WELCOME TO MY BLOG

Minggu, 25 November 2012

Ketekunan


Ketekunan


“Jeslyn..... Ayo makan dulu.... Nanti kalau sakit gimana coba?” Tanya mama kepada Jeslyn.
“Sebentar ma........ Jeslyn masih mau main.....” Jawabnya

Jeslyn Adellene yang biasa dipanggil Jeslyn adalah anak kelas 5 yang bersekolah di SD Pelita. Ia tinggal di Amerika bersama keluarganya. Ia tergolong anak yang cukup pintar tetapi malas belajar dan juga makan.
Setiap jam makan, pasti mama harus berdebat dengan Jeslyn terlebih dahulu untuk menyuruhnya makan.
“Jeslyn..... makan sekarang!!!” Teriak mama
“Huh.... Iya iya....” Jawab Jeslyn
Jeslyn pun dengan malas berjalan menuju meja makan. Ia segera melihat menu apa yang akan dia makan hari ini.
“Ikan lagi... Bosen tau gak ma.... Jeslyn pokoknya gak mau makan ikan...” Kata Jeslyn
“Kamu harus makan. Kalau tidak makan nanti kamu sakit..”
“Tapi ma.....”
“Pokoknya mama gak mau dengar alasan kamu. Kamu harus makan sekarang!!” Jawab mama dengan nada yang meninggi
“Huh.... Kenapa sih mama harus terus memaksaku makan?” Jawab Jeslyn berbisik.
Ia tidak mau sampai mamanya mendengar. Karena jika mamanya mendengar, bisa-bisa dia dimarahi abis-abisan. Itu karena mamanya sudah mulai marah.
Akhirnya dengan malas, ia memakan makan siangnya itu. Tetapi setelah mamanya pergi untuk bekerja, ia malah membuang makanan itu ke tempat sampah.
Perbuatan itu diketahui oleh Bi Ashley. Hanya saja, Jeslyn telah mengancam Bi Ashley untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang kelakuannya ini. Ya mau tidak mau Bi Ashley menurut pada Jeslyn. Karena Bi Ashley tahu bagaimana jika Jeslyn sudah mengamuk. Ia tidak mau menjadi korban Jeslyn.
Setelah makan, Jeslyn pergi ke kamarnya untuk tidur siang. Saking lelahnya, ia sampai tidur selama 3 jam. Padahal biasanya ia hanya tidur selama setengah jam.
Itu pun ia bangun karena dibangunkan oleh mamanya. J
“Jeslyn, kamu harus belajar untuk ulangan besok. Jika tidak, ulanganmu akan mendapat nilai yang jelek.” Kata mama
“Jeslyn masih ngantuk ma... Lagian ulangan IPS kan gampang....” Jawab Jeslyn.
Padahal menurutnya, IPS adalah pelajaran yang sangat sulit. Tapi ia berbohong agar mamanya tidak memaksanya untuk belajar.
Tetapi sebenarnya Jeslyn berbohong lagi lho kawan. Ia malah mengunci pintu kamarnya dan membaca novel Pink Berry.
Ya, Jeslyn memang sangat senang membaca novel. Kadang, jika sudah membaca novel, ia sampai lupa waktu... Ckckck.... Nakal benar ya Jeslyn.
Benar saja. Jeslyn membaca novel hingga ketiduran. Padahal ia belum menyelesaikan PR dan juga belum belajar IPS lho kawan....
“Jeslyn... Bangun dong...” Teriak Kak Jacqueline di depan kamar Jeslyn.
Ya, Kak Jacqueline adalah kakak perempuan Jeslyn. Jeslyn juga mempunyai kakak laki-laki yang bernama Andrew. Tetapi Andrew menjalani kuliahnya di Australia.
“Hoammmmm.... Iya sebentar kak...”
“Cepat... sudah siang.....”
Jeslyn segera melihat jam bekernya.
“Astaga... sudah jam setengah tujuh.. Gimana ini?”
Jeslyn langsung cepat-cepat mandi dan memakai seragamnya. Setelah itu ia langsung pamit mama dan papa tanpa sarapan terlebih dahulu. Ia sangat terburu-buru sekarang.
Kalau Kak Jacqueline sekolah siang.....
Sesampainya di sekolah...
“Aduh... Bagaimana ini? Aku telat....” Bisik Jeslyn pada dirinya sendiri.
Hari ini pelajaran pertama di kelas Jeslyn adalah IPS. Guru IPS adalah Ibu Kimberly, guru yang menjunjung tinggi kedisiplinan. Oleh sebab itu, pasti Bu Kimberly marah dengan Jeslyn yang datang terlambat.
Tapi, ya apa boleh buat? Jeslyn segera mengetuk pintu kelas dan membukanya. Terdapat Ibu Kimberly yang sedang berdiri di depan pintu kelas sambil berkacak pinggang.
DHEG... Bagaimana ini???
“Mengapa kamu terlambat Jeslyn?”
“Aannuuu Bu...”
“Anu apa???? Berbicara yang jelas Jeslyn!!!”
“Saya telat bangun Bu.”
“Kamu tahu bahwa sekarang ada ulangan??”
“Tahu Bu.” Jawab Jeslyn.
Meski sebenarnya ia lupa bahwa hari ini ada ulangan IPS. Semalam ia tidak belajar sama sekali. Oleh karena itu ia kaget ketika Ibu Kimberly menanyakan tentang ulangan kepadanya.
“Sekarang kamu duduk! Untuk hari ini saya bebaskan kamu dari hukuman karena ada ulangan. Tapi lihat saja kalau kamu mengulangi perbuatanmu!”
“Iiiyyaa Bu.” Jawab Jeslyn sekenanya.
Ia segera duduk di bangku yang tersisa. Ya apa boleh buat. Bangku yang tersisa hanyalah satu. Di mana musuh beratnya berada.
Musuh beratnya yakni Crystal. Sebenarnya Crystal anak yang baik. Teman-temannya suka dengan sikap Crystal. Tapi Jeslyn malah membenci Crystal. Itu karena Crystal mengalahkan nilai-nilainya di sekolah.
Tapi apa daya, Jeslyn harus duduk di sebelah Crystal hari ini.
“Hai Lyn...” Sapa Crystal
“Ngapain kamu menyapaku??” Jawab Jeslyn kektus
Crystal tidak menjawab. Ia memang bukan tipe orang yang senang berdebat. Tipe Crystal adalah orang yang senang bersahabat dengan siapa pun. Itu lah sebabnya ia disenangi teman-temannya.
Selama ulangan IPS, Jeslyn tidak bisa mengerjakan. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Ia melihat Crystal yang dengan mudah mengerjakan soal ulangan. Jeslyn makin benci dengan Crystal.
Bel tanda pelajaran IPS pun berbunyi. Ibu Kimberly mengumpulkan semua jawaban siswa. Melihat itu, Jeslyn menjawab soal dengan asal-asalan.
Ketika Ibu Kimberly sampai di meja Jeslyn, ia mengumpulkan lembar jawab tanpa melihat jawabannya karena terburu-buru.
Jadi untuk saat ini posisi Jeslyn masih aman. Tapi hanya untuk saat ini doang lho... J
Setelah pelajaran IPS adalah pelajaran IPA. Jeslyn belum mengerjakan PR IPA sama sekali.
Guru IPA adalah Ibu Natalie. Ibu guru yang satu ini memang baik. Tetapi ia paling tidak suka jika ada muridnya yang tidak mengerjakan tugas seperti yang dilakukan oleh Jeslyn.
“Selamat pagi anak-anak...” Sapa Ibu Natalie
“Pagi Bu...” Jawab anak-anak serempak.
“Okay... Sekarang Ibu minta kalian mengeluarkan PR yang Ibu beri kemarin.”
Semua anak mengeluarkan Prnya masing-masing. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Jeslyn. Mengapa? Yup. Tepat. Jeslyn tidak mengerjakan PR IPA yang diberikan Ibu Natalie.
“Mana PR mu Jeslyn?” Tanya Ibu Natalie tegas.
“Ketinggalan Bu...” Jawab Jeslyn berbohong.
“Okay, jika begitu, sekarang pinjam telepon kantor dan telepon orang tuamu minta tolong ambilkan buku PR mu. Sekarang!!”
“Iiyyyaaa Bu...” Jawab Jeslyn gemetar
Yang ada di pikiran Jeslyn saat ini adalah bagaimana caranya agar Ibu Natalie tidak mengetahui bahwa sebenarnya ia berbohong. Dan bagaimana caranya agar PR IPA nya sampai di tangan Ibu Natalie dengan jawaban penuh.
Sesampainya di kantor, Jeslyn meminta ijin untuk menggunakan telepon sekolah kepada kepala sekolahnya yakni Bapak William.
Setelah diberi ijin, Jeslyn mengangkat telepon dan memencet nomor telepon rumahnya. Ternyata yang mengangkat telepon adalah Mama.
Jeslyn meminta tolong mamanya untuk mengambilkan buku PR IPA di meja belajarnya. Kalau soal buku ketinggalan sih itu memang benar. J
