
membantu mengerjakan PR nya. Jenn pun membantu Dennice mengerjakan PR nya
hingga tuntas.
Keesokan harinya, Dennice
tidak telat bangun lagi. Setelah sarapan, ia bersama Dellisa berangkat ke
sekolah. Sesampainya di sekolah, Dennice dan Dellisa segera masuk ke kelas
meraka masing-masing untuk menyimpan tas. Saat Dennice tiba di dalam kelas,
semua mata tertuju padanya. Dennice terheran-heran. Dalam hati Dennice
berfikir
“Apa ada yang salah dengan
diriku? Mengpa mereka semua memandangiku dengan tatapan yang aneh seperti itu?”
Akhirnya Andrew memberanikan
diri untuk bertanya kepada Dennice.
“Dennice, tumben hari ini kamu
datang sangat pagi..”
Dennice yang mendengar
perkataan itu segera melirik jam tangannya yang berwarna biru muda. Ternyata
jam tangannya masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dennice pun angkat
bicara
“Oooohhh jadi dari tadi kalian memperhatikanku karena
itu?”
Dennice ber-oh ria.
Teman-temannya pun mengangguk.
Teeeeettttt.... bel pun
berbunyi nyaring tanda pelajaran pertama akan dimulai. Dennice dan
teman-temannya segera menduduki tempat
duduk mereka masing-masing. Hari ini Dennice duduk dengan Violette. Dia anak
yang paling pendiam sekaligus anak yang paling rajin.
Tidak lama kemudian, Ms.
Sandra pun memasuko kelas. Ms. Sandra adalah guru bahasa indonesia di sekolah
Dennice. Ms. Sandra menyuruh semua anak mengeluarkan PR nya. Ketika Dennice
mengeluarkan PR nya, kembali semua mata tertuju padanya. Kali ini Dennice
mengetahui mengapa teman-temannya melihat padanya. Itu karena biasanya Dennice
tidak mengerjakan PR. Sahabat-sahabatnya pun tidak mengetahui apa penyebab perubahan
sikap pada diri Dennice.
Beralih pada Ms. Sandra. Tiga
menit setelah Ms. Sandra menyuruh semua murid mengeluarkan PR nya
masing-masing, Ms. Sandra pun bertanya
“Siapa yang hari ini tidak
mengerjakan PR bahasa indoesia yang kemarin ibu berikan, dipersilahkan untuk
maju ke depan kelas. Seperti biasa, yang maju ke depan kelas adalah murid-murid
yang sama. Tetapi kali ini tidak dengan Dennice. Setelah Ms. Sandra
memperhatikan murid-murid yang berada di depan satu persatu, Ms Sandra pun
berbicara
“Dimana Dennice? Apa dia tidak
mask? Mengapa dia tidak ada di depan?”
Kembali semua mata tertuju
kepada Dennice. Tetapi kali ini Dennice hanya tersenyum manis melihatnya.
Ms.Sandra menghampiri meja
Dennice. Dia membuka buku Dennice dan kembali ke depan kelas. Kemudian ia
meminta agar seluruh murid mengumpulkan PR nya masing-masing di meja Ms.
Sandra. Dengan segera, anak-anak mengumpulkan PR nya masing-masing di meja Ms.
Sandra. Lalu Ms. Sandra memerintahkan anak-anak yang tidak mengerjakan PR untuk
hormat pada bendera sampai jam istirahat setelah itu mereka diminta
membersihkan seluruh WC yang ada di sekolah itu. Setelah memberi hukuman kepada
yang tidak mengerjakan PR, Ms. Sandra mengoreksi semua buku PR yang ada di meja
Ms. Sandra dengan sangat teliti.
Setelah sepuluh menit memeriksa PR murid-muridnya, ia
membacakan hasilnya kepada para muridnya. Yang mendapatkan nilai sempurna
hanyalah dua orang yaitu Violette dan Dennice. Yang mendapatkan nilai sembilan
hanya ada satu orang yaitu Sunny. Yang mendapat nilai delapan...... Akhirnya
semua nilai sudah dibacakan. Mereka lalu diberi tugas untuk mengerjakan latihan
dari buku paket halaman 79 sampai halaman 90. Dennice mengerjakannya lancar
karena tadi malam ia sudah belajar.
Tak terasa jam sudah
menunjukkan pukul setengah tiga sore. Dennice pun pulang bersama
sahabat-sahabatnya yaitu William dan Andrew. Dennice tidak pulang bersama
Dellisa karena Dellisa sudah pulang pada pukul dua belas siang.
Sesampainya di rumah, ia
segera mengganti bajunya dengan baju rumah. Tidak seperti biasanya ia baru akan
mengganti bajunya setelah disuruh oleh mama atau papanya. Kehadiran Jenn di
rumah keluarga Dennice telah merubah sikap Dennice tiga ratus enam puluh
derajat.
Setelah mengganti pakaiannya,
Dennice langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat kursusnya yang bernama
Smart Organitation. Ketika hendak berangkat, Dennice bertemu dengan papanya di
ruang tengah. Papa berbicara padanya
“Tumben anak papa yang satu
ini pergi ke kursus tanpa harus di suruh.. Kalau kamu ingin berangkat, papa
minta tolong antarkan Dellisa sekalian ya... Dellisa kursus di GAMA”.
“OKE papaku yang tercinta..”
Tak lama kemudian, Dellisa pun
turun dengan memakai seragam GAMA. Mereka pun berangkat bersama Jenn dengan
menggunakan mobil Dennice. Jenn ikut
karena hari ini adalah hari les Dellisa sekalian hari pengambilan raport untuk
semester lalu. Tak lama kemudian, mereka sampai di tempat kursus Dellisa.
Dellisa dan Jenn pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam GAMA. Setelah itu,
Dennice pun segera menuju ke tempat kursusnya. Setelah sampai di tempat
kursusnya, Dennice segera turun dari mobilnya dan segera memasuki tempat
kursusnya. Setelah sampai di dalam, ia memasuki kelasnya yaitu kelas 12C. Sebelum
masuk ke dalam kelasnya, ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
Pelajaran pertama adalah
pelajaran matematika. Dennice diberi latihan dan PR. Setelah kurang lebih dua
jam ia di dalam Smart Organitation, ia dan teman-temannya yang lain
diperbolehkan untuk pulang. Ia segera
menaiki mobilnya dan menjemput Dellisa di GAMA. Mereka pun melakukan perjalanan
meuju rumah. Di sepanjang jalan, Dellisa terus bercerita tentang Jenn. Setelah
kurang lebih lima belas menit, mereka pun sampai di rumah.
Dennice, Dellisa, dan Jenn
turun dari mobil. Setelah masuk ke rumah, Dennice dan Dellisa pun mengganti
pakaian mereka dengan pakaian rumah. Lalu mereka mengerjakan PR dari tempat
kursus dan PR sekolah. Mereka mengerjakan PR dengan dibantu oleh Jenn. Meskipun
Jenn adalah rakyat kecil, tetapi dia memiliki wawasan yang cukup luas. Jenn
membantu Dennice dan Dellisa mengerjakan PR dan tentunya belajar untuk sekolah
besok.
“M’bak Jenn, besok aku ada
ulangan IPA nih.. tolong ajarin aku dong...” teriak Dellisa.