Tak lama kemudian Kak Jacqueline membawa buku PR IPA milik Jeslyn. Tak banyak bicara, Kak Jacqueline segera pergi meninggalkan Jeslyn.
Dengan gemetar Jeslyn menyerahkan buku PR IPA ke tangan Ibu Natalie. Pastinya dengan rasa takut yang sangat dalam.
“Ini Bu bukunya.” Kata Jeslyn gemetaran
DHEG....
Jeslyn tak berani menatap wajah Ibu Natalie. Ia menunduk ke bawah. Sementara Ibu Natalie membuka buku PR Jeslyn.
“Bagus. Ternyata kamu tidak membohongi Ibu, Jeslyn” Kata Ibu Natalie sambil tersenyum.
Jeslyn langsung menatap buku PR IPA nya. Benar saja. PR nya sudah dikerjakan. Dan ia tahu tulisan siapa itu. Tak lain itu adalah tulisan Kak Jacqueline.
Kakaknya yang satu ini memang sangat baik. Tetapi pasti sesampainya di rumah Kak Jacqueline akan menasihatinya panjang lebar.
Tetapi ia bersyukur karena Kakaknya itu mau membantunya.
Setelah PR dibahas, ternyata PR milik Jeslyn benar semua. Begitupun dengan milik Crystal. Itu yang membuat Jeslyn semakin hari semakin benci dengan Crystal.
Krriiiinnnnngggggg............
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Anak-anak berhamburan ke luar kelas. Begitu pun dengan Jeslyn. Sedangkan Crystal pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku pelajaran. Entah apa. Jeslyn tidak peduli akan hal itu.
Sesampainya di rumah, ternyata Kak Jacqueline belum pulang dari sekolqh. Jeslyn sangat senang. Itu tandanya untuk sementara ia bebas dari ocehan Kak Jacqueline.
“Jeslynnnnnnnnnnnnnnnnn................”
Terdengar teriakan seseorang dari bawah memanggil namanya. Yang yak lain adalah Kak Jacqueline.
“Iyaaaaa Kak.....”
“Kamu ke kamar Kakak sekarang!!! Kakak ingin berbicara.”
“Iya kak...”
Jeslyn pun berjalan menuju kamar Kak Jacqueline.
Di kamar Kak Jacqueline, Jeslyn melihan Kak Jacqueline sudah menunggunya dengan mimik yang begitu menyeramkan.
“Kenapa kamu tidak mengerjakan PR IPA Jeslyn?” Kak Jacqueline memulai pembicaraan.
“Jeslyn lupa kak.. Tadi malam Jeslyn ketiduran....” Jawab Jeslyn seadanya.
“Kali ini kamu kakak bantu. Tapi jika kejadian ini terulang lagi, kakak tidak mau membantumu lagi. Mengerti?” Kata Kak Jacqueline
“Iya kak. Jeslyn janji...” Jawab Jeslyn.
Setelah itu, Jeslyn melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu. Ia masih sangat ngantuk. Karena ia baru saja tidur 10 menit.
Tak lama kemudian setelah Jeslyn memejamkan matanya kembali, HP nya berdering lagu Be Mine 2NE1.
Jeslyn segera mengambil HP nya dari atas meja dan membaca SMS.
Ternyata SMS itu dari Hanna. Ia meminta Jeslyn untuk membuka akun Facebooknya. Hanna ingin sekali mengobrol dengan Jeslyn.
Dengan segera ia mengambil laptop dan memasang modem. Setelah koneksi internet tersambung, Jeslyn langsung membuka www.facebook.com. Ia langsung mengetik nama pengguna dan password juga tentunya....
Setelah akun facebooknya terbuka, ternyata di sana sudah banyak yang online. Termasuk Hanna tentunya....
Melihat Jeslyn sedang online, Hanna segera mengirim inbox pada Jeslyn.
“Jeslyn.... Besok kan Minggu. Bagaimana jika kita pergi piknik??”
“Mmmmm..... Gimana ya??? Boleh deh... Ke mana dan jam berapa??”
“Besok aku akan menjemputmu. Kira-kira jam tujuh pagi. Kamu siap-siap saja ya....”
“Sipppp..... J Besok kutunggu di rumah ya...”
“Okay... Jes, aku off duluan ya... Aku harus membantu mamaku memasak...”
Setelah berinbox dengan Hanna, Jeslyn bilang ke mamanya tentang acara piknik itu.
“Ma, besok Jeslyn ingin pergi piknik dengan Hanna ya.... Boleh kan??”
“Tapi besok kamu harus menjaga rumah Slyn.... Mama akan pergi ke sekolah Kak Jacqueline untuk menerima raport sampai pukul 12 siang. Makanya kamu harus menjaga rumah.”
“Tapi ma... Jeslyn ingin piknik bersama Hanna...”
“Tapi mama tidak akan mengizinkan kamu untuk pergi piknik bersama Hanna. Kamu harus menjaga rumah besok.”
“Huh..... Mama jahat!!!!!” Teriak Jeslyn kencang.
Ia lalu berlari menuju kamarnya dan membanting pintu kamar. Ia sangat marah dengan keputusan mamanya barusan.
Di dalam kamar, ia segera mengambil HP nya dan mengetik SMS untuk Hanna.
“Han, maaf ya. Besok aku tidak bisa ikut piknik. Mamaku tidak mengizinkan. Maaf banget ya Han... Aku juga sebenarnya ingin piknik bersamamu.”
Tak lama kemudian, Hanna pun menjawab SMS dari Jeslyn. Dengan segera, Jeslyn merogoh HP nya yang ia letakkan di atas meja belajarnya.
Begini jawabannya:
“Iya.  Gak papa kok Jes... Aku mengerti mengapa mama kamu tidak mengizinkannya. Aku pergi bersama Samantha dan Crystal saja. Ia pasti bisa kok menemaniku piknik besok.”
Melihat jawaban Hanna di SMS, Jeslyn sangat kesal. Ia sangat ingin pergi piknik bersama Hanna. Apa lagi, dirinya akan digantikan oleh Samantha dan Crystal.
“Kalau Samantha sih tak mengapa. Tapi Crystal?? Sungguh keputusan sangat mengecewakan yang baru saja diambil Hanna.” Gumam Jeslyn dalam hati.
Ia sangat sebal dengan keputusan mama dan juga Hanna.
Ketika ia sedang uring-uringan, tiba-tiba Kak Jacqueline masuk ke kamar Jeslyn.
“Hai de...... Lagi ngapain nih? Kok kelihatannya kesel banget??” Sapa Kak Jacqueline.
“Mmmm.... Gak kok Kak... Aku kesal aja dengan keputusan mama karena aku tidak diperbolehkan untuk ikut piknik bersama Hanna.”
“Oh itu... Pasti karena mama harus menerima raport kakak kan?? Maafin kakak ya de... Harusnya kamu bisa ikut piknik bersama Hanna dan yang lainnya.”
“Gak papa kok Kak.... Lagian sekarang aku sudah tidak berminat untuk ikut piknik bersama Hanna dan yang lainnya.”
“Mengapa de?????”
“Karena ada Crystal di situ.”
“Musuh besarmu itu de??”
“Ya kak..... Aku benci banget sama Crystal...”
“Ya. Kakak tahu itu. Kakak pernah tak sengaja menemukan buku diary kamu tergeletak dengan posisi terbuka di lantai. Makanya kakak tak sengaja membacanya.”
“Tapi kakak harus janji sama Jeslyn.”
“Apa de??”
“Kakak tidak boleh memberi tahu pada siapa pun tentang masalahku dengan Crystal.”
“Siap de..... Kakak janji tidak akan memberi tahu siapa pun...”
“Trima kasih ya Kakak Jacqueline ku tersayang....”
“Ya De Jeslyn ku....”
Mereka pun tertawa bersama-sama.
“Kak, Jeslyn mandi dulu ya.... Panas nih....”
“Ok deh... Kakak juga mau mandi....”
Kak Jacqueline pun keluar dari kamar Jeslyn. Ia berjalan menuju kamarnya sendiri.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Jeslyn dan Kak Jacqueline pun turun menuju meja makan.
Di meja makan, sudah ada papa dan mama yang sedang menunggu Jeslyn dan Kak Jacqueline.
Menu makanan hari ini adalah.....
Jreng jeng......
Udang goreng tepung, Pempek, dan Brokoli....
Lezat...
Siapa yang masak???
Ranita gitu lho....
Hahahahahahaha..... J
Bercanda kok kawan...
Yang masak adalah mama.
“Wah wah...... Enak banget nie makanan malem ini....” Kata Kak Jacqueline...
“Ya donk... Istri tercinta yang masak...” Jawab papa.
“Papa nih ada-ada aja...” Kata mama.
Mereka pun berdoa terlebih dahulu sebelum menyantap makan malam. Sesudah berdoa, barulah mereka makan malam.
(BERSAMBUNG....)


Rabu, 21 November 2012

Drama


Drama dibuka dengan ansambel sederhana.
Menyanyikan lagu “ Bis Kota” diiringi musik dan tarian oleh penari kelompok 1
Prolog         :   Siang itu udara sangat panas. Beberapa penumpang mengipas-ngipas wajahnya
Bus berhenti di lampu merah, saat itu seorang anak laki-laki kira-kira berusia 9 tahun, naik ke dalam bus. Ia duduk di bangku paling belakang.
Kondektur    :   “Sudah dapat berapa ngamenmu, Ndut?”
Indut            :   “Ah, belum banyak kok, Pak.”
Kondektur    :   “Sekarang mulai nyanyi sana!”
Indut            :   “Iya, iya....”
(Ia berjalan ke bangku paling depan sambil membawa botol bekas minuman yang dipotong tengahnya yang diisi kerikil dan uang logam. Indut mulai menyanyikan beberapa lagu sambil menggerak-gerakkan botol plastik itu.)
Salah satu lagu yang dinyanyikan adalah “ Pengamen”. Begini nasib jadi pengamen ..................
Kelompok musik     :           Mengiringi lagu “Pengamen”
Kelompok penari     :           Menari sesuai dengan lagu “Pengamen”
Indut                       :   “Permisi, Pak, Bu  (sambil menyodorkan topinya untuk meminta uang pada tiap penumpang). Terima kasih, terima kasih.”
(Setelah itu, Indut duduk di bangku belakang.)
Ona dan Dudung    :           (naik ke dalam bus). “ Eh, Ndut kamu sudah disini.”
Indut                     :   “Iya Na, Dung!”
Ona                       :   “Kalau begitu, kita cari bus yang lain saja, Dung!”
Dudung                 :   “Yuk, Na, kita turun! Ndut nanti kita ketemu di terminal ya.”
Kak Nita                :   (duduk di sebelah Indut) “Nama kamu siapa?”
Indut                     :   “Nama saya Indut, kak. Sebenarnya, nama saya Ino, tapi karena dulu badan saya gendut, orang memanggil saya Indut.”
Kak Nita                :   (mengeluarkan coklat dan kue untuk diberikan kepada Indut) “ Kamu sekolah tidak?”
Indut                     :   “Terima kasih, Kak, kuenya. Saya enggak sekolah, nggak kuat bayarnya. Setahun lalu saya sekolah sampai kelas 2, terus bapak meninggal. Sekarang saya berhenti sekolah dan ngumpulin uang buat sekolah lagi.”
Kak Nita                :   (Turun dari bus saat bus berhenti di depan kampusnya) “Wah, kakak sudah sampai. Sampai ketemu lagi ya, Indut!”
Indut                     :   “Iya, kak, hati-hati ya!”
Narator
Bus tiba di terminal dan berhenti sebentar. Seorang ibu bertubuh gemuk penjual kue perpesan pada Pak Kondektur. Bang tolong anak ini diturunkan di dekat jembatan baru, ya. Ndut, kamu nurut sama Pak Kondektur ya! Hati-hati uangnya, jangan dikasihkan siapa-siapa, ya pesannya pada Indut.
Mbok Ijah            :  “ Nanti hati-hati turunnya ya, Ndut!”     
Indut                     :   “Ya, Mbok Ijah.”  (sambil mengangguk)
Kondektur           :   “Ndut, beli makanan sebentar ke warung itu, yuk! Sekalian kamu belikan kopi buat Pak Sopir!” 
Indut                     :   “Ya, Pak!”  (sambil mengikuti Pak Kondektur)
Mbok Ijah            :   “Ya sudah, Mbok jualan lagi ya!”
Narator
Diam-diam seorang bapak berseragam TNI AL dari dalam bus memerhatikan tingkah laku Indut. Anak yang lucu, sopan, periang, dan pandai bergaul gumamnya dalam hati. Pak Jono nama bapak itu.
Bus pun siap berangkat setelah semua penumpang naik.
Pak Jono               :   “Mbok Ijah dan kondektur itu siapa?”
Indut                     :   “Mbok Ijah itu tetangga saya. Kalau Pak Kondektur itu aku tidak tahu, tapi ia baik sekali.”
Pak Jono               :   “Kamu tinggal dengan siapa?”
Indut                     :   “Emak!”
Pak Jono               :   “Nanti Bapak boleh ke rumahmu, kan?”
Indut                     :   “Boleh, Pak.”
Narator
Sikap dan perilaku Indut telah memikat hati Pak Jono. Pak Jono ingin mengangkatnya sebagai amakdan menyekolahkannya. Akhirnya, Indut diangkat anak oleh Pak Jono. Indut tekun belajar, ia tidak menyia-nyiakan kebaikan keluarga Pak Jono. Demikian juga uang saku yang diperolehnya setiap hari ia tabung.
Enam bulan kemudian, setelah Indut menjadi anak angkat Pak Jono.
Pak Kondektur   :   “Hai.....Ndut! Tumben kamu nak bus ini. Gimana rasanya jadi anak sekolah? Kamu beruntung, Ndut!”
Indut                     :   “Ah, Pak Kondektur! Aku senang bisa sekolah lagi, apalagi aku tinggal di keluarga yang sangat baik.”
Pak Kondektur   :   “Eh, ngomong-ngomong, kamu mau kemana? Dan bawa apa kamu di kardus besar itu?”
Indut                     :   “Pak, saya mau ke terminal. Saya mau membagikan barang-barang ini untuk teman-teman saya yang ngamen dulu.”
Pak Kondektur   :   “Wah, itu pasti dari bapak angkat kamu ya!”
Indut                     :   “Bukan, barang-barang ini saya beli dari tabungan saya. Saya setiap hari diberi uang saku, tapi tidak pernah saya buat jajan. Nah, saya belikan alat tulis, buku, dan buku cerita buat teman-teman.”
Narator
Sesampai di terminal, Indut turun dan mengumpulkan teman-teman pengamen. Lalu, membagikan bingkisan kepada mereka.
Ona dan Pandu  :   “Indut, kami mewakili teman-teman berterima kasih atas kebaikanmu. Kamu tidak melupakan kami. Kami doakan semoga kamu berhasil meraih cita-cita.  Kami semua sayang kamu.”  (Mereka saling berangkulan).
Pemain musik dan penari menyanyikan lagu “Menabung” ciptaan Titik Puspa, diiringi musik dan tarian.

Lizza Sang Juru Masak


Lizza Sang Juru Masak


Dahulu kala hiduplah gadis kecil berumur 10 tahun. Gadis itu sangat cantik. Nama gadis itu adalah Lizza. Gadis itu sangat suka memasak. Ia pernah mencoba memasak nasi goreng. Ketika dicoba sang ayah, sang ayah sangat terkejut dengan cita rasa nasi goreng itu. Ayahnya lalu berkata “Enak sekali nasi goreg buatanmu ini. Maukah kamu membuatkan sekali lagi untukku???” Tanya sang ayah. Lizza memang bercita-cita untuk menjadi juru masak. Hari berikutnya Lizza memasak ayam goreng dan seterusnya. Sayangnya, ketika Lizza sudah berumur 18 tahun, ayahnya meninggal dunia. Lizza pun hidup sebatang kara. Hingga akhirnya ada ibu tiri pengganti ayahnya. Tetapi sayangnya, ibu tiri itu tidak sayang kepada Lizza. Ia melakukan Lizza seperti pembantu. Tetapi Lizza tetap berusaha sabar dan mencoba untuk menerima kelakuan ibu tirinya itu. Hingga ketika Lizza berumur 20 tahun, ia tidak bisa sabar lagi dan pergi dari rumahnya menuju kerajaan yang lainnya. Ketika sampai di kerajaan Bimbihara, Lizza menemui sang Raja, lalu Lizza berkata “Paduka, bolehkah saya melamar kerja disini?”. Sang raja pun berkata “Boleh, tapi apakah kamu bisa memasak?” Lizza menjawab “Ya, saya bisa Paduka”. Akhirnya Lizza bekerja di Istana Bimbihara. Ketika Pangeran Andre mellihat Lizza, Pangeran Andre langsung jatuh hati kepada Lizza. Apalagi suatu peristiwa membuat mereka semakin dekat. Ceritanya begini: Suatu hari, Lizza sedang memasak sup iga kesukaan Paduka raja. Ketika sedang menata meja, sup iga itu tidak sengaja tersenggol oleh Lizza hingga jatuh ke kaki Pangeran Andre. Lalu Lizza mengobati kaki Pangeran Andre. Sejak saat itu, Pangeran Andre menjadi lebih cinta terhadap Lizza. Setelah seminggu kejadian itu, Pangeran Andre bicara kepada ayahnya, bahwa ia ingin menikah dengan Lizza. Ayahnya mengizinkan. Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya.....