“Iya sebentar lagi ya Del M’bak
lagi membuatkan kopi untuk bapa.” Jawab Jenn. Setelah membuat kopi, Jenn segera
mengajarkan Dellisa pelajaran IPA untuk bahan ulangan besok. Dellisa
mengangguk-angguk ketika dijelaskan oleh Jenn. Satu setengah jam kemudian,
Dellisa selesai belajar. Dellisa mengucapkan terima kasih kepada Jenn. Setelah
mengucapkan terima kasih kepada Jenn, Dellisa segera berteriak
“Ma, Isa sudah selesai belajar
IPA untuk ulangan besok..”
Mama pun segera mengetes
Dellisa. Setelah itu mama berkata
“Hebat sekali kamu Isa.. Kamu
sudah berhasil menghafalkan bahan untuk ulangan besok.. Lebih baik sekarang
kamu beristirahat kemudian nanti malam kamu baca-baca lagi ya..”
“Iya dong ma.. Pasti nanti
malam Isa baca lagi.” Janji Lisa.
Tidak lama setelah Dellisa
dites mama, terdengar teriakan Dennice yang baru terbangun dari tidur siangnya
“Jenn.. tolong ajarkan aku
Matematika tentang deret angka dong.. Besok aku ada ulangan”.
Jenn pun segera menuju ruang tengah untuk
mengajarkan Denice matematika. Dennice sangat menikmati pelajarannya. Setelah
kurang lebih dua jam, Dennice selesai belajar mengenai deret angka. Sama halnya
dengan yang dilakukan Dellisa, Dennice pun berteriak
“Pa.. Dennice sudah selesai
belajar matematika mengenai deret angka. Tolong tes dong pa..” Papa yang
mendengar teriakan Dennice segera menghampirinya dan bertanya
“Oh ya?? Apa kamu tidak
berbohong?”
“Tidak pa, Dennice tidak
berbohong..”
“Oke kalau begitu, sekarang
papa tes ya..”
Papa pun memberikan dua puluh
soal untuk Dennice. Dennice mengerjakannya dengan sangat cepat. Ketika
diperiksa papa ternyata hasilnya benar semua. Dennice melonjak kegirangan.
“Ya sudah sekarang kamu mandi
dulu sana sehabis itu kita semua makan malam”.
Dennice segera mandi kemudian
ia menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama orang tua dan juga Dellisa.
Kali ini Jenn memasak mie ayam jamur. Mereka semua makan dengan lahap.
Setelah itu Dennice dan
Dellisa membereskan buku untuk besok bersekolah. Setelah mereka membereskan
bukunya masing-masin, Dennice dan Dellisa mengulang kembali pelajarannya.
Sebelum mereka berdua tidur malam, mereka berdua mengecek kembali buku-buku
yang telah mereka bereskan untuk besok sekolah. Mereka berdua tidak mau sampai
ada satu buku pun yang tertinggal di
rumah. Setelah memastikan tidak ada buku yang tertinggal, mereka berdua masuk
ke kamar masing-masing untuk tidur malam. Di dalam kamar, Dennice memasang jam
beker miliknya tepat pukul lima pagi.
Keesokan harinya, jam beker
milik Dennice berbunyi pukul lima pagi Krrrrriiiiiiinnnnnnggggg....... bunyinya
begitu nyaring hingga terdengar ke kamar Dellisa. Dellisa yang mendengar itu segera terbangun dari tidurnya.Begitu
juga dengan Dennice.
Setelah mereka berdua
terbangun dari tidurnya, mereka berdua segera menuju ke kamar mandi yang
terdapat di kamar tidurnya masing-masing untuk mandi pagi. Setelah selesai
mandi, Dennice dan Dellisa mengenakan baju seragamnya masing-masing yang
tertera di dalam jadwal. Dennice memakai seragam olah raga berwarna light blue.
Sedangkan Dellisa memakai seragam kotak-kotak berwarna light green. Setelah
itu, mereka sarapan pagi. Menu sarapan pagi kali ini adalah bolu gulung yang
dibuat oleh Jenn. Setelah itu, Dennice dan Dellisa pergi ke sekolah sedangkan
papanya pergi ke kantor untuk bekerja.
Dennice dan Dellisa pun segera
berangkat menuju sekolah dengan menggunakan mobil Dennice. Setelah belajar
cukup lama di sekolah, Dennice dan Dellisa pun pulang ke rumahnya. Setelah
sampai di rumah, Dennice dan Dellisa segera meletakkan tas milik mereka di
ruang belajar. Setelah itu mengganti baju seragam menjadi maju rumah.
Tralalalilili Trilili Tidak
lama setelah Dennice dan Dellisa mengganti baju, handphone Dennice berbunyi.
Dennice segera masuk ke kamarnya untuk mengambil handphonenya yang tadi
berbunyi. Ternyata SMS itu dari William.
Denn, kita online di Facebook yu.. Sudah lama nih kita
tidak bermain Facebook. Apalagi kamu Denn. Kok sekarang kamu sudah tidak pernah
online lagi di Facebook mu sih??? Karena ada guru les mu yang bernama Jenn itu
ya?? Hahahahaha :D Cepattt ya buka Facebook mu.. Kami sudah menunggu...
Dengan
segera Dennice meminta ijin kepada mamanya untuk membuka Facebook miliknya.
“Iya.. tapi jangan lama-lama
ya..” Jawab mama.
“Iya ma sebentar saja kok.”
Dennice pun segera berlari menuju kamarnya dan segera mengaktifkan laptop
miliknya yang berwarna silver. Begitu laptopnya aktif, Dennice segera menyalakan
modem dan menuju halaman Facebook miliknya yang bernama Dennice_95. Di halaman
Facebooknya, ternyata teman-temannya sudah menunggu.
William :Hai
Denn... kok kamu lama sekali sih membalasnya...
Andrew JHS :Iya nih... Lama sekali
membalas pesan kita...
Rifqie :Mungkin
karena ada si Jenn
Dennice_95 :@Rifqie: Hehhh... kamu jangan asal
nuduh Jenn kayak gitu donk!!
Bukan Jenn
penyebabnya. Tapi kemarin laptopku rusak.
William :
Haahh??? Rusak??? Bohong kali ya.. @Dennice: Trus kemaren kamu ngerjain tugas
power point gimana caranya???
Dennice_95 :@William:
Aku ngerjain tugas pake laptop Dellisa. Emang kenapa??
Marthien :Hai
kawan... kalian penggemar berat SNSD kan?? Sekarang SNSD lagi tampil tuh di TV
di chanel RCTI.
William :Oh... OK thanks ya
Thien... Aku mau sign out dulu.
Andrew
HJS :Aku juga ahh...
Byeee....
Mereka semua langsung menuju ke ruang
keluarga untuk meonton acara SNSD girl band dari Korea itu lhooo.... Hari ini,
SNSD sedang membawakan lagu yang berjudul Oh!, The Boys dan dilanjutkan dengan lagu Visual Dream.
Setelah acara SNSD selesai, Dennice segera menuju ke kamarnya untuk tidur
siang.
Setelah tidur siang, Dennice memanggil
Jenn untuk mengajari pelajaran Biologi karena besok Dennice ada ulangan. Jenn
pun mengajarkan Dennice dengan senang hati.
Keesokkan harinya, Dennice dan Dellisa
segera menuju ke sekolah. Di sekolah, Dennice dibagikan ulangan matematika
tentang deret yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu. “Ibu sangat kecewa.
Semua remedial.” Hati Dennice terasa seperti diinjak-injak hingga remuk.