Tamat

Asal mula katak


Awal Mulanya Katak


Pada zaman dahulu, katak adalah hewan istimewa karena tidak berada di bumi, melainkan berada di atas awan. Di istana awan, ada peraturan yang melarang para katak untuk tidak melihat ke bawah awan sebab, siapa yang melihat ke bawah akan masuk ke dalam jurang. Tetapi suatu saat, seekor katak yang bernama Doki nekat meloncati pagar istana dan melihat ke dunia manusia. Ketika Doki melihat ke bawah, Doki sangat terkejut. Ia melihat hamparan sawah hijau, perbukitan yang coklat, laut dan juga sungai yang berwarna biru jernih. Doki tertarik untuk pergi ke dunia manusia. Maka, diapun bercerita kepada teman-temannya, "Kalau jurangnya seperti itu, aku rela jatuh kesana" kata Doki. "Siapa yang mau ikut aku pergi ke dunia manusia?" tanya Doki. empat ekor kodok mengacungkan jarinya. "Besok akan hujan lebat, kita gunakan saja jembatan pelangi untuk turun ke sana. Esok harinya, para katak pun turun melalui jembatan pelangi. Mereka sangat senang bermain di dunia manusia. Karena sangat senang, mereka lupa untuk pulang ke istana awan. Jembatan pelangi sudah lenyap. Itulah sebabnya para katak selalu keluar saat hujan.

THE BEST FRIEND




THE BEST FRIEND


“Chanyeol, aku punya kabar buruk untukmu hari ini. Seohyun jatuh sakit dan harus di opname.” Kata Kris. Chanyeol dan Kris adalah dua orang yang bersahabat sejak kelas 1 SD. Kini mereka berdua bersekolah di SMPK BPK Penabur Bandung.
          “Bagaimana kalau hari ini kita semua menjenguk Seohyun?” Ajak Chanyeol kepada seluruh temannya di kelas. Yakni kelas 7I. Anak-anak di kelas 7I menyebut kelas mereka sendiri sebagai 7 Idiontzzz.  
          “Kami semua setuju.” Jawab seluruh murid 7I serempak. Mereka semua setuju karena mereka semua menyayangi Seohyun karena Seohyun adalah anak yang baik, rendah hati, pintar, juga cantik.
          Mereka semua berjanji akan bertemu di halaman sekolah sepulang sekolah nanti. Baru setelah itu mereka bersama-sama akan menuju ke rumah sakit. Sejak tadi, mereka semua sudah tidak sabar menanti bel pulang sekolah berdering. Tetapi sebelum bel sekolah berbunyi, mereka semua harus melewati pelajaran Biologi yang tidak mereka senangi. Hari ini, materi pelajaran Biologi adalah membedah katak.
          Di kelas 7I, tidak ada seorang muridpun yang menyukai pelajaran Biologi kecuali Seohyun. Gadis perempuan itu adalah satu-satunya orang di kelas 7I yang menyukai pelajaran Biologi.
          Pelajaran Biologi hari ini akan berlangsung selama dua setengah jam. Anak-anak tidak ada yang bisa membayangkan melihat bagian-bagian dalam tubuh katak. Karena melihat luarnya saja mereka semua sudah bergidik ngeri. Terutama Lay. Lay adalah anak kelas 7I yang paling jijik jika melihat katak. Berbeda sekali dengan Seohyun yang pecinta binatang terutama katak. Ia akan sangat senang jika bertemu dengan katak.
          Akhirnya tibalah saatnya pelajaran Biologi tersebut. Sebelum membedah katak, banyak anak-anak kelas 7I yang berpura-pura untuk ke belakang karena kebelet. Untunglah guru pelajaran Biologi, Pak Dio adalah seorang guru yang sangat baik hati. Setelah semua murid 7I kehabisan akal untuk mencari-cari alasan, Pak Dio segera memulai pelajaran Biologi.
          Sebelumnya, mereka setiap anak sudah ditugasi untuk membawa seekor katak hidup dari rumah mereka masing-masing. Setelah semua anak mengeluarkan katak yang mereka bawa dari rumah masing-masing, Pak Dio mulai membagikan jarum suntik yang sudah diisi dengan obat pembius dengan dosis yang sudah ditentukan. Pak Dio menyuruh semua murid untuk membius kataknya masing-masing dengan jarum suntik yang sudah diberi oleh Pak Dio melalui celah plastik.
          Setelah semua murid membius kataknya masing-masing dan memastikan katak milik mereka sudah terbius, semua murid disuruh untuk mengeluarkan katak milik mereka masing-masing dari plastik dan ditaruh di atas meja yang sudah diberi alas. Semua murid pun menuruti perintah dari Pak Dio. Setelah itu, mereka semua disuruh untuk membelek katak mereka masing-masing menggunakan pisau yang sudah disediakan dari sekolah.
          Baru saja melakukan tahap pertama itu, semua murid kelas 7I sudah bergidik ngeri.