“Kecuali dua orang yaitu.. Ivana dan Dennice. Nilai tertinggi ulangan kali ini
diraih oleh Dennice dengan nilai sempurna atau seratus dan Ivana dengan nilai
delapan puluh atau salah empat.” Hati Dennice yang tadinya terasa sangat hancur
tiba-tiba melonjak gembira. Ia tidak menyangka bahwa dirinya mendapat nilai
sempurna sekaligus nilai tertinggi.
Saat pulang sekolah, Dennice dan
Dellisa tersenyum-senyum sendiri sampai teman-temannya mengira mereka gila.
Sesampainya di rumah, Dennice dan
Dellisa segera memanggil mamanya
“Maaaaaaaa......”
Mama
yang mendengar teriakan semangat dari anak-anaknya segera menghampiri Dennice dan Dellisa.
“Ada apa sayang?? Tumben pulang sekolah
wajah kalian tampak sangat bersemangat??”
Dennice
dan Dellisa segera berlari menuju ruang belajar secepat mungkin dan membawa
hasil ulangan mereka utuk ditunjukkan kepada mama.
“Ma, mama lihat deh hasil ulangan kita
berdua.” Kata Dennice sembari memberikan hasil ulangannya kepada mamanya yang
diikuti oleh Dellisa.
“Wooowwww.... kalian hebat...” Kata
mama sembari tersenyum kepada Dennice dan Dellisa. Dennice dan Dellisa pun
membalas senyuman mama.
Karena mendapat nilai sempurna, Dennice
dan Dellisa pun semakin rajin belajar. Hingga beberapa kali mendapatkan nilai
sempurna. Dennice dan Dellisa menjadi sangat senang diajarkan oleh Jenn. Mama
dan papa yang melihat perkembangan dari anak-anaknya pun merasa sangat senang
dan bangga.
Hingggaaaa....
“Ma, besok adalah hari penngambilan
raport Dennice dan Dellisa. Mama datang ya.. Waktunya dari pukul tujuh pagi
hingga pukul sepuluh pagi. Jadi besok
mama harus datang sebelum pukul sepuluh pagi ya...” Teriak Dennice dan
Dellisa bersamaan setelah pulang sekolah.
“Iya sayang mama pasti datang kok. Kali
ini ada pementasan gak di sekolah?” Tanya mama.
“Pasti ada lah ma.. Dennice terpilih
menjadi pemain drama yang judulnya Anak yang Berusaha Untuk Berubah Menjadi
lebih baik. Sedangkan Dellisa terpilih menjadi kelompok nari yapong lho ma..”
“Waaaahhhh kalian hebat sekali bisa
terpilih mengikuti pementasan besok. Sekarang kalian ganti baju kemudian makan
siang. Setelah itu ada yang ingin mama bicarakan kepada kalian.”
Dennice dan Dellisa pun segera
mengganti baju dan makan siang. Setelah mereka semua selesai makan siang, mama
mengajaknya ke ruang keluarga untuk membicarakan sesuatu.
Dennice dan Dellisa pun mengikuti
mamanya menuju ke ruang keluarga.
“Den Lis, mama ingin membicarakan sesuatu.
Tapi kalian jangan kecewa ya..” Kata mama.
“ Memangnya apa yang ingin mama
bicarakan kepada kami? Ada apa ma?? Ayo katakan,, kami berjanji tidak akan
kecewa Iya kan Dell???” Kata Dennice
“Iya ma.. Lisa dan Kak Dennice tidak
akan kecewa.” Jawab Dellisa.
“Jadi, setelah bagi raport besok,
kalian akan pindah sekolah ke SMP dan SMA At-Taubah. Maafin mama dan papa ya
karena tidak memberi tahu kalian lebih dulu. Kalian harus pindah sekolah karena
om kalian, Om Benny telah meninggal dunia kurang lebih satu jam setelah kalian
pergi ke sekolah. Kalian harus menemani Kak Rezqia dan Zazqia sepupu kalian.
Mereka berdua tidak mau pindah dari rumahnya karena di sana benyak sekali
kenangan bersama Om Benny dan Tante Raissya papa dan mama mereka.”
“Iya gak apa-apa kok ma.. Dennice dan
Dellisa bisa mengerti. Kasihan Zazqia”
Kriiiinnnnnnggggg.... beker Dennice
berbunyi tepat pukul lima pagi. Ya, hari ini Dennice sangat bersemangat sekali
untuk menampilkan pementasan dramanya. Ia segera mandi dan memakai seragam. Ia
memakai seragam kemeja putih dan celana ungu kotak-kotak. Itu adalah salah satu
seragam sekolahnya. Setelah itu ia merapikan dirinya. Setelah menyelesaikan
semuanya, ia berlatih kembali untuk pementasan drama nanti.
Kemudian pukul tujuh pagi Dennice dan
Dellisa berangkat menuju sekolah. Mereka tampak bersemangat sekali. Setelah
sampai di sekolah, mereka segera berlatih bersama teman-teman mereka untuk
pementasan nanti. Mereka tidak mau melihat mama mereka kecewa.
Kriiinnnnggg.. Bel tanda masuk pun berbnyi.
Murid-murid Al-Rossul pun segera berhamburan menuju ke lapangan untuk menunggu
gilirannya dipanggil. Kelompok drama Dennice mendapat giliran tampil ke dua.
Sedangkan kelompok yapong Dellisa mendapat urutan tampil ke dua puluh lima dari
enam puluh delapan kelompok peserta yang akan tampil. Waaaaahhhhh.... banyak
sekali ya kelompok peserta yang akan tampil... Ckckckck.....
Setelah MC membuka acara itu dengan
kata sambutan, MC pun memanggil giliran pertama yaitu dance dari kelas 6C
dengan lagu SNSD Kissing You. Setelah itu, tibalah giliran kelompok drama
Dennice yang tampil. Dennice dan kelompok dramanya membawakannya dengan sangat
baik. Sampai-sampai semua penonton yang menontonnya memberikan tepuk tangan
yang sangat meriah. Dennice sangat bangga karena telah menampilkan yang terbaik
di depan mama dan orang banyak. Setelah beberapa penampilan, sekarang tibalah
giliran kelompok Dellisa yang menampilkan tarian yapongnya.
Dellisa, Amanda, Fitry, Angela, dan
Margareth segera menaiki panggung untuk menari. Setelah setengah tarian
diselesaikan, tiba-tiba saja kaki Fitry tersandung dan Fitry pun terjatuh.
Dellisa, Amanda, Angela, dan Margareth terheran-heran mengapa Fitry bisa
terjatuh. Padahal semua kabel sudah disingkirkan dan pakaian mereka hanya
selutut. Mereka pun melanjutkan tariannya hingga selesai. Setelah tariannya
selesai, mereka berlima berkumpul di tempat berdandan jika ada pementasan yang
mereka gunakan tadi pagi.
“Kayaknya ini semua ulahnya Riany deh.
Dia kan iri karena tidak terpilih untuk menari yapong.. Buktinya setelah melihat Fitry jatuh, ia
langsung tertawa puas.” Kata Angela.
“Kita tidak boleh menuduh orang
sembarangan karena itu namanya fitnah..” Jawab Margareth.
“Iya... Pokoknya aku akan cari tahu
siapa yang membuat kita dan Fitry malu di atas panggung tadi.” Kata Amanda.
Mereka pun berjalan kembali menuju lapangan.
Ketika sedang berjalan menuju lapangan,
tiba-tiba Riany, Marry, dan Jenny datang menghampiri mereka berlima.
“Jen, siapa ya yang tadi jatuh di atas
panggung ketika sedang menari? Sungguh memalukan. Kalau aku yang terpilih, aku
tidak akan melakukan hal yang sangat bodoh seperti yang dilakukan Fitry tadi.”
Kata
Riany. Marry dan Jenny segera tertawa dengan puansnya.
“Heh.. jangan mengejek Fitry dong.. Aku
tahu ini pasti ulah kalian kan??” Kata Angela.
“Kalau memang iya kenapa??” Jawab
Riany. Mereka kembali tertawa bersama.
“Ayo kita pergi saja. Daripada
mendengar omongan yang tidak berguna” Kata Amanda mencegah Fitry menangis di
depan Riany.
“Sudah Try, jangan menangis lagi.
Omongan mereka tidak usah kamu dengarkan..” Kata Margareth.
“Iya Try jangan menangis lagi ya..”
Kata Dellisa.
“Maafkan aku ya kawan-kawan. Aku telah
membuat malu kalian semua.” Isak Fitry.
“Tidak Try. Ini semua bukan salahmu. Oh
ya kawan, aku ingin memberitahu kalian semua bahwa mulai besok aku sudah tidak
bersekolah lagi di sini. Aku harus menemani sepupuku Kak Rezqia dan Zazqia
karena mama dan papanya sudah tiada. Oleh karena itu aku mau hari terakhir aku
bersekolah di sini sahabatku tidak ada yang menangis melainkan tertawa semua.”
Kata Dellisa panjang lebar.
Belum
sempat mereka berbincang-bincang lebih lama, Mama Dellisa telah menjemput
Dellisa untuk segera pulang.
“Bye kawan-kawan...” Kata Dellisa.
“BYE...” Jawab Amanda, Fitry, Angela,
dan Margareth.
“Dennice... Dellisa... Kalian sudah
siap? Kita akan berangkat sebentar lagi ke rumah Kak Rezqia dan Zazqia.” Teriak
mama.
“Sebentar lagi ma...” Jawab Dellisa dan
Dennice bersama.
Tidak
lama kemudian, Dennice dan Dellisa pun keluar dari kamarnya masing-masing. LETS
GO... Teriak Dellisa. Mama dan papa berangkat menggunakan mobil papa. Sedangkan
Dennice, Dellisa, dan Jenn berangkat menggunakan mobil pribadi Dennice.
Perjalanan berlangsung selama kurang
lebih dua setengah jam, akhirnya mereka
pun sampai di rumah Kak Rezqia dan Zazqia. Mereka semua turun dari mobil dan
mengetuk pintu rumah Om Benny. Tidak lama kemudian, Kak Rezqia dan Zazqia
keluar dari rumah tersebut.
“Hai Lisa... Sudah lama nih kita tidak
bertemu. Aku kangen sama kamu sa..” Kata Zazqia.
Zazqia
memang sangat akrab dengan Dellisa.
“Hai juga Zaz..”
Sementara
Zazqia dan Dellisa melepas rindu, Kak Rezqia mengajak mama, papa dan Dennice
masuk ke dalam rumahnya. Mama, papa dan Dennice pun masuk ke dalam rumah Om Benny.
Sementara mama, papa dan Dennice
membereskan barang bawaan masing-masing, Zazqia dan Dellisa masih asik bermain
di taman milik Tante Raissya yang sekarang dirawat oleh Kak Rezqia dan Zazqia.
Mereka memetik beberapa tangkai bunga yang kemudian akan dirangkai dan nantinya
akan dijual di toko bunga. Setelah kurang lebih satu jam mereka berada di taman
milik Tante Raissya, mereka pun akhirnya memutuskan untuk mandi terlebih
dahulu. Ketika mereka berdua masuk ke ruang keluarga, di sana sudah ada mama,
papa, Dennice dan juga Kak Rezqia. Mereka semua lagi mengobrol dengan asyiknya.
“Del Zaz, kalian sudah selesai
bermainnya? Kalian mandi dulu sana.. Bergantian ya mandinya..” Kata mama.
“Iya tante. Del, kamu mandi duluan
sana, nanti aku bantuin beresin barang-barang kamu di kamar kamu.” Kata Zazqia.
“Ya sudah aku mandi duluan ya.....”
Jawab Dellisa.
“Iya. Tapi jangan lama-lama ya
mandinya.. Aku juga mau mandi nih...” Jawab Zazqia.
“Iya. Aku gak bakalan lama kok
mandinya..”
Dellisa
pun masuk ke dalam kamar mandi. Kurang lebih 5 menit, Dellisa sudah selesai
mandi. Dilihatnya Zazqia yang sudah menunggu di luar kamar mandi. Setelah
Dellisa keluar dari kamar mandi, Zazqia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk
mandi pastinya. Kurang lebih 10 menit, Zazqia keluar dari kamar mandi.
“Huffffttttt..... lama sekali sih
mandinya... Menasihati orang untuk tidak lama-lama tetapi sendirinya yang
lama.. Gimana sih???” Sindir Dellisa.
“Iya iya maaf deh. Ayo sekarang aku
bantu kamu membereskan barang-barangmu.”
“Emangnya kamarku dimana?”
“Kamar kamu ada di lantai 2. Lebih
tepatnya di antara kamarku dan kamar Kak Rezqia. Ayo aku antar..”
“Ohhhhh...... ayo...”
Zazqia danDellisa pun berjalan menuju kamar
yang akan ditempati Dellisa nantinya.
“Wowwww.... Za, aku gak salah lihat
nih?? Keren banget kamarnya.. Temboknya di cat warna ungu dan pink lagi. Itu
kan warna kesukaan aku..”
“Hehehehe... Iya donk... Siapa dulu
yang buat... Zazqia gitu lho... (ge-er)”
“Huffftttt... Dari pada ngomongin yang
kayak gitu lebih baik kita segera membereskan barang-barangnya. Ayo....”
“Iya deh... Narsis dikit aja gak
boleh... Apalagi kalau aku kasih yang berlebihan.”
Tidak lama kemudian mereka berdua
selesai membereskan kamar Dellisa.
Malam ini hujan turun sangat deras.
“Zazqia Dellisa, ayo turun. Semua sudah
menunggu kalian nih. Cepat sedikit ya beres-beresnya. Sesudah itu kita makan
malam.
“Iya ma, ini juga sudah selesai kok.
Sebentar lagi kami akan turun...” Jawab Dellisa.
Tidak lama kemudian, Zazqia dan Dellisa
pun turun dari lantai 2. Mereka semua segera memulai makan malamnya. Makan
malam kali ini di masak oleh Bi Aliza dan Jenn. Bi Aliza dan Jenn sama-sama
jago masak. Apalagi kalau masakan keduanya dipadukan. Rasanya........
Woooooowwwwww..... Nikmat......... Malam itu, menu makan malamnya adalah nasi
liwet ala Bi Jenal. Hihihi.... Jenal adalah singkatan dari Jenn dan Aliza. Unik
ya...
Mereka semua sangat menikmati makan
malam itu. Setelah mereka semua selesai makan malam, Mama mengajak Dennice,
Dellisa dan Zazqia untuk berbicara di ruang keluarga sebentar. Mereka bertiga
pun mengikuti Mama ke ruang keluarga.
“Lis, mulai besok kamu dan Kak Dennice
akan mulai bersekolah di SMP dan SMA At-Taubah. Kamu akan sekelas dengan
Zazqia. Jadi kamu tidak akan kesepian dan kesulitan untuk mencari teman di
sana. Kalau kamu Nic, kamu harus pandai-pandai mencari teman di sana.