 Terutama Lay si anti katak itu. Pak Dio yang melihat tingkah murid-muridnya itu hanya geleng-geleng kepala. Mereka belajar mengenai bagian dalam dari tubuh katak.
          Setelah pelajaran Biologi berjalan kurang lebih satu detengah jam, tiba-tiba dari belakang terdengar suara teriakan yang tak lain adalah suara Lay. Spontan semua orang yang ada di kelas itu melihat ke belakang. Lay masih tetap berteriak histeris. Semua orang yang melihat ke belakang ikut bergidik kecuali Pak Dio.
Katak milik Lay kembali tersadar dari biusan yang telah diberikan dan bersiap untuk loncat melarikan diri dari meja milik Lay. Dengan sigap Pak Dio berjalan ke belakang dengan membawa jarum suntik bekas membius tadi dan menusukkan jarum suntik tersebut langsung ke bagian jantungnya.
Setelah Pak Dio menusukkan jarum suntik ke bagian jantungnya, katak itu pun tidur dengan tenang untuk selama-lamanya. Anak-anak kelas 7I menangis tersedu-sedu melihat kejadian itu. Tapi ya mau tidak mau. Tidak ada cara lain selain menusuk jantungnya karena jika katak itu dibiarkan meloncat, kejadiannya akan lebih menakutkan lagi karena seluruh bagian dari katak itu akan keluar saat katak itu meloncat dan pada akhirnya katak itu juga akan mati seperti keadaanya saat ini.
Tak lama setelah itu, bel pulang sekolah pun berbunyi. Anak-anak langsung berhamburan ke luar kelas. Sesuai dengan perjanjian yang telah mereka buat saat istirahat tadi, mereka semua berkumpul di lapangan sekolah. Setelah sang ketua kelas yakni Sehun mengabsen mereka semua dan memastikan tidak ada yang tertinggal, mereka semua berangkat menuju rumah sakit Hasan Sadikin dengan menggunakan mobil Chanyeol dan Kris sebagai alat transportasi. Perjalanan dari SMPK BPK Penabur menuju rumah sakit Hasan Sadikin tidak terlalau jauh. Hanya sekitar 4 kilometer saja.
Saat melewati toko buah, mereka semua sepakat untuk turun sebentar membeli buah untuk diberikan kepada Seohyun saat tiba di rumah sakit nanti. Setelah membeli berbagai macam buah untuk Seohyun, mereka semua membayar di kasir menggunakan uang Sunny sahabat Seohyun dari TK. Setelah selesai membayar di kasir, mereka kembali naik mobil Chanyeol dan Kris untuk melanjutkan perjalanan.
Akhirnya saat yang mereka nantikan tiba. Di hadapan mereka, berdirilah gedung tinggi yang tak lain adalah rumah sakit Hasan Sadikin. Mereka segera memasuki gedung itu dan bertanya kepada suster letak ruangan dimana Seohyun dirawat. Ternyata Seohyun dirawat di ruang nomor 303. Ruangan 303 terletak di lantai 3.
Mereka semua naik lift untuk samai di lantai 3. Setelah sampai di lantai 3, mereka semua mencari ruangan nomor 303. Setelah menemukan ruangan nomor 303, Sunny mengetuk pintu kamudian membukanya. Terlihat di dalam ruangan tersebut ada Yuri dan Yoona yakni adik kembar dari Seohyun. Sedangkan ayah dan ibu dari Seohyun sedang keluar untuk membeli makanan guna makan mereka berlima. Yuri dan Yoona yang melihat kedatangan teman-teman dari kakaknya segera mempersilahkan mereka semua untuk masuk ke dalam ruangan tempat Seohyun dirawat.
Setelah dipersilahkan untuk masuk oleh Yuri dan Yoona, Sunny segera masuk ke dalam ruangan dimana sahabat terkasihnya dirawat. Ia segera berlari dan memeluk sahabatnya itu. Seohyun yang sedang berbaring di atas kasur rumah sakit, tersenyum melihat teman-teman yang dicintainya datang untuk menjenguknya. Ia segera bangkit dari tidurnya kemudian beranjak mengambil posisi duduk. Hyoyeon, teman sebangku Seohyun mewakili teman-temannya memberikan buah-buahan yang dalam perjalanan tadi mereka beli dengan uang Sunny. Seohyun mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada teman-temannya.
Teman-temannya, terutama Sunny sangat senang bisa membuat Seohyun tersenyum. Ternyata menurut hasil pemeriksaan dokter yang dilakukan kemarin lusa, Seohyun menderita penyakit demam berdarah dan typus. Mereka semua bercanda ria bersama Seohyun dengan maksud menghibur sekaligus memotivasi Seohyun agar cepat sembuh.
Ketika sedang bercanda ria bersama teman-temannya dan adik-adiknya, Seohyun terlihat sesak nafas sambil memegang dadanya. Dengan sigap Yoona berlari ke luar dan memanggil dokter. Sementara Yuri menjaga Seohyun di ruangannya. Tak lama kemudian Yoona kembali diikuti dokter dan suster di belakangnya. Dengan segera dokter memeriksa keadaan Seohyun.
Setelah dokter memeriksa keadaan Seohyun, tak lama kemudian dokter memberi instruksi kepada suster untuk memberi obat kepada Seohyun. Setelah selesai memberi instruksi kepada suster, dokter terlihat memanggil Yuri dan Yoona untuk ikut keluar dari ruangan bersamanya.
Setelah kurang lebih setengah jam bersama dokter, Yuri dan Yoona kembali ke dalam ruangan dengan wajah murung. Sunny, Taeyon, Tiffany dan Hyoyeon spontan bertanya tentang keadaan Seohyun kepada Yuri dan Yoona. Mereka berdua segera menjawab pertanyaan Sunny, Taeyon, Tiffany dan Hyoyeon dengan wajah yang masih murung.
“Kata dokter, penyakit asma Kak Seohyun mulai kambuh karena penyakit DBD dan typus yang terus menyerang tubuh Kak Seohyun” kata Yuri dan Yoona
“Memangnya Seohyun punya penyakit asma? Kok dia tidak pernah cerita kepada kami?” Jawab Sunny
“Kak Seohyun menderita asma sejak kelas 4 SD. Saat itu Kak Seohyun sedang berada di jalan raya dimana tiba-tiba ada motor berkecepatan tinggi lewat di hadapan Kak Seohyun. Saat itu Kak Seohyun sedang menunggu angkot untuk pulang ke rumah. Saat tiba di rumah, Kak Seohyun langsung memegang dadanya dan batuk-batuk. Segera oleh ayah dan ibu dibawa ke klinik Sentosa Sehat. Ketika Kak Seohyun selesai di periksa, dokter memberikan resep untuk ditebus di Apotik dan berkata bahwa Kak Seohyun menderita penyakit asma.” Kali ini Yoona yang menjawab pertanyaan Sunny.
“Kenapa kamu tidak pernah cerita sama kami semua Yun?” Tanya Hyoyeon kepada Seohyun.
“Aku tidak ingin membuat kalian semua kawatir karena aku menyayangi kalian semua melebihi aku menyayangi diriku sendiri.” Jawab Seohyun
“Kita semua kan sahabat. Jadi sudah seharusnya kita semua saling memberi tahu jika terjadi sesuatu pada diri kita.” Kata Tiffany
“Ya, aku tahu teman-teman. Maafkan aku ya... Aku berjanji, aku tidak akan mengulanginya lagi mulai sekarang.” Jawab Seohyun
Tak lama ketika mereka semua selesai ngobrol, ayah dan ibu Seohyun yakni Pak Baek Hyun dan Ibu Min-Ah  datang membawa makan siang.
“Siang Pa, Bu.” Sapa Sunny mewakili teman-temannya.
“Oh siang anak-anak. Ternyata ada kalian di sini. Sudah lama? Mengapa tidak bilang pada ibu kalau kalian ingin ke sini? Tahu begitu kan Ibu dan Bapak bisa membelikan makan siang untuk kalian. Iya kan Pak?”
“Iya. Mengapa kalian tidak bilang kepada kami?” Tanya Pak Baek Hyun.
“Sudah Bu, kami sudah agak lama di sini. Gak usah repot-repot kok Bu, Pa. Sebentar lagi juga kami akan pulang. Kasihan Seohyun. Dia juga perlu istirahat.” Jawab Tiffany mewakili teman-temannya.
“Ya sudah Bu, Pak, kami pulang dulu ya... Kapan-kapan kami pasti ke sini lagi kok..”  Janji Kai kepada Ibu dan Bapa Seohyun
“Ya sudah. Hati-hati di jalan ya anak-anak... Maaf dari tadi kami belum bisa menemani kalian di sini.” Jawab Ibu Min-Ah
“Tidak apa-apa kok Bu. Kami di sini kan hanya ingin menjenguk sahabat kami yang sedang sakit. Bukan untuk menuntut banyak hal kepada keluarga Bapak Baek Hyun dan Ibu Min-Ah.” Jawab Xiu Min mewakili teman-temannya.”
“Ya sudah. Kami pulang dulu ya Pak, Bu” Kata Luhan dan Sunny
“Cepat sembuh ya Yun.......” Kata teman-temannya serempak
“Makasih ya teman-teman. Kalian sudah menyempatkan waktu kalian untuk menjengukku.” Kata Seohyun
“Kami pulang dulu ya Yun... Kalau sempat kami pasti akan kembali ke sini.. Tapi jangan berharap kami akan kembali ke sini ya... Karena jika kamu menunggu kehadiran kami berarti kamu gak berharap untuk sembuh donkk... hahahaha.... Just Kidding... Dont be angry ya...” Kata Chen mengajak Seohyun bercanda
“Hahahaha.... Iya... Sekali lagi makasih ya teman-teman...”
“Iya... Sama-sama. God Bless You allways ya..” Kata Tao, Chen, dan Luhan.