Bersikaplah yang baik. Jangan bikin berbagai macam ulah lagi seperti yang
pernah kamu lakukan di SMA Al-Rossil dulu.”
“Oke mamaku yang tercinta.. Dennice
berjanji tidak akan berbuat berbagai macam ulah di sekolah Dennice yang baru
nanti. Tapi masalahnya besok Dennice dan Dellisa pakai seragam apa dong Ma?”
“Soal itu kalian tenang saja. Di meja
belajar kalian sudah di tempelkan jadwal pemakaian seragam setiap harinya oleh
Bi Aliza ketika kita makan tadi. Untuk baju seragamnya sudah tersedia di lemari
kalian masing-masing. Jadi kalian tidak usah kawatir untuk masalah itu.”
“OKE deh mamaku yang sangaaaaaaaaatttttttttttttt
kucintai. Dennice pamit pergi ke kamar Dennice dulu ya untuk melihat seragam
dan jaddwal pemakaian seragamnya. Bye mama....”
“Dellisa juga ingin melihat seragamnya
dan juga jadwalnya ya ma... Zaz, temani aku melihatnya yu....”
“Oke. Tante, Zazqia pamit menemani
Dellisa ya..”
Dennice dan Dellisa pun masuk ke dalam
kamarnya masing-masing untuk mekihat-lihat seraagamnya dan jadwal seragam
mereka. Inilah jadwal seragam Dellisa:
Senin dan Jumat: Seragam pramuka
bewarna coklat
Selasa : Seragam menari bewarna pink
dan biru
Rabu : Seragam olah raga bewarna
light blue
Kamis : Seragam wajib SD bewarna putih
merah
Setelah
puas melihat-lihat seragam dan jadwal pemakaian seragam milik mereka, mereka
pun memutuskan untuk tidur karena tidak ingin terlambat keesokan harinya.
Baru saja Dellisa menutup matanya,
pintu kamar Dellisa diketuk oleh seseorang. Dellisa pun segera beranjak dari
tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya yang belum lama diketuk oleh
seseorang.
“Oh, Kak Rezqia. Dikirain siapa kak.
Ada apa malam-malam begini datang ke kamarku?”
“Kamu kira kakak ini hantu apa?” Kata
Kak Rezqia sembari mecubit pipi Dellisa dengan gemas.
Zazqia yang mendengar keributan di
depan kamarnya segera keluar dari kamarnya.
“Ada apa sih? Kenapa malam-malam
seperti ini ribut? Ganggu orang tidur saja.” Kata Zazqia yang berpura-pura
marah dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
“Maaf ya adikku sayang...” Kata Kak
Rezqia sembari tertawa melihat tingkah adiknya yang lucu itu.
“Langsung to the point saja ya Lis,
tadinya kakak ingin mengajak kamu tidur bareng kakak di kamar kamu karena atap
kamar kakak bocor. Akibatnya, kakak basah karena kena air hujan. Boleh kan Lis?
PLEASE...”
“Boleh saja kok kak.”
“Eh Lis, kamu tidur bersamaku aja ya...
PLEASE...” Kata Zazqia memohon.
“Aku jadi bingung nih mau tidur dengan
yang mana. Kalau tidur dengan Zazqia apakah Kak Rezqia mengijinkan?”
“Bagi kakak kamu mau tidur dengan siapa
pun tidak masalah kok.”
“Benar kak? Ya sudah kalau bergitu Lisa
tidur dengan Zazqia saja ya kak. Kakak tidur saja di kamarku.”
“Oke deh. Tapi kalian jangan bercanda
terus ya nanti bisa-bisa besok kalian telat bangun lagi. Kalau barang-barang
kita besok saja dipindahkannya ya Lis. Ini sudah malam. Nanti kalian kecapekan
lagi.”
“SIP KAK....”
Malam itu, mereka semua tidur sangat
nyenyak hingga...........
Krrrriiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnngggggggggg.......
Beker milik keempat anak itu berbunyi bersamaan hingga menghasilkan bunyi yang
sangat nyaring. Saking nyaringnya bunyi beker keempat anak dari kamarnya
masing-masing, semua penghuni rumah itu terbangun. Mama dan Papa yang mendengar
bunyi itu segera naik menuju ke kamar keempat anak itu. Ketika sampai di lantai
2, Papa melihat keempat anak itu sudah berdiri di depan kamarnya masing-masing.
“Lho, kok Kak Rezqia jadi tidur di
kamar Dellisa dan Dellisa tidur bersama Zazqia? Ada apa ini?” Tanya Papa
penasaran.
“Tadi malam langit-langit kamar kak
Rezqia bocor sehingga kak Rezqia menjadi basah kuyup oleh karena itu, kak
Rezqia mengajakku untuk tidur bersamanya. Tetapi ternyata Zazqia mendengar
semuanya dan mengajakku untuk tidur bersamanya saja. Akhirnya kami bertiga
sepakat bahwa aku tidur bersama Zazqia dan kak Rezqia tidur sendiri di kamarku.
Iya kan kak, Zaz?
“Iya om benar yang dikatakan Lisa.
Maafkan Rezqia ya om.”
“Gak apa-apa kok Rez. Om sama sekali
tidak marah sama kamu. Bukannya rumah ini adalah rumah asli kamu? Jadi harusnya
itu semua adalah hak kamu dan Zazqia. Ya sudah kalian siap-siap agar nanti
kalian tidak terlambat ke sekolah. Nanti kalian akan diantar Dennice
menggunakan mobil pribadinya”.
“Ya sudah aku mandi duluan ya...” Kata
Dellisa.
“Aku mandi di kamar mandi bawah saja
ya..” Kata Zazqia.
Sementara Dellisa dan Zazqia mandi, Kak
Rezqia dan Dennice mengantre di depan kamar mandi. Setelah kurang lebih 25
menit, mereka berempat telah selesai mandi dan memakai seragam masing-masing. Dellisa dan Zazqia
memakai seragam dengan motif ombak berwarna light blue Dennice memakai seragam
kaos berwarna hijau dan Kak Rezqia memakai seragam bermotif kotak-kotak
berwarna ligt green
Tidak lama kemudian, mereka semua
berangkat ke sekolah At-Taubah sementara Kak Rezqia berangkat ke Universitas Amerika.
Mereka pun segera berangkat menggunakan mobil pribadi Dennice. Kebetulan
sekolah mereka semua searah. Setelah mereka mengantarkan Kak Rezqia ki
Universitas Indonesia, mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke SMP dan SMA
At-Taubah. Kurang lebih lima menit, mereka bertiga sudah sampai di sekolah
At-Taubah. Mereka bertiga pun turun dari mobil pribadi Dennice.
Ketika mereka bertiga turun dari mobil
Dennice, semua pandangan tertuju pada Dellisa. Maklum, Dellisa kan merupakan
murid baru di sekolah At-Taubah. Dengan cekatan, Zazqia segera mengenalkan
Dellisa kepada sahabat-sahabatnya yakni Marsya, Cinthia, Cindy, dan Sabryna.
Mereka semua menerima kehadiran Dellisa dengan senang hati.
Setelah memperkenalkan Dellisa kepada
sahabat-sahabatnya, Zazqia mengantarkan Dellisa menuju ke kelas mereka. Setelah
itu, Dellisa, Zazqia, dan keempat sahabatnya itu asyik bercanda hingga tak
terasa bel masuk telah berbunyi. Mereka berenam segera masuk ke kelas 8
Rainbow. Murid di sekolah At-Taubah memang memberi nama kelas mereka
masing-masing. Dellisa sangat menikmati suasana baru di sekolah ini.