“Bye...” Kata Sunny
“Bye...” Jawab Seohyun
Setelah mereka semua selesai menjenguk Seohyun, mereka semua kembali menaiki mobil Chanyeol dan Kris sebagai alat transportasi. Mereka berpisah di perempatan jalan dan kembali ke rumah masing-masing. Saat itu jam menunjukkan pukul 12.30 siang.
Setelah sampai di rumah, Tao segera mencari mamanya karena saat ia masuk memberi salam mamanya tidak menjawab. Padahal biasanya ketika Tao memberi salam, mamanya tidak pernah tidak menjawab salamnya.
Ia mencari mamanya ke dalam kamar mamanya tetapi tidak ada. Kemudian ia juga menanyakan kepada Bi So Jin tentang keberadaan mamanya karena biasanya jika mamanya pergi, mamanya akan selalu memberi kabar padanya tetapi kali ini tidak. Tao semakin panik karena masalah mamanya ini. Ternyata Bi So Jin juga tidak mengetahui keberadaan mamanya.
“Setahu Bibi, Nyonya Ji-Hae hari ini belum keluar rumah karena mobilnya sedang digunakan oleh Tuan.” Jawab Bi So Jin
Tao melanjutkan pencariannya terhadap mamanya di rumahnya dengan bertanya kepada Pak Junsu supir pribadi keluarganya.
Tetapi jawaban dari Pak Junsu mirip dengan jawaban Bi So-Jin
“Hari ini Nyonya Ji-Hae belum keluar dari rumah. Karena mobil yang satu sedang di service di bengkel Kawasaki tadi pagi dan yang satu sedang digunakan oleh Tuan.” Jawab Pak Junsu.
“Terima kasih atas keterangannya ya Pak” Kata Tao
“Sama-sama Tuan...” Jawab Pak Junsu
Setelah mendapat penjelasan dari Bi So Jin dan Pak Junsu, Tao menuju ke kamarnya dan segera merogoh kantung celananya untuk mengambil HP. Sesudah itu ia segera mencari nomor Chen sahabat sejatinya sejak kelas 2 untuk meminta bantuan.
Setelah menemukan nomor Chen, ia segera memencet tombol hijau bergambar telepon untuk menelepon Chen.
“Halo selamat siang. Benarkah ini dengan Chen?”
“Siang. Iya ini Chen. Ini Tao ya??”
“iya ini aku Tao. Aku ingin meminta bantuan kepadamu. Kamu lagi sibuk gak sekarang.”
“Gak kok aku gak lagi sibuk. Memangnya apa yang bisa aku bantu???”
“Kamu ke rumah aku aja sekarang. Biar aku jelasin di sini. Masalahnya panjang dan rumit. Jadi kalau aku beri tahu di sini akan sulit untuk di mengerti.”
“Oke. Aku ajak Chanyeol, Kris, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min dan Luhan.
“Iya. Cepat ya.. Ini sangat penting”
“Iya. Gak lama kok....”
Tak lama kemudian, Chen, Chanyeol, Kris, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min dan Luhan tiba di rumah Tao. Tao dengan tergesa-gesa segera menuju ke depan dan membukakan pintu untuk sahabat-sahabatnya kemudian mengajak mereka semua ke kamarnya.
“Tadi saat aku pulang, aku mengucapkan salam. Tapi ibu tidak menjawab salamku padahal biasanya ibu selalu menjawab salamku. Dan jikalau ibu pergi, ia selalu pamit dahulu kepadaku melalui cara apapun. Tapi kali ini Ibu sama sekali tidak memberi jejak sedikit pun.” Jelas Tao kepada teman-temannya.
“Kamu sudah tanyakan kepada Bi So Jin dan Pak Junsu?” Kata Chanyeol
“Sudah. Tapi mereka berdua sama-sama memberi keterangan bahwa hari ini Ibu belum keluar rumah.”
“Kamu sudah mencari di sini??” Jawab Kris
“Aku sudah mencari ke tempat di mana biasanya ibu berada. Seperti di kamarnya, di ruang keluarga, dan lain-lain.”
“Ya sudah. Bagaimana kalau sekarang kita cari lagi bersama-sama dengan tidak berpencar. Agar kita bisa saling mengingatkan jika ada satu sudut ruangan yang tidak sengaja terlewat” Usul Kai
“Oke. Kita mulai dari sana ya..”
“Oke”
Mereka bersama-sama mencari Ibu Ji-Hae yakni Ibu Tao mulai dari pintu masuk hingga ke lantai 5.
Saat mereka sampai di lantai 3 di mana di lantai 3 tersebut terletak kamar Ibu Ji-Hae, mereka semua tidak sadar bahwa ada 1 ruangan yakni kamar mandi yang mereka lewatkan tanpa di lihat.
Saat mereka semua sudah sampai di lantai 4, Sehun teringat dengan kamar mandi di mana jika mereka bermain ke rumah Tao dan ingin ke kamar mandi, selalu kamar mandi itu yang mereka gunakan. Sehun segera mengingatkan teman-temannya dengan kamar mandi yang sedang ada di benaknya.
Tao dan teman-temannya segera berlari menuju lantai 3 di mana kamar mandi itu terletak. Saat di buka, kamar mandi itu terkunci dari dalam dan tidak bisa dibuka oleh mereka semua. Itu artinya, Ibu Ji-Hae berada di dalam kamar mandi dan terjadi seduatu dengannya. Saking paniknya, Tao segera membuka paksa pintu kamar mandi itu.
Betapa kagetnya ia dan teman-temannya setelah Tao berhasil membuka paksa pintu kamar mandi itu. Mereka semua menyaksikan kejadian yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka semua melihat Ibu Ji-Hae tergeletak di lantai kamar mandi dengan mulut terbuka dan mengeluarkan busa.
Dengan segera Tao dan teman-temannya membawa Ibu Ji-Hae ke mobil Chanyeol dan segera membawanya ke rumah sakit Hasan Sadikin tempat Seohyun dirawat.
Setelah diperiksa dokter, ternyata Ibu Ji-Hae oferdosis obat penahan sakit di kepalanya sehingga Ibu Ji-Hae harus diopname di ruangan 304. Tao tak henti-hentinya menangis di samping ibunya. Tetapi untunglah Tao mempunyai teman-teman yang sangat setia kepadanya. Sehingga ia sudah tak terlalu sedih lagi karena ada sahabat-sahabatnya yang siap memberikan hiburan dan motivasi kepada Tao.
Ketika hari semakin sore, teman-temannya pamit untuk pulang karena takut ibu mereka kawatir dengan keadaan mereka dan berjanji besok mereka semua akan kembali ke sini. Tak lama setelah teman-temannya pulang, terdengar pintu diketuk. Ternyata Seohyun.
“Tao, jangan bersedih terus ya... Aku yakin, ibumu pasti sebentar lagi akan sadarkan diri dan akan cepat sembuh dari sakitnya.”
“Makasih ya.. Kamu memang sahabat yang baik. Padahal kamu lagi sakit. Tapi kamu masih bisa menyempatkan waktu istirahatmu untuk menjenguk ibuku.”
“Sebagai sahabat, kita harus saling membantu. Tadi siang juga kamu sudah menyempatkan waktumu untuk menjengukku kan??? Sekarang biarkan aku untuk membalas budi padamu.”
Ketika mereka berdua sedang  bercakap-cakap, tiba-tiba tangan Tao ada yang menggenggam. Ternyata yang menggenggam tangan Tao adalah Ibu Ji-Hae. Ibu Ji-Hae telah sadarkan diri. Tao yang melihat itu sangat senang. Ia lalu memeluk dan mencium ibunya. Seohyun yang melihat itu juga ikut senang. Ia segera memberi salam pada Ibu Ji-Hae. Ibu Ji-Hae yang melihat kedatangan Seohyun segera menjawab salam Seohyun kemudian berterima kasih karena walaupun sedang sakit Seohyun bersedia untuk datang menjenguknya.
          Karena merasa hari sudah malam, Seohyun berpamitan kepada Ibu Ji-Hae dan Tao untuk kembali ke ruangannya. Setelah berpamitan kepada Ibu Ji-Hae dan Tao, Seohyun pun kembali ke ruangan tempat ia dirawat. Setelah Seohyun meninggalkan ruangan tempat Ibu Ji-Hae dirawat, Tao pamit keluar untuk membeli makanan untuk ia dan ibunya.
          Setelah Tao keluar dari ruangan tempat ibunya dirawat, tak lama kemudian terdengar pintu diketuk. Ibu Ji-Hae mempersilahkan orang yang ada di balik pintu tersebut untuk masuk ke dalam ruangannya. Ternyata yang mengetuk pintu barusan adalah suster rumah sakit. Ia ingin memberi obat kepada Ibu Ji-Hae. Obat itu harus diminum setelah selesai makan malam.
          Tak lama setelah suster itu memberikan obat kepada Ibu Ji-Hae,Tao kembali ke ruangan membawa keresek yang berisi makanan untuk ia dan ibunya. Setelah suster yang tadi memberi obat keluar dari ruangan, Tao membuka keresek itu dan mengeluarkan isinya. Ternyata Tao membelikan makanan kesukaan ibunya yang tak lain adalah sayur asam. Dengan semangat Ibu Ji-Hae melahap habis makanan yang diberikan oleh Tao.
          Setelah selesai menyantap makanan yang diberikan oleh Tao, Ibu Ji-Hae mandi malam. Tak lama setelah Ibu Ji-Hae selesai mandi, ia dan Tao beristirahat agar esoknya bisa bangun dengan segar. Tetapi sebelumnya mereka berdua tidak lupa berdoa sebelum tidur agar Tuhan YME melindungi mereka hingga mereka bangun di keesokkan hari yang akan datang.
          Karena tidak disediakan tempat tidur untuk yang menunggu, Tao tidur di sofa yang ada di kamar Ibu Ji-Hae.

          Keesokan harinya, ketika Tao terbangun dari tidur nyenyaknya semalam, ia melihat HP nya. Ternyata, saking nyenyak tidurnya, ia tidak mendengar bunyi SMS dari teman-temannya yang ternyata semuanya berjumlah 10 SMS. Ternyata, 3 dari Kai, 2 dari Kris, 4 dari Chanyeol, dan 1 dari Luhan. Mereka semua ingin menjenguk Ibu Ji-Hae sekalian menjenguk Seohyun makanya mereka semua menanyakan apakah Tao dan Ibu Ji-Hae sudah belum ataukah belum terbangun dari tidurnya.
          Menyadari hal itu, ia segera beranjak dari sofa dan menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Kemudian ia meminta kepada pihak rumah sakit agar dibuatkan sarapan untuk ia dan ibunya. Sementara menunggu sarapan untuknya dan ibunya jadi, Tao menggunakan kesempatan itu untuk mandi agar ketika teman-temannya datang ia sudah tidak terlihat baru bangun tidur. Rencananya teman-temannya akan datang menjenguk ibunya pukul sembilan karena hari ini adalah hari Minggu.
          Setelah selesai mandi, Tao menggunakan baju oleh-oleh yang diberikan oleh Tiffany sewaktu berlibur ke Bali. Tak lama setelah Tao keluar dari kamar mandi, terdengar pintu diketuk. Tao segera membukakan pintu dan mempersilahkan orang yang berada di luar untuk masuk. Ternyata orang tersebut adalah suster yang ingin mengantarkan sarapan yang belum lama dipesan oleh Tao.
“Permisi Tuan, ini sarapan yang barusan dipesan oleh Tuan.”
“Iya. Terima kasih. Apa menu sarapan untuk hari ini?”
“Menu sarapan untuk hari ini adalah nasi goreng spesial Tuan. Setelah Ibu Ji-Hae selesai sarapan, tolong hubungi kami agar pihak rumah sakit bisa memberikan obat untuk Ibu Ji-Hae.”
“Ya sudah. Terima kasih.”
“Sama-sama Tuan.”
Setelah suster rumah sakit yang mengantarkan sarapan untuk Tao dan Ibu Ji-Hae keluar dari ruangan Ibu Ji-Hae, Tao segera membangunkan Ibunya untuk menyantap menu sarapan hari ini bersamanya.
Ibunya segera bangun dan mencuci mukanya di kamar mandi agar terlihat lebih fresh. Setelah mencuci muka, Ibu Ji-Hae segera menyantap menu sarapannya bersama Tao. Mereka selesai menyantap menu sarapan mereka pada pukul setengah sembilan. Tao segera menyuruh ibunya utuk mandi terlebih dahulu karena sebentar lagi teman-temannya akan datang menjenguk ibunya.
Tak lama setelah ibunya selesai mandi, terdengar suara pintu diketuk. Tao segera membukakan pintu. Ternyata teman-temannya sudah datang. Tetapi Tao merasa ada yang kurang di antara sahabat-sahabatnya yang datang hari ini.
“Kok aku merasa ada yang tidak hadir ya di antara kalian semua.”
“Iya. Kamu benar Tao. Sunny hari ini tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga mendadak di Jakarta.” Jawab Chanyeol
“Ohhhh....”
“Kamu tidak marah terhadap Sunny karena ia tidak bisa hadir saat ini kan??” Tanya Kris
“Tidak kok. Aku bisa memakluminya.”
“Baguslah kalau begitu”
Ketika mereka semua sedang asyik berbicara, tiba-tiba terdengar suara deringan HP. Ternyata HP Tao berdering. Ada yang menelepon. Tao bergegas meraih HP nya dan melihat siapa yang menelepon dirinya. Ternyata yang menelepon dirinya adalah Sunny.
“Halo Tao, maaf ya aku tidak bisa datang untuk menjenguk ibumu karena aku ada urusan keluarga mendadak di Jakarta.”
          “Gak apa-apa kok. Aku bisa mengerti kondisimu.”
“Tapi kamu tidak marah kepadaku kan?”
“Tidak. Buat apa aku marah terhadap kamu? Itu kan juga bukan salahmu. Kamu kan tidak mengetahui bahwa ini semua akan terjadi. Jadi apa yang harus dipersalahkan?”
          “Terima kasih ya Tao. Kamu bisa mengerti kondisiku."
“Kita kan sahabat. Jadi kita semua harus saling mengerti keadaan satu sama lain. Kejadian ini kan terjadi tanpa disengaja.”
“Ya sudah. Sudah dulu ya... Aku ingin ke rumah nenekku dulu.”
“Bye...”
“Bye...”
Sahabat-sahabat Tao menjenguk Ibu Ji-Hae selama kurang lebih dua setengah jam. Setelah mereka berpamitan kepada Ibu Ji-Hae, mereka semua menjenguk Seohyun di ruangan 303. Ternyata Seohyun sedang buang air di kamar mandi. Sambil menunggu Seohyun keluar dari kamar mandi, mereka semua termasuk Tao mengobrol.
“Tao, besok kan di sekolah ada test menyanyi. Kamu masuk sekolah gak?” Tanya Suho
“Inginnya sih begitu. Tapi siapa yang akan menjaga mamaku di rumah sakit?”
“Tenang Tuan. Hari ini Ibu Ji-Hae sudah bisa pulang ke rumah karena keadaannya sudah membaik. Hanya saja Ibu Ji-Hae masih membutuhkan banyak istirahat di rumah. Jadi Tuan tidak perlu kawatir lagi.” Tiba-tiba  suster dari pihak rumah sakit yang ternyata bernama Jessica muncul membawa kabar gembira itu.
“Makasih ya sus atas kabar gembira ini.”
“Sama-sama.”
“Kapan ibu saya bisa dibawa pulang dari sini?”
“Setelah Tuan menyelesaikan biaya administrasi dan Ibu Ji-Hae meminum obatnya.”
Tak lama satelah mereka berbincang-bincang tentang kabar gembira ini, Seohyun keluar dari kamar mandi. Seohyun ternyata mendengar semua pembicaraan mereka semua dari kamar mandi. Ia pun memberikan selamat kepada Tao dan mengucapkan terima kasih kepada semuanya karena telah mau menjenguk dirinya kembali padahal esoknya mereka semua akan ada test menyanyi di sekolah.
Tak lama, terdengar bunyi SMS di HP Seohyun. Dengan segera, Seohyun segera meraih HP nya yang ia simpan di meja kecil yang ada di sebelah tempat tidurnya. Ternyata SMS itu dari Sunny.
“Maaf ya Yun. Hari ini aku tidak bisa datang menjengukmu. Apakah kamu marah kepadaku? Kok sejak tadi aku meneleponmu tetapi tidak ada jawaban darimu. Ini adalah usaha terakhirku untuk mengucapkan maaf kepadamu. Tidak ada cara lain lagi untuk aku meminta maaf kepadamu. Aku harap kamu akan menjawab usaha terakhirku ini. Sekali lagi aku minta maaf karena aku ada urusan keluarga mendadak di Jakarta. Nenekku pukul 8 pagi tadi telah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu aku tidak sempat mampir dan mengucapkan maaf kepada kalian. Aku harap kamu mau memaafkanku”
Setelah membaca SMS dari Sunny, Seohyun sangat menyesal karena sejak tadi ia tidak mendengar bunyi telepon dari Sunny hingga ia merasa sangat bersalah kepadanya. Padahal ia baru saja tertimpa musibah. Oleh karena itu, ia segera membalas SMS dari Sunny.
“Justru seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu. Sebenarnya aku tidak mendengar suara handphoneku karena aku sedang di kamar mandi untuk buang air. Tetapi mengapa kamu tidak memberi tahu kami tentang kabar buruk itu? Kita kan sahabatmu. Kita pasti akan berusaha untuk menghiburmu bahkan siapa tahu kami semua bisa datang untuk melayat nenekmu. Karena sebenarnya aku dan Ibu Ji-Hae telah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Maaf karena kami baru bisa menyampaikan kabar ini kepadamu. Jadi, bolehkah kami ikut  melayat nenekmu? Aku mohon agar kamu mengijinkannya.”
Setelah membalas SMS Sunny, Seohyun segera menyampaikan kabar duka itu kepada sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabatnya berharap agar Sunny mengijinkan mereka semua untuk ikut melayat neneknya.
Tidak lama, terdengar kembali deringan HP Seohyun. Ia segera meraih kembali HP nya yang tadi telah ia simpan di meja kecil di sebelah tempat tidurnya.
“Ohh... Jadi kamu dan Ibu Ji-Hae sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit? Selamat ya... Aku tidak melarang kalau kalian ingin ikut melayat nenekku. Tapi bukannya kamu masih perlu banyak istirahat? Terima kasih ya... Kalian memang sahabat sejati. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidupku tanpa kalian semua. Mungkin sekarang aku sudah terlalu larut dalam kesedihan ini. Kalian tahu sendiri kan... Aku sangat dekat dengan nenekku. Apalagi ketika ayahku sudah tiada dan ibuku sedang ada di China saat itu. Nenekkulah yang menghiburku dan mendengarkan semua isak tangisku selama beberapa hari itu. Sejak saat itu lah aku menjadi sangat dekat dengan nenekku. Ia adala segalanya bagiku. Hari ini aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai.”
Setelah membaca SMS dari Sunny, mata Seohyun dan sahabat-sahabatnya merasakan cairan hangat yang keluar dari mata mereka. Mereka semua berencana untuk segera menuju Jakarta ketika Sohyun dan Ibu Ji-Hae diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Rencananya mereka semua akan pergi ke Jakarta menggunakan mobil Kai, Kris, dan Chanyeol sebagai alat transportasi. Setelah membicarakan semua keperluan yang akan diperlukan selama perjalanan, Seohyun kembali mengetik SMS di HP nya untuk Sunny.