Tetapi, tampaknya ada beberapa murid di
kelas 8 Rainbow yang kurang suka terhadap Dellisa. Mereka adalah Stacia,
Sheeren,dan Vinka. Mereka adalah sahabat yang memang tidak pernah bisa untuk di
ceraikan. Banyak sekali persamaan di antara mereka. Hingga mereka membuat
sebuah group yang bernama 2SV. Mereka memang senang sekali menjahili orang lain
sehingga mereka bertiga mendapat julukan dari seisi kelas yaitu Trouble Marker.
Karena adanya julukan Trouble Marker,
kelas Dellisa memiliki julukan yang
sangat lengkap yakni Trouble Marker,
Miss Math Lover yakni Marsya, Miss Sastra Lover
yakni Zazqia, Detektif gadungan yakni Akbar dan si Super Hero yakni George.
Hari itu Dellisa dapat mengerti semua
mata pelajaran yang diberikan kepadanya dan kawan-kawannya. Kini bel pulang
berbunyi. Semua anak keluar dari kelas untuk pulang maupun bermain ke rumah
teman mereka. Dellisa, Zazqia, dan keempat sahabatnya ingin segera pulang ke
rumah masing-masing. Rencananya mereka akan pulang bersama.
“Eh kawan-kawan... Aku ingin ke kantin
sebentar untuk membeli makanan ringan. Kalian ada yang ingin ikut bersamaku?
Kata Dellisa
“Kami tunggu di sini saja deh..” Jawab
yang lainnya.
“Ya sudah.. aku ke kantin dulu ya..”
Ketika
Dellisa sampai di kantin, ternyata Trouble Marker telah menunggunya.
“Eh teman-teman.. Kalian lihat tuh.. Di
sini rupanya ada anak baru yang sangat tak tahu diri. Mau kita apakan nih anak
baru ini?” Tanya Sheeren ketua dari Trouble Marker itu.
“Hmmm.... Bagaimana kalau kita beri
perhitungan saja dia?” Jawab Stacia.
“Maaf, maksud kalian apa ya?” Kata
Dellisa.
“Aduh.. Ini anak masih polos banget
ya..” kata Vinka
“Hahahaha... Maksud kami adalah.. Kami
ingin membuat perhitungan kepada kamu...” Jawab Sheeren.
“Memangnya aku salah apa sama kalian?”
Tanya Dellisa
“Masih nanya lagi. Gak usah jadi orang
yang sok polos deh...”
“Maksud kami adalah, kehadiran kamu di
sekolah ini telah membuat kepopuleran kami memudar.” Jawab Vinka.
“Ya.. Tepat sekali...”Kata Sheeren
“Apa yang kalian akan lakukan? Aku
sedang ditunggu oleh teman-temanku.” Jawab Dellisa.
Tak
lama kemudian, Zazqia masuk ke dalam kantin untuk menjemput Dellisa. Melihat
itu, kelompok Trouble Marker segera pergi meninggalkan Dellisa.
“Dell, beli makanan saja kok lamanya
setengah mati sih... Kita sudah bosan menunggumu tahu....”
“Iya.. Maafkan aku ya Zaz... Tadi aku
sedang melihat-lihat menu yang akan aku pilih.”
“Oh.. Ya sudah cepat pilih.”
Setelah Dellisa selesai membeli makanan di kantin, ia bersama Zazqia
dan keempat sahabatnya segera pulang ke rumah mereka masing-masing. Selama di
perjalanan, Dellisa terus terfikir tentang kejadian di sekolahnya yang baru
saja menimpanya. Ia heran, mengapa bersekolah dimanapun juga harus mendapatkan
teman yang seperti itu.
Sesampainya di rumah Zazqia, Dellisa
segera menuju ke kamarnya dan mengganti baju seragamnya dengan baju rumah.
Setelah itu, Dellisa mengambil ponselnya yang bewarna pin ke biru-biruan dan
menelepon Margareth, sahabat dekatnya sejak kelas satu SD. Dellisa menceritakan
semua yang ia alami di sekolah barunya. Ternyata sekolah barunya itu tidak
seindah yang diimpi-impikannya semalam. Mendengar itu, Margareth sahabatnya
tidak terima akan peristiwa yang baru saja dialami oleh sahabatnya itu.
Setelah Dellisa menceritakan semua
keluh kesahnya terhadap Margareth, Dellisa segera menuju ke meja belajar
miliknya untuk mengerjakan PR-nya yang diberikan oleh Pak Gunawan guru sains
sekaligus wali kelasnya. Selama Dellisa mengerjakan PR-nya, ia sama sekali
tidak mengalami kesulitan karena ia
memang sejak dahulu menyukai pelajaran IPA. Oleh karenanya, ia sudah tidak
perlu repot lagi jika diberikan PR IPA oleh gurunya. Ia menyelesaikan PR nya
cukup dengan waktu sepuluh menit saja. Setelah selesai mengerjakan PR IPAnya,
Dellisa segera menuju ke lemari pakaiannya untuk mengambil baju guna untuk ia
pakai setelah selesai mandi sore. Setelah Dennice sslesai mandi sore, Dellisa
segera masuk ke kamar mandi untuk mandi sore juga.
Setelah mereka berempat selesai mandi
sore, mereka berempat belajar untuk besook sekolah. Mereka berempat didampingi
oleh Jenn. Setelah 1 jam mereka belajar untuk besok, mereka pun masuk ke kamar
masing-masing untuk membereskan buku dan peralatan sekolah mereka
masing-masing. Setelah selesai melaksanakan itu semua, mereka semua beranjak ke
ruang keluarga untuk menonton TV bersama. Setelah makan malam siap, mereka
segera menyantap makan malam mereka masing-masing.
Belum selesai mereka menghabiskan
santap malam mereka, terdengar telepon rumah berdering. Zazqia segera beranjak
dari kursinya dan mengangkat telepon yang letaknya di ruang keluarga. Ternyata
telepon itu dari kantor ayah Dellisa. Dari pihak kantor ayah menyampaikan bahwa
ayah mendapatkan 8 tiket gratis untuk pergi ke Jepang. Mereka semua melonjak
bahagia. Tetapi, mereka semua bingung kepada siapa dua tiket yang lebih itu
akan mereka berikan. Akhirnya mereka semua sepakat untuk diberikan kepada Bi
Alisa dan juga Dellisa. Mereka berdua akan diajak pergi bersama mereka ke Jepang.
Rencananya mereka berdua akan pergi ke Jepang pada akhir sekolah agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah yang tak lain hanya tinggal 3
hari lagi. Mereka semua sudah tidak sabar lagi untuk berlibur ke Jepang.
Dellisa dan Dennice sudah bersiap-siap dan berkemas untuk pergi ke Jepang
nanti. Mereka tidak ingin ada satupun barang yang tertinggal karena akan
mengganggu berlibur mereka.
Akhirnya, tibalah hari yang
ditunggu-tunggu oleh Dennice, Dellisa, Zazqia, dan juga Rezqia. Mereka memilih
pakaian yang sangat rapi untuk pergi ke Jepang Pakaian yang mereka kenakan
antara lain:
Dennice
:kemeja biru tua dengan motif
kotak-kotak serta celana jeans biru
Dellisa
: :kerudung pink muda dihiasi pin bermotif
bunga mawar bewarna pink dan juga
baju panjang selengan dengan warna biru tanpa
motif serta celana jeans biru muda dihiasi motif bunga.
Zazqia
:kerudung biru ocean dihiasi pin
bertuliskan “Zazqia” dan juga baju panjang selengan dengan warna kuning tanpa
motif serta celana jeans warna hitam dihiasi sedikit renda
Rezqia :kerudung ungu muda dihiasi pin
bermotif bunga pink dan juga baju panjang selengan dengan warna pink tanpa
motif serta rok panjang bewarna ungu muda.
Setelah bersiap-siap, mereka semua
memeriksa kembali barang bawaan mereka agar tidak ada yang tertinggal. Di
bawah, mereka bertemu dengan papa dan mama yang juga berpakaian sangat rapi.
“Kalian sudah siap?” Tanya papa
“Sudah” jawab mereka berempat serempak
“Ya sudah kalau begitu. Sekarang kita
panggil Jenn dan Bi Allisa.” Jawab mama
Mereka pun memanggil Jenn dan Bi Allisa
yang sedang berada di taman.
Setelah
itu, mereka diantar oleh Pak Rizald ke bandara. Sesampainya di bandara, mereka
membeli sedikit minuman untuk diminum sambil menunggu pesawat mereka.
Tak lama kemudian terdengar sebuah
suara melalui speaker
“Pesawat dengan nomor 45 jurusan Jepang
harap segera memasuki pesawat.”
Mendengar itu, mereka berenam beserta
Jenn dan Bi Allisa berjalan memasuki
pesawat. Sebelum pesawat yang mereka tumpangi berangkat, mereka semua
berdoa terlebih dahulu agar selamat sampai di Jepang nanti.
Setelah itu mereka semua bersiap-siap
untuk berangkat ke Jepang.
“Miss, can I have some tea and
pancake?” Tanya Dennice
“Yes of course honey.... Wait for a
minute oke...” Jawab pramugari itu
“Oke thank you Miss”
“Your welcome”
Tak lama kemudian, datanglah Tea dan
pancake yang barusan Dennice pesan.
“Baby, this is tea and pancake.” Kata
pramugari yang berbeda dari yang tadi
“Thank you miss.” Jawab Dennice
“Your welcome...” Jawab pramugari itu
lagi
Tak lama kemudian setelah pesanan
datang, Dennice memesan makanan lagi...
“Excuse me miss... Can I have some
coffee and tenderloind steak???” Tanya Dennice
“Yes of course baby doll...”
“Thanks”
Mama dan papa yang melihat anaknya
makan terus menerus hanya geleng-geleng kepala. Sedangkan Dellisa yang melihat
itu langsung protes pada kakaknya yakni Dennice.
“Kak, jangan makan terus dong.... Nanti
gendut loh... Lagian baru aja tadi pagi sarapan...”
“Biarin lah... Yang gendut aku ini
bukan kamu kan???” Jawab Dennice lagi
“Ya udah lah terserah kakak saja...
Capek aku menasihati kakak.... Gak laku loh nanti....” Ejek Dellisa
“Biarin... Emang kamu pikir kamu bakalan
laku?”
Pramugari kembali datang untuk
mengantarkan pesanan Dennice
Tanpa
basa-basi Dennice langsung memakannya. Sesudah selesai, ia lalu tertidur pulas.
Dennice tertidur lama sekali. Melihat
kakaknya tertidur pulas, Dellisa, Zazqia dan juga Rezqia ikut tidur untuk
menyimpan stamina. Begitu pun yang dilakukan oleh papa dan juga mama.
Akhirnya mereka berdua sampai di
Singapura untuk transit. Semua penumpang diperbolehkan untuk turun dan
berjalan-jalan selama 1 jam. Dennice, Dellisa, Zazqia dan Rezqia memutuskan
untuk membeli Sovenir Singapura.
Tak terasa 1 jam pun berlalu. Semua
penumpang diminta kembali ke pesawat. Kira-kira 8 jam lagi mereka akan sampai
di Jepang. Waktu yang cukup lama itu dimanfaatkan dengan kegiatan yang
berbeda-beda oleh setiap orang.
8 Jam kemudian mereka sudah sampai di
Jepang....
Dennice
yang sangat girang berterian dengan lantang “Welcome to Japan”
Mereka segera menuju hotel yang telah
dipesan papa sebelumnya. Rencananya mereka baru akan berjalan-jalan keesokan
harinya. Hari ini mereka akan beristirahat di hotel terlebih dahulu karena baru
saja melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Tetapi sebelumnya mereka membagi kamar
terleih dahulu. Dellisa sekamar dengan Rezqia dan Zazqia. Dennice sekamar
dengan papa dan mama. Sedangkan Jenn sekamar dengan Bi Allisa.
Mereka semua langsung masuk ke kamar
masing-masing dan tertidur pulas. Dellisa, Rezqia dan Zazqia terbangun ketika
jam menunjukan pukul 5 sore. Mereka bertiga memutuskan untuk berenang di kolam
renang yang sudah disediakan oleh hotel.
Setelah puas bermain air, mereka
bertiga pun akhirnya memutuskan untuk mengganti pakaian mereka. Rencananya hari
ini mereka akan makan malam di hotel.
Ternyata ketika mereka selesai
mengganti pakaian dan mandi, Dennice, mama, papa, Jenn dan Bi Allisa telah
menunggunya di ruang makan yang sudah tersedia di setiap kamar. Hari ini mereka
makan malam di kamar papa dan mama.
Terkecuali Jenn dan Bi Allisa. Mereka berdua makan di kamar mereka sendiri.
Setelah selesai makan mereka semua melihat
acara televisi sebentar karena sudah mengantuk akhirnya mereka tidur. Tetapi
sebelum tidur, Dellisa, Zazqia dan Rezqia memasang beker agar besok tidak
bangun kesiangan.
Mereka semua tertidur dengan sangat
pulas. Keesokan harinya, mereka bangun pagi-pagi dan langsung sarapan. Tetapi
untuk kali ini mereka tidak sarapan bersama. Karena Dennice belum terbangun
dari tidurnya. Jadi papa dan mama memutuskan untuk sarapan bersama Dennice
nanti.
Tak lama kemudian Dennice bangun dan
segera sarapan bersama papa dan mama. Setelah itu mereka semua bersiap-siap
untuk memulai liburan mereka di hari pertama ini.
Hari ini rencananya mereka akan pergi
ke Flower Store Forefer. Itu adalah tempat di mana kita bisa berlibur dengan
menikmati keindahan alam yang luar biasa indah. Rencananya papa akan mengadakan
piknik di Flower Store Forever.
Tetapi sebelum sampai di sana, mereka
harus menempuh jarak yang cukup jauh yaitu sekitar 2 kilo.
Tetapi demi piknik di Flower Store
Forever, mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh. Selama perjalanan,
kelihatannya Dennice sangat borring. Dennice memang paling malas kalau harus
menempuh perjalan yang jauh. Apalagi ditempuh dengan mobil. Karena di mobil
hanya bisa duduk diam.
Setelah kurang lebih dua setengah jam
mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di Flower Store Forever.
Papa memarkir mobil dan membeli tiket terlebih dahulu.
“Excuse me, can I buy eight ticket??”
Tanya papa
“Yes of course mr. Mmmm..... The price
is also high... not problem?”
“Yeah I now. Its oke....” jawab papa
kembali
“Oke the price is eighty thousand
rupiah. You are from Indonesia right?”
“Yes. We are from Indonesia.. This is
the money.”
“Thank you sir.”
“Your welcome.”