“Tidak kok. Aku sudah tidak apa-apa. Besok juga aku sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah oleh dokter. Oh iya, kami semua akan berangkat dari sini kurang lebih pukul setengah dua siang. Setelah aku dan Ibu Ji-Hae keluar dari rumah sakit. Teteapi sebelumnya aku ingin bertanya, dimana alamat pasti tempat nenekmu dirawat? Jadi kami tidak perlu repot ketika kami sudah samapai di Jakarta nanti. Maaf jika sejak tadi SMS ku mengusik pikiranmu. Tapi aku mohon, kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan ini. Kami di sini berjanji untuk selalu ada untukmu dalam suka maupun duka yang kamu alami.”
Setelah itu, mereka semua bersiap-siap untuk melayat nenek dari Sunny nanti. Rencana mereka akan ikut membantu biaya pemakaman nenek dari Sunny dengan uang jajan mereka. Mereka semua rela untuk memberikan semua uang jajan mereka hanya untuk sahabat sejatinya yakni Sunny.
Tak lama kemudian, terdengar kembali suara pintu diketuk. Seohyun segera membukanya. Ternyata yang mengetuk pintu barusan adalah Jessica yakni suster rumah sakit. Ia menyatakan  bahwa Seohyun dan Ibu Ji-Hae sudah diijinkan untuk keluar dari rumah sakit.
Mereka semua sangat senang mendengarnya. Seohyun dan teman-temannya segera pulang ke rumah masing-masing dengan terburu-buru. Mereka ingin cepat-cepat sampai di Jakarta untuk bertemu dengan Sunny sahabat mereka.
Selama perjalanan pulang, Seohyun sangat kawatir karena sejak tadi SMS yang ia kirimkan untuk Sunny belum juga dibalas. Maka ia pun  mengetik kembali SMS untuk Sunny. Seohyun sangat kawatir terjadi sesuatu dengan Sunny.
Tak lama setelah Seohyun mengetik SMS untuk Sunny, Sunny pun segera membalasnya.
“Maaf ya Yun. Tadi aku sedang sembayang nenekku. Nanti malam ada sekali lagi. Aku membuat kalian kawatir ya? Alamatnya di Jalan Jendral Sudirman dekat Bandara Sukarno Hatta. Kamu sudah keluar dari rumah sakit? Kalau sudah syukur. Kalian berangkat dengan siapa saja? Tapi nanti aku lihat sendiri saja. Karena sesudah ini aku harus mengurus pemakaman nenekku. Jadi SMS yang kali ini tidak usah dibalas. Sampai ketemu di sini ya.... Bye...”
Setelah membaca SMS dari Sunny, Sohyun lega sekali karena ternyata shabatnya itu baik-baik saja.
Sesampainya di rumah, Sohyun bersiap-siap untuk pergi ke Jakarta nanti. Ia menyiapkan segala barang-barang yang akan dibutuhkan selama di perjalanan nanti.
Lalu dia menelpon Chanyeol.
“Yoboseyo...” kata Chanyeol.
“Yeolliee...kau sudah siaaappp...???” kata Seohyun memanjangkan perkataannya.
“Udaaaaahhh....” balas Chanyeol tak kalah panjang.
“Bagus..sekarang telpon si kebo!”
“Kebo siapa ya? Baru denger tuh...! lagian, masa kebo ditelpon, emang kebo gaul banget ya, jadi punya handphone?” tanya Chanyeol.
“Ish bukan, maksud aku itu si Kris. Dia kan tukang tidur...siapa tahu aja dia belum bangun...nanti kamu ama Kris jemput aku ke rumahku aja, Ok?”
“Siap bosss...!” kata Chanyeol lalu mengakhiri perkataannya dengan Seohyun.
Lalu giliran Chanyeol yang menelpon si Kris.
“Yoboseyoo...” kata Kris.
“Kriiss...kamu udah bangun? Udah siap?”
“Udah kali...sampai-sampai kau saja tidak sadar aku udah di belakangmu!”
Chanyeol menengok ke belakangnya.
“Emaaaaakkk....! dosa apa yang kulakukan sehingga aku jadi jantungaaan!!!” kata Chanyeol latah.
“Hahaha...makanya! jadi orang tuuh..kamu gak nyadar ya dari tadi aku ngedengerin pembicaraan kamu sama si Seororo itu!”
“Pantesan feeling aku kayak ada orang di belakang aku! Kamu masuk dari mana?” tanya Chanyeol.
“Dari jendela kamu, aku manjat!”
“Mwoooo....!”
“Hihihi ya enggaklah,  aku udah dapet ijin dari mama kamu!”
Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me~
Handphone Chanyeol berbunyi dan Chanyeol langsung mengangkatnya.
“Yobo...” sebelum Chanyeol meneruskan perkataannya, orang yang menelponnya sudah teriak-teriak.
“Park Chanyeol...KENAPA LAMA SEKALIII.......!” bentak Seohyun.
“Ehehehe...sorry...aku ke sana ama si Wu Fan!”
“Hah? Wu Fan siapa Nyo?”
“Kriiiissssss........! udah ah...aku mau jemput kamu.”
“Si Seororo nelpon terus marah-marah gaje, udah yuk, pergi jemput dia!” kata Chanyeol sambil menarik-narik tangan sobatnya.
Akhirnya mereka berdua pergi ke rumah Seohyun dengan bajaj *eh salah, mobil sedan ketang*
Tampak di depan rumah Seohyun, si Seohyun sudah menunggu sambil melipat tangannya.
“Kris...kamu aja yang jemput dia! Aku takut kena amarahnya lagiii!” kata Chanyeol yang duduk di sebelah supir langsung bersembunyi.
“Ih, embung teuing! Gimana kalau Pak Seung-Ri aja yang jemput dia!” usul Kris.
Pak Seung-Ri yang menjadi supir keluarga Park hanya geleng-geleng kepala.
Akhirnya Pak Seung-Ri sendiri yang langsung keluar menjemput Seohyun.
“Nona, saya diperintahkan Tuan muda Chanyeol untuk menjemput anda.”
“Lho? Chanyeol dan Kris kemana?”
“Mereka tidak berani keluar, Nona.”
“Oh..” Seohyun langsung masuk ke dalam mobil.
Seohyun melirik ke arah Kris yang di sebelahnya.
“Eeng...siang Seo..apa kabar?” tanya Kris takut-takut.
“Baik banget, kamu sendiri?” balas Seo ramah.
Lha, ini anak salah makan obat kali ya? Pikir Kris.
“Kok gak dijawab?” tanya Seo.
“Eh? Ba..baik...” jawab Kris gegelapan.
“Baik, ayo berangkat!” kata Seohyun pada Pak Seung-Ri.
Akhirnya Pak Seung-Ri memajukan mobilnya dan langsung menuju DJakarta.
Perjalanan dari Bandung sampai Jakarta memakan waktu hanya 1 jam. Selama di perjalanan, mereka semua melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Mau tahu?
Seohyun    : dengarkan lagu di Ipod, SNSD-Kissing You
Chanyeol   : main game di Ipadnya.
Kris            : tertidur lelap J
Seung-Ri   : fokus menyetir (yaiyalah namanya juga supir)
          Tak terasa mereka sudah sampai di Jakarta. Mereka pun langsung menuju ke rumah kakek-nenek Sunny. Di sana, banyak sekali sahabat-sahabat mereka yakni:Chen, Suho, Kai, Sehun, Lay, Xiu Min, Luhan, Tao, dan Hyo Yeon.
“Annyeong...kalian ternyata sudah sampai lebih dulu dari kita!” kata Chanyeol yang duluan menginjakkan kaki (?) di rumah kakek-nenek Sunny.
“Huh, kalian lama sekali sih! Kami tungguin dari tadi sampai si Kai sudah menghabisi setoples chocolate cookies yang seharusnya untuk bersama!” omel Luhan.
“Yeh...kalau lama itu wajar...orang kita berangkat dari Bandung ke Jakarta. 1 jam kan?” kata Kris.
“Katanya mau berangkat jam setengah 3, mestinya udah nyampe jam setengah 4. Liat udah jam berapaaa!!!” keluh Sehun.
Kris, Chanyeol, dan Seohyun melihat jam tangannya. Jam setengah  limaaa!
“Kalau mau nyalahin, nyalahin aja tuh si Chanyeol dan Kris! Mereka yang lama ke rumah akuu...” kata Seohyun sambil menunjukkan puppy eyesnya.
“Hah? Jadi nyalahin aku, mestinya nyalahin si  keb...eh, Kris!” elak Chanyeol.
“Huh, kamu yang lama. Aku udah nungguin dari tadi di rumah kamu, malah sibuk teleponan!”
Chanyeol, Kris, dan Seohyun terus meributkan siapa yang bersalah.  Teman-temannya menepuk dahi mereka. Haduh...mereka niat ngejenguk gak sih, pikir mereka.
“Udah guys...jangan bertengkar terus..kalian mau ngejenguk Sunny kan? Malah bertengkar, deh!” lerai Xiu Min yang sudah bosan dengan pertengkaran mereka.
“Eh..iya...KAMI LUPAAA!!! MANA SUNNY???” sadar ketiga ekor orang itu.
“Ck...ya di rumahnya lah..udah sana! Sunny udah nyariin terus. Terutama si Seo!” suruh Hyo Yeon.
Akhirnya mereka bertiga langsung masuk ke rumah Sunny dan bertemu dengan Sunny.
Mata Sunny terlihat sembab dan bengkak karena menangis terus. Chanyeol, Kris, terutama Seohyun merasa kasihan pada Sunny.
“Udah Sunny, relakan saja nenekmu....beliau sudah damai di Surga. Dan beliau tidak ingin melihat cucunya ini bersedih terus...mana Sunny yang dulu? Sunny yang selalu ceria, baik hati, dan imut?” kata Chanyeol sambil menepuk pundak Sunny.
“Iya Sunny...jangan nangis lagi yaa...nanti aku beliin balon sama es krim deh, asal Sunny gak nangis lagi!” tenang Seohyun.
Sunny yang mendengarnya ingin tertawa.
“Emang aku anak kecil apa, masih dibeliin balon dan es krim?” tanya Sunny.
“Ya jelas, orang kamu nangis terus. Ya satu-satunya cara buat nenangin anak kecil adalah dengan dibelikan es krim dan balon tentunyaaa!” kata Kris tertawa.
Sunny langsung menjitak kepala Kris. Kris langsung mengeluarkan lidahnya.
“Nah...senang ngelihat kamu kembali!” kata Tao
Sunny yang mendengar perkataan Tao tersenyum.