Setelah membeli tiket, papa dan yang
lainnya segera masuk ke dalam untuk segera berpiknik. Bi Allisa segera
menggelar karpet di atas rumput yang kira-kira pemandangannya cukup bagus.
Mereka sangt menikmati piknik mereka.
Terutama Dellisa. Dia sangat senang dengan pemandangan yang indah.
Tetapi tiba-tiba ketika mereka sedang
menikmati piknik mereka, mereka mendengar teriakan orang banyak
“Quake quake quake........”
Tak lama kemudian setelah mereka
mendengar teriakan itu, datanglah penjaga Flower Store Forefer.
“Sorry sir, Japan has quake today..”
Papa yang mendengar itu kaget. Mereka
langsung lari. Karena ternyata gempa kali ini juga diikuti tsunami yang sangat
besar. Orang-orang berlari ke segala arah. Sampai-sampai papa dan yang lainnya
pun terpisah.
Dellisa bingung harus berlari kemana.
Apalagi dia melihat ada anak kecil yang kehilangan orang tuanya. Jadi Dellisa
membawa anak kecil itu berlari untuk menyelamatkan diri dari tsunami dan gempa
yang melanda.
Hingga akhirnya Dellisa memutuskan
untuk menaiki sebuah gedung yang terdapat tangga untuk naik ke atas. Dan
sepertinya gedung itu memang sengaja dibuat anti gempa karena gedung itu tetap
berdiri kokoh sedangkan gedung yang lainnya sudah ada yang hancur parah.
Sesampainya di atas gedung itu, Dellisa
langsung tidak sadarkan diri karena sangat lelah telah berlari cukup jauh
dengan perasaan takut.
“Where I am?” Tanya Dellisa ketika ia
sadarkan diri
“You are in Japan Hospital” Jawab
seorang wanita cantik yang tak lain adalah perawat yang bertugas di kamarnya.
“Okay. Thank you miss....”
“Your welcome.”
“Where are Zazqia , Dennice, Rezqia, my
father and my mother miss??”
“Who are they?”
“They are my cousin.”
“Oh.. I am sorry. I don’t see they.”
“I want to see they. Please help me
miss......”
“Okay. I want to help you....”
Mereka berdua pun mencari Rezqia, Zazqia,
Dennice, papa, dan mama.
Tapi
apa daya, Dellisa mendapat kabar yang sangat menyedihkan. Papa dan mama serta
Rezqia telah tiada. Dellisa menangis sejadi-jadinya. Ia tidak bisa menerima
kenyataan itu semua.
Tetapi ia masih menyimpan harapan. Ia
masih belum menemukan Dennice dan Zazqia. Ia dan suster rumah sakit yang
ternyata bernama Selvy itu kembali mencari Dennice dan Zazqia.
Setelah mencari ke setiap sudut
ruangan, mereka tetap tidak menemukan Dennice dan Zazqia. Akhirnya Dellisa
memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia pun menyalakan televisi. Di
televisi itu disiarkan bahwa korban tsunami bernama Zazqia hanyut terbawa ombak
yang sangat besar.
Mendengar itu, mengucurlah air mata
Dellisa. Ia sangatlah sedih. Hari ini ia telah kehilangan orang-orang yang
sangat amat ia cintai. Ia tidak mau kehilangan Dennice. Untuk itu, ia segera
mencari Dennice kemabali. Tetapi kali ini tidak dibantu Selvy karena ia sedang
tidak ada di dalam ruangan.
Ia tidak memikirkan lagi resiko yang
akan ia terima. Karena kondisinya yang msih lemah, ia harus menggunakan kursi
roda. Setelah keluar dari kamarnya, ia harus menyusuri tangga terlebih dahulu.
Karena tidak hati-hati, ia terjatuh di
tangga itu. Banyak orang yang melihatnya ikut membantu. Mereka menanyakan
tujuan Dellisa dan menyuruh Dellisa untuk mengurungkan niatnya karena
kondisinya yang masih lemah. Tetapi ia tidak mau. Ia ingin bertemu dengan
kakaknya Dennice.
Ia kembali mencari Dennice. Akhirnya ia
menemukan Dennice di ruangan dekat gudang. Dellisa segera memanggil perawat.
Tetapi ternyata rumah sakit itu kehabisan kamar rawat. Akhirnya Dellisa meminta
agar Dennice dirawat di kamarnya.
Setelah melakukan perawatan terhadap
Dennice, Dokter memanggil Dellisa.
“Your sister have to amputation...
Because his arm rotten.... Left and right.”
“Yes... Do the best for my brother.”
Jawab Dellisa sambil menangis.
“Okay. We will do the best for your
brother.”
Dokter pun melakukan amputasi untuk
tangan kanan dan kiri Dennice. 5 jam kemudian Dennice pun telah sadarkan diri.
Dellisa kemudian memulai obrolan dengan Dennice.
“Kak, maafkan Dellisa ya tidak bisa
menjaga kakak dengan baik. Tangan kanan dan kiri kakak terpaksa harus di
amputasi.”
“Tidak apa-apa Lis, yang terpenting
adalah sekarang kamu selamat dan telah berada di samping kakak. Terima kasih
juga karena kamu telah merawat kakak hingga kakak sadar.”
“Tapi kak, ada kabar buruk lain yang
kakak harus tau.” Ucap Dellisa sambil menangis.
“Apa?” Jawab Dennice.
“Papa, mama, Kak Rezqia telah
meninggal. Sedangkan Zazqia hanyut terbawa ombak besar.”
“Astaga.....” Jawab Dennice sambil ikut
menangis.
Dennice lalu memeluk Dellisa.
“Jangan tinggalkan kakak sendirian ya
Lis...”
“Lisa tidak akan meninggalkan kakak.
Tapi kakak juga harus janji jangan tinggalkan Lisa. Kita jalani hidup ini
bersama-sama dalam suka dan duka ya kak...”
“Pastinya Lis..”
Dennice dan Dellisa pun merencanakan
jadwal kapan mereka akan pulang ke rumah mereka. Rencananya mereka akan pulang
besok lusa. Karena Dennice hari ini belum diperbolehkan pulang oleh dokter
karena kondisinya yang sangat lemah.
Hari ini adalah hari dimana Dennice dan
Dellisa akan pulang. Mereka sangat senang sekaligus sedih. Senang karena mereka
bisa kembali ke negara mereka tercinta. Sedih karena mereka kehilangan
orang-orang yang sangat mereka cintai.
Mereka pun melakukan perjalanan dengan
pesawat. Kira-kira mereka akan sampai pukul 4 sore. 10 jam harus mereka lalui
di dalam pesawat.
Hingga akhirnya mereka sampai di negera
mereka tercinta. Mereka pun memasuki rumah mereka tercinta. Ternyata di dalam
sudah ada nenek dan kakek mereka. Mereka tak sabar ingin melihat keadaan anak
cucu mereka.
Kakek dan nenek sangat terkejut dan
sedih mendengar berita itu. Sejak saat itu kakek dan nenek sepakat untuk
tinggal di rumah bersama Dennice dan Dellisa untuk merawat mereka berdua.
Sejak kejadian itu, Dennice dan Dellisa
tak pernah bertengar sekalipun dan hidup saling membantu.
Hingga saat ini Dellisa telah menjadi
perawat di rumah sakit. Sedangkan Dennice menjadi Dokter. Hebat ya????

keren keren!!! hahaha :D good Author...buat yg lain yuch...
BalasHapusthamks a lot edwina...
Hapuswait yup